Tentang Kami

Sabtu Hanya Bermain

Salah satu permainan yang dimainkan Sketsa saat Family Time di Halaman Auditorium Unmul. (Sumber: Shafira Pandu)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Suasana kampus Unmul Gunung Kelua pada Sabtu pagi kemarin memberikan ruang bagi lengang untuk bertahan lebih lama. Orang-orang melewati kampus seperti distrik yang tak menarik dan kau tidak perlu singgah apabila tak mempunyai urusan.

Tapi tidak dengan Sketsa, yang lebih punya urusan pagi kemarin. Kami mengadakan kegiatan piknik kecil-kecilan di halaman Auditorium. Backdrop-backdrop bekas kegiatan digelar untuk dijadikan alas duduk. Masing-masing yang datang diwajibkan untuk membawa makanan ringan, sebelum nanti dimakan bersama-sama.

Kegiatan piknik ini dinamai Family Time (Fame). Tujuan dilakukannya kali ini adalah untuk mengakrabkan diri dengan anggota 11 yang baru saja bergabung dengan Sketsa. Ariani Maya Aprilia Tinambunan membuka kegiatan. Ia memberitahu bahwa fame kali ini isinya adalah: bermain.

Gim pertama adalah permainan konsentrasi yang diberi nama Hitam Hijau. Shafira Panduwinata sebagai koordinator menjelaskan gim ini dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan. Tangan kiri mesti dilipat dan dijatuhkan ke siku kanan, sementara tangan kanan membentang ke depan. Tangan kiri berarti hijau dan tangan kanan adalah hitam. Setiap operator permainan menyebut “hi-“ apa saja, maka gerak perpindahan wajib menyesuaikan dengan arahan yang keluar.

Selain konsentrasi, kunci agar tidak kalah dari permainan ini: kau tidak boleh melihat gaya si operator. Itu mudah mengganggumu. Empat orang ditemukan kalah dalam permainan ini. Mereka yang kalah diganjar untuk mengacungkan jempol di jalan selama 30 detik. Sialnya, kampus sepi karena setelah 30 detik tidak ada kendaraan yang lewat.

Berlanjut ke permainan kedua: Serbet Air. Masih gim berpasangan, bedanya kali ini lebih menonjolkan kerja sama tim, keseimbangan, dan kecepatan. Serbet dipegang oleh dua orang lalu satu gelas plastik berisi air dituangkan dan ditaruh di atas serbet.

Kelihatannya mudah sampai ternyata kau sadar tak sabar dan itu air di dalam gelas itu tumpah berkali-kali. Kali ini, yang kalah diminta untuk mengacungkan jempol lagi dipinggir jalan. Hukumannya masih sama karena yang sebelumnya belum ada masuk Instagram Stories.

Permainan ketiga adalah Benar-Benar-Salah. Permainan konsentrasi yang masih melibatkan tim, setiap tim diminta berbaris dan menyesuaikan arahan dari operator. Aturan mainnya sederhana cukup ikuti rumus yang disampaikan operator, lalu sesuaikan dengan arahan yang diminta. Arahan dari operator cuma mundur dan maju, tapi rumusnya membuat repot.  

Jika rumus operator adalah benar-salah-benar dan arahan yang diberikan adalah maju-mundur-maju. Maka mestinya sebagai pemain yang harus dilakukan adalah mundur-maju-mundur. Rumus dan arahan selalu berbeda dalam tiap satu kesempatan. Dua orang ditemukan kalah dalam permainan ini dan sebagai hukumannya mereka diminta berjaga untuk permainan petak umpet.

Permainan terakhir adalah Karet. Bukan, bukan diminta untuk menyadap pohon karet. Permainan tim ini mengharuskan sebuah tim memindahkan karet dari sedotan masuk ke dalam batang kecil yang telah dipacak di tanah dengan jarak satu depa. Satu orang bertugas memindahkan karet tersebut sedangkan sisanya memegang badan kawannya agar tidak jatuh.

Tidak ada hukuman untuk yang terakhir ini. Perut keburu lapar dan kami segera menyantap makanan yang sudah dibawa. Beberapa sudah ada yang mengincar makanan yang dibawa oleh teman yang lain. Senda gurau yang berisi ulasan permainan hingga pengalaman meliput ini dan itu. Setelah panjang tertawa, kami berkemas lalu pulang dengan akhir pekan yang masih tersisa untuk diri sendiri dan tentu saja tugas liputan (dan menyiapkan sajian istimewa yang akan kami suguhkan untuk pembaca Sketsa akhir Januari ini). (wal/aml)



Kolom Komentar

Share this article