Berita Kampus

Aji: LGBT Muncul Karena Desakan Masyarakat

Warna pelangi, merupakan salah satu simbol LGBT

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Setelah membahas LGBT dari sudut pandang Psikologi. Kali ini Sketsa membahasnya dari ilmu Sosiologi. Dikatakan bahwa munculnya LGBT sebagai akibat dari tekanan maupun desakan masyarakat itu sendiri.

Aji Qamara, dosen prodi Sosiatri mengatakan bahwa LGBT tidak boleh dijadikan musuh. Sebab, hal itu justru menimbulkan dikotomi antara pihak LGBT dengan masyarakat. “Seharusnya kita bisa memberi solusi, bukannya melakukan penghukuman,” katanya.

Ia mengatakan, LGBT muncul ke permukaan karena tindakan sosial. Mereka punya satu suara yang sama hingga mampu membuat perkumpulan. Lalu, ketika masyarakat menolak kehadirannya. Mereka lantas melakukan sebuah tindakan untuk mengundang respon masyarakat agar diakui keberadaannya.

Perlakuan diskriminatif terhadap mereka yang orientasinya berbeda, tak jarang dilakukan masyarakat. Misalnya, seorang laki-laki yang perilakunya feminim. Tak jarang lingkungannya justru meledek. Padahal itu justru memicu kemunculan perkumpulan serupa. Adapun labelling, yakni julukan yang diberikan kepada seseorang. Dikatakan Aji, bahwa labelling juga menjadi salah satu faktor munculnya LGBT.

Dalam Sosiologi dikenal istilah penyimpangan sosial. Yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat. LGBT dapat dikatakan sebagai penyimpangan sosial. “Tergantung masyarakat mana yang memandang. Masyarakat Samarinda bisa saja bilang sebagai penyimpangan sosial. Tapi belum tentu dengan kelompok masyarakat lain,” tambah dosen berkacamata itu.

Dalam menangani masalah ini, Aji mengatakan institusi sosial memiliki peranan penting. Mereka harus bekerja sama. Dimulai dari institusi keluarga yang menanamkan pada anak mengenai baik buruknya sebuah tindakan. Hingga institusi politik guna membuat kebijakan yang relevan. “Bagaimana pemerintah membuat kebijakan tentang LGBT ini. Dilegalkan atau tidak, tergantung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah,” ujar dosen berhijab tersebut. (bru, e1)



Kolom Komentar

Share this article