Berita Kampus

3 Mahasiswa Terjerat Narkoba, Masjaya: Saya Baru Tahu

Tiga mahasiswa Unmul yang tertangkap hendak pesta ganja (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sivitas Unmul baru-baru ini dikejutkan dengan kabar penangkapan tiga orang mahasiswa yang dibekuk saat akan berpesta ganja. Dua diantaranya mengaku sebagai mahasiswa semester satu Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi, sedang satu diantaranya menyebut berasal dari Fakultas Hukum dan tengah berada di semester tiga.  

Kasus ini tentu mencoreng nama baik Unmul yang sudah mengantongi akreditasi A dalam upayanya membangun kampus berkelas internasional suatu hari nanti.

Ditemui Sketsa pada Selasa (28/11) Rektor Masjaya mengaku belum mengetahui kabar tersebut. “Belum, baru dengar ini,” ujarnya.

“Kalau mau masuk sini (Unmul), itu harus bebas narkoba. Jadi kalau mau masuk sini, yang pakai narkoba enggak cocok,” imbuhnya kemudian.

Kendati demikian, Masjaya mengatakan akan memberikan sanksi tegas kepada tiga pelaku berdasarkan peraturan akademik.

Sementara itu, akademisi Fakultas Hukum Herdiansyah Hamzah mengatakan hukum berlaku secara general. Dengan berprinsip equal before the law, berarti tidak ada perbedaan perlakuan hukum meski bersatus sebagai pelajar atau mahasiswa.

“Mau dia mahasiswa atau anak pejabat sekalipun, tetap sama di mata hukum. Soal status dia sebagai mahasiswa atau masih menempuh studi, itu hanya bisa dijadikan pertimbangan meringankan bagi hakim di pengadilan,” paparnya.

Terkait vonis hukum yang akan diberikan, Herdi menambahkan, itu merupakan kewenangan penuh hakim untuk memutuskan. Mengingat narkoba adalah tindak pidana khusus yang masuk ke dalam kejahatan luar biasa, perlu adanya hukuman yang memberikan efek jera.

“Universitas hanya bisa mengusahakan agar hak-haknya dipenuhi sebagai mahasiswa. Misalnya meminta penangguhan penahanan agar yang bersangkutan tetap bisa kuliah sambil mengikuti proses hukum,” jelasnya.

Peran aktif orang di sekitar pun bisa menjadi perlindungan utama dalam menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bagi Herdi, sistem deteksi perlu diperkuat dengan sinergisitas semua unsur mulai mahasiswa, dosen, staf, hingga orang tua.

"Perlu juga membangun dinamika dan iklim akademis yang masif. Jadi, energi mahasiswa bisa digunakan untuk hal positif, seperti diskusi, dan adanya perpustakaan yang memadai,” tutupnya. (adl/aml)



Kolom Komentar

Share this article