Tentang Kami

Masa Magang Telah Usai. Selamat Datang Keluarga Baru, Sketsa 11!

Berfoto bersama anggota Sketsa dalam agenda Journalistic Camp, Minggu (16/9). (Sumber foto: Dok. Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Terhitung sejak Desember 2017 lalu, masa magang yang dijalani Sketsa 11 telah usai. Dan pada Minggu (16/09) kemarin, saatnya mereka dikukuhkan melalui tradisi bernama Journalistic Camp (JC).

Sabtu (15/09) pagi yang cerah menemani perjalanan peserta dan panitia menuju Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) yang dijadikan sebagai tempat JC. Penuh dengan barang bawaan tidak mengurangi rasa semangat Sketsa 11 untuk mengikuti rangkaian agenda JC hingga keesokan harinya.

Sampai pada pukul 9.30, panitia dan peserta yang baru saja sampai di lokasi, melanjutkan persiapan upacara pembukaan. Rangkaian acara selanjutnya adalah perkenalan menggunakan nama suci yang telah diberikan panitia beberapa hari sebelumnya serta menyanyikan yel-yel tiap kelompok.

Sebelumnya, peserta yang berjumlah 17 orang telah terbagi menjadi 3 kelompok warna. Kelompok Cobalt (Biru), Fuchsia (Pink), Charcoal (Abu-abu). Kelompok ini ditugaskan untuk membuat majalah sederhana serta melatih kerjasama tim selama JC berlangsung.

Sebelum waktu makan siang tiba, peserta diajak untuk nonton sekaligus diskusi bersama film The Bang Bang Club karya Steven Silver. Film yang diangkat dari novel Marinovich and Silva ini menceritakan empat orang fotografer muda yang masuk ke dalam daerah pertempuran rasial dan kekerasan terkait pemilu bebas pertama di Afrika Selatan era 90-an. Mereka ikut terjun dalam konflik pasca Apartheid untuk mencari tahu sekaligus bercerita pada dunia keadaan yang sebenarnya terjadi.

Diskusi dibuka setelah 96 menit film diputar, yang dipimpin oleh Fadliah Adlina selaku Redaktur Pelaksana LPM Sketsa. Diskusi berjalan menarik, muncul pendapat yang tidak setuju terhadap aksi salah satu fotografer, Kevin Carter ketika memotret seorang gadis kelaparan yang di sampingnya ada burung bangkai menunggu gadis tersebut mati untuk dimakan. Namun, muncul pendapat setuju karena walau pekerjaan jurnalis foto harus memotret gadis tersebut tanpa menolong adalah sebuah keharusan dan patut diapresiasi karena foto tersebut akan memberi makna yang mendalam kepada dunia.

Tiba pada saat presentasi majalah cetak yang telah dibuat masing-masing kelompok dengan nama majalah Detikcom, TirtoStill, dan Kompas.com. Setiap majalah berisi berita dari fakultas yang telah ditentukan panitia.

Keesokan harinya, panitia dan peserta bangun subuh untuk melaksanakan sholat Tahajjud dan dilanjut dengan agenda “heart to heart” yaitu sesi obrolan antara satu kelompok dengan dua orang panitia yang bertujuan untuk saling menceritakan pencapaian apa saja yang telah dilalui selama beberapa bulan belakangan.

Setelahnya peserta bersih-bersih diri, untuk mengikuti agenda penjelajahan menyusuri pos-pos yang berisi berbagai tantangan di jalan sekitaran KRUS.

Dan berakhirlah rangkaian acara JC dengan pembagian kartu pers yang dikalungkan oleh Ketua LPM Sketsa, Wahid Tawaqal. Akhirnya, magang telah usai! Selamat datang keluarga baru, Sketsa 11! (arr/pil/els)



Kolom Komentar

Share this article