Tentang Kami

Kaleidoskop Perjalanan Unmul 2017 dari Sketsa

Selamat tahun baru 2018 pembaca! Ada banyak kejadian yang menghiasi perjalanan Unmul selama tahun 2017 kemarin dan bisa dibilang penting.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Selamat tahun baru 2018 pembaca! Ada banyak kejadian yang menghiasi perjalanan Unmul selama tahun 2017 kemarin dan bisa dibilang penting. Hal-hal itu ada yang menjadikan Unmul bergejolak dan bangga. Sketsa merangkumkan kejadian yang terjadi di Unmul itu dengan runutan bulan sebagai berikut:

Januari
Sehari sebelum 1 Januari 2017, sivitas Unmul dibuat geger gara-gara postingan grup Facebook Busam Samarinda yang berisi ajakan pesta seks di malam pergantian tahun. Parahnya, yang menulis postingan itu adalah akun Mujahid BEM pun dengan foto profil Mujahid. Sebagaimana diketahui, Mujahid ialah Presiden BEM KM Unmul 2014 yang dikenal santun dan religius. Usut punya usut, ternyata akun tersebut palsu adanya. Tak ingin menimbulkan polemik lebih panjang, Mujahid buru-buru mengklarifikasi kebenaran postingan tersebut di akun Facebook pribadinya.

Sejurus dengan kabar Mujahid, Januari rupanya menjadi bulan awal kejahatan media sosial yang mana setelahnya makin gencar dan makin mudah ditebak juga. Sejumlah akun-akun palsu bermunculan hingga menelan korban. Saat itu muncul akun palsu pejabat Universitas Mulawarman, Wakil Rektor III Encik Akhmad Syaifudin, hingga Rektor Masjaya. Targetnya rata-rata mahasiswa baru. Motifnya sama, minta dikirimi sejumlah uang ke rekening tertentu.

Sementara itu, mahasiswi FISIP berinisial D harus menerima hukuman skorsing akibat status Facebook yang ditulisnya. Hukuman ini menjadi akhir dari perjalanan panjang kasus D sejak akhir 2016. Dalam status Facebook itu D menulis kalimat bernada kesal atas kekecewaannya terhadap birokrat FISIP yang mendepak salah seorang dosen yang dia nilai berkapasitas. D bahkan sempat diancam akan dikasuskan ke pihak yang berwajib, namun urung setelah birokrat FISIP dan rektorat menghelat rapat tertutup.

Masalah KKN Revolusi Mental (RM) yang tak kunjung selesai pun masih harus diurus di awal tahun yang baru. Pencairan, transparansi, dan administrasi masih dituntut sekumpulan mahasiswa yang menganggap birokrat penanggung jawab KKN RM ingkar kepada apa yang telah disepakati.

Januari berlalu dengan beragam aksi demonstrasi dengan massa besar-besaran. Mulai aksi guru honorer bersama BEM FKIP Unmul hingga aksi serentak nasional bertajuk Aksi Bela Rakyat 121 yang dilakukan BEM KM Unmul dan BEM Seluruh Indonesia. Aksi Bela Rakyat berlangsung cukup dramatis, baik di Unmul maupun di Jakarta sebagai pusat aksi, di mana ada penculikan, represivitas aparat terhadap mahasiswa, dan sejumlah kenangan-kenangan lain yang masih tersimpan dalam memori pelaku-pelakunya waktu itu.

Februari 
Isu tak sedap dari Fakultas Hukum perihal dugaan perpeloncoan dalam ajang Masa Penyambutan Mahasiswa Baru (MPMB) dan Latihan Kepemimpinan (LK) akhirnya mencapai puncak dengan dikeluarkannya Instruksi Rektor bernomor 19/UN17.19/KM/2017 pada pertengahan Februari 2017 tentang pelarangan intimidasi maba saat proses pengenalan kampus dan pengamanan kegiatan kemahasiswaan. Kabar pelonco ini juga sudah bergulir sejak akhir 2016.

Kabar gembira lainnya, yakni ditelurkannya kebijakan penurunan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk mahasiswa angkatan 2012 yang dituangkan dalam surat edaran rektor nomor 502/UN17.15/KU/2017. Kendati membawa angin segar, kebijakan ini nyatanya sempat berpolemik. Bermula dari lambatnya pemberitahuan yang akhirnya membuat sejumlah mahasiswa membayar dengan nominal biasa, ditambah keluhan mahasiswa yang harus bolak-balik rektorat mengurus pemotongan karena informasi simpang siur serta rumitnya administrasi. Meski begitu, perkara ini berhasil diselesaikan.

Berbeda nasib dengan angkatan 2012, Februari terasa kelabu bagi sejumlah mahasiswa Fakultas Farmasi. Pasalnya, ajuan penurunan UKT mereka ditolak Dekan Farmasi Laode Rijai lewat sepucuk surat yang isinya memilukan. Di surat itu tertulis PHK, pensiun, dan penurunan pendapatan dari suatu usaha oleh suatu keluarga—yang merupakan alasan ajuan penurunan-- merupakan keadaan normal dan Farmasi Unmul tidak bertanggungjawab atas hal tersebut. Sayangnya, kala itu isu ini tak diadvokasi lebih jauh oleh Faqur Rahman Gubernur BEM Farmasi waktu itu. Ia malah menyebut masalah UKT tersebut adalah urusan dari kepengurusan BEM Farmasi sebelum dirinya.

Maret
Sivitas Unmul dibuat terkejut oleh ulah salah seorang mahasiswi FEB berinisial LN yang harus diamankan pihak berwajib karena kedapatan menyiarkan film yang ditontonnya di salah satu bioskop di pusat perbelanjaan terkemuka di Samarinda ke aplikasi Bigo Live miliknya. LN, dilaporkan salah satu media jaringan nasional ke Polda Metro Jaya. Tak berlangsung lama dari pelaporan itu, Polresta Samarinda langsung mendatangi rumah LN dan melakukan penangkapan atas tuduhan pelanggaran UU ITE.

Nahas juga menghampiri Bendahara FISIP Muchtar Zuhriyanto atas tragedi konsumsi basi yang dia siapkan untuk kegiatan pengaderan Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Dirinya yang juga dituding menyalahgunakan wewenang itu dimutasi Dekan FISIP Muhammad Noor ke kampus Pemerintahan Integratif (PIN) setelah sebelumnya diberi peringatan keras.

Tak berhenti di kasus D yang disikapi Noor dengan menjatuhi hukuman skorsing hingga memutasi Muchtar, Februari, Noor juga tercatat men-drop out (DO) ratusan mahasiswa. Hal itu dilakukannya didasari pedoman dan aturan Unmul serta kondisi angkatan 2014 ke atas yang statusnya abu-abu dibuktikan dengan minimnya kehadiran dan SKS yang ditempuh.  Noor memilih DO sebagai solusi.

Maret berakhir menggantung. Angkatan 2014 yang sudah tak sabar KKN, menanti tak pasti. Kabar simpang siur dengan maraknya informasi membingungkan bermunculan dari tiap sumber, membuat LP2M bahkan sempat menutup ruang untuk mahasiswa umum kecuali telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. BEM KM Unmul juga menjadi pihak yang kala itu ikut mengupayakan dengan beragam audiensi dan langkah strategis.

April
Sebagai sebuah entitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mahasiswa, KKN dan kegiatan pengabdian serupa mendapat tempat istimewa untuk disiapkan sematang mungkin karena berbeda dengan perkuliahan sehari-hari. Bayangan akan hidup di sebuah tempat baru dengan sekelompok teman yang nantinya bersama-sama melaksanakan program kerja membuat antusias mahasiswa Unmul untuk KKN masih cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan gelombang massa yang secara berkala terus memadati kantor LP2M jauh sebelum jadwal KKN diumumkan.

Sayangnya, LP2M sebagai penyelenggara KKN dinilai tak siap dan cenderung keteteran padahal sudah ke 43 kalinya melaksanakan. LP2M memberikan informasi saling berbeda, kebijakan yang lamban dan kadang berubah-ubah, sistem portal yang bermasalah, penetapan jenis, hingga isu mengistimewakan segelintir mahasiswa membuat persiapan dan pelaksanaan KKN 43 dinilai amburadul.

Mei
Rasa kesal yang tak terbendung membuat akun Facebook bernama Alim dan Bersahaja yang belakangan diketahui mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian, mengunggah gambar meme mirip tampilan website Telkomsel yang diretas oknum dan lebih dulu heboh. Alim menujukan kekesalannya itu kepada senior yang menyuruhnya menulis laporan dengan tulis tangan. Ia mengganggap tulis tangan adalah hal pekerjaan sia-sia karena tidak memanfaatkan teknologi yang ada. Jadilah kata-kata makian tersebar dan menghebohkan Unmul. Adapun, Kaprodi THP Hudaida Syahrumsyah ketika itu berupaya melacak, bahkan dia mengancam tidak akan mengeluarkan nilai mahasiswa THP jika tidak ada yang mengaku siapa balik akun Alim dan Bersahaja.

Mei yang juga dirayakan sebagai peringatan Hari Buruh, Unmul memilih mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sejumlah titik. Sebuah kebijakan yang lagi-lagi mengundang kontroversi.

Juni 
Tepat 13 Juni 2017 bertepatan dengan bulan suci Ramadan, Unmul resmi menyandang status universitas terakreditasi A berdasarkan hasil penilaian tim asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Meski telah mencapai gemilang, rupanya tak serta merta menjadikan sivitas semuanya larut dalam gembira. Sejumlah pihak menilai Unmul sebenarnya belum layak, mengingat fasilitas yang buruk dan prodi akreditasinya saat itu masih B bahkan C. Namun, kado yang sudah diterima tiga bulan sebelum hari jadi itu nyatanya tetap disyukuri dan dibanggakan ke mana-mana.

Saat Unmul tengah merayakan pencapaian tertinggi, tiba-tiba kabar pungutan liar datang dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Tak tanggung-tanggung, lima prodi terendus melakukan praktik ini. Masih ditambah borok  oknum dosen yang terang-terangan menjual modul. Rizaldo, yang kala itu masih menjabat Gubernur BEM FKIP berkomitmen mengawal kasus ini sampai tuntas. Dan, benar saja. BEM FKIP berhasil mendesak Dekan FKIP Muhammad Amir Masruhim mengeluarkan edaran untuk pengembalian hak mahasiswa dan menindak tegas pelaku pungli yang jelas merugikan mahasiswa.

Juli
Keresahan mahasiswa semester delapan soal UKT ditangkap BEM KM Unmul. Resah yang dimaksud adalah besaran UKT yang harusnya turun karena tidak lagi menempuh perkuliahan seperti biasa, kecuali mengurus skripsi. BEM KM Unmul saat itu mengomando untuk ramai-ramai mahasiswa semester delapan menunda pembayaran UKT. Dukungan mengalir, termasuk gambar meme berisi seruan soal UKT sembari aksi-aksi terus dilancarkan.

Ada tiga opsi yang ditawarkan saat audiensi pertama, yakni pemotongan tiap golongan UKT, pembayaran per-SKS, atau pemangkasan 50 persen. Audiensi ini gagal, namun berhasil dimenangkan saat massa menggelar aksi di muka Rektorat. Saat turun aksi, massa membawa tiga tuntutan utama, yakni penolakan bayar UKT penuh, pembebasan UKT bagi mahasiswa pendadaran periode Juli, dan validasi ulang bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2013. Aksi terbilang sukses, sebab semua tuntutan dipenuhi kecuali tolak bayar UKT penuh karena dinilai tidak logis.

Agustus
Bulan kemerdekaan, dilalui Unmul dengan kabar korupsi yang dilakukan dua petinggi fakultas. Adalah GH, mantan Dekan Faperta yang ditangkap bersama Bendahara Faperta yang waktu itu masih berstatus aktif pada 25 Juli. Menyusul sehari kemudian CDB, mantan Dekan Fahutan juga diamankan. Ketiganya diamankan karena dugaan korupsi dana penelitian yang bersumber dari PT. Turbalindo dan PT. Berau Coal.

Kemudian, antrean pembuatan KTM yang mengular juga jadi fenomena. Tradisi ini terkesan tertinggal jika dibanding universitas lain yang KTM-nya jauh lebih maju dan punya fungsi lebih dari sekadar identitas kemahasiswaan. Apalagi masa berlaku KTM yang hanya satu tahun di Unmul, membuat pengurusan KTM dinilai membebani. Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, La Hasan mengatakan pihaknya sudah pernah mengajukan gagasan agar KTM bisa berfungsi sebagai ATM namun belum ada respons dari pihak IT. Sedangkan ICT Unmul menganggap perkara ini bukan kewenangan IT, melainkan kesanggupan atasan dan pihak ketiga seperti bank.

September
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Ribuan mahasiswa Unmul di wisuda bulan ini, sementara ribuan lainnya baru saja memasuki masa-masa awal perkuliahan dengan ditandai ajang Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), yang sebelumnya bernama Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru (PAMB). Meski berganti nama, tak ada pembenahan berarti dari masalah-masalah yang kerap timbul dalam gelaran ini. Ketertiban PKKMB kembali tak mampu ditangani, hingga keterlibatan militer untuk kedua kalinya ditolak keras dan disuarakan di depan Gelora 27 September.

September dan 2017 yang merupakan bulan dan tahun politik Kaltim, tanpa disangka menyeret nama Abdul Hamid. Mahasiswa Fakultas Hukum itu dituduh melanggar asas netralitas kampus dengan membuat video dukungan berdurasi tiga menit kepada Rita Widyasari sebagai salah satu kandidat calon Gubernur Kaltim. Video itu viral karena mengambil latar dan melibatkan mahasiswa FH sebagai narasumber di dalamnya. Dalam kesaksiannya, Hamid membantah. Perkara ini akhirnya diselesaikan tertutup oleh jajaran Dekanat FH.

Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), gema Pemira terdengar agak sumbang. FKIP menjadi fakultas kedua yang berpesta setelah FEB. Sayangnya, antusiasme partisipan merosot gara-gara cuaca yang muram. Meski begitu, FKIP berhasil lolos dari belenggu aklamasi dengan memenangkan pasangan Mujihat-Arif yang unggul sekitar 1000 suara dari rivalnya, Dodi-Ayu.

Oktober
Tak ada yang spesial dari Oktober selain perayaan Pemira di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Keduanya memiliki kontroversinya masing-masing. Seperti diketahui, laga Pemira FEB cukup sengit dengan menandingkan pasangan Freijae-Sukardi dan Suwondo-Praja yang pada akhirnya dimenangi Freijae-Sukardi 679 suara, sementara Suwondo-Praja harus pasrah dengan perolehan 489 suara. Sedangkan Pemira FPIK berakhir aklamasi.

Pemira FEB mulai memanas manakala tim sukses Freijae-Sukardi mengadukan lawannya, Suwondo-Praja atas tudingan melanggar etika kampanye karena mencatut foto Dekan FEB Syrifah Hudayah dalam atribut kampanye. Dua timses saling serang. Tensi makin meninggi saat aturan mengenai larangan BPH BEM dan DPM jadi timses dikeluarkan DPM FEB.

Sementara itu, Pemira FPIK juga sempat mencuri perhatian setelah pengunduran diri salah satu calon bernama Lakiki gara-gara masalah internal yang tidak disebutkan. Kabar itu buru-buru ditepis Risvan, ketua tim suksesnya. Perkara calon Pemira FPIK hingga kini tak terurai, namun Pemira FPIK resmi berakhir aklamasi tatkala ditetapkannya Sandra Rohman Agustin sebagai Ketua BEM FPIK dalam Sidang Umum Keluarga Mahasiswa (Sukma).

November
Musim Pemira benar-benar tiba. Sedikitnya ada sembilan fakultas berpesta. Yakni Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Farmasi, Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan Fakultas Teknik (FT). Dari sembilan fakultas tersebut, empat di antaranya yakni FISIP, FKM, FKTI, dan FIB berakhir aklamasi. Sedangkan FH hingga kini masih bermasalah karena hal-hal yang belum selesai.

Di bulan ke sebelas ini pula, Pemira BEM KM Unmul dihelat. Rupa-rupa pertikaian antar timses dipertontonkan. Bermula dari tudingan Miftah cacat berkas, bentrok saat jelang Debat Kandidat yang terpaksa batal dan tidak pernah diadakan, kemudian berakhir dengan kericuhan di muka Gedung MPK saat putusan Panwas tentang Miftah hendak dibacakan. Korban berjatuhan. Puluhan orang luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Rektor sampai ikut-ikutan menyelesaikan. Bersama jajarannya dan pihak-pihak di lingkaran Pemira, dia mengadakan rapat tertutup yang sebenarnya tidak menghasilkan apa-apa. 

Selama nyaris sebulan, lini masa diramaikan pemandangan saling serang dua kubu. Dua-duanya mengklaim diri sebagai korban dan berkali-kali membagikan kronologi versi masing-masing. Pemira BEM KM Unmul kali itu memang cukup nyentrik jika dibandingkan Pemira tiga tahun terakhir yang cenderung datar tak bergairah, bahkan hanya menyajikan kontestasi petarung satu warna dengan angka partisipan terus merosot. Kendati molor dari timeline yang ditetapkan DPM KM Unmul, Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Unmul 2018 disahkan jua. Dan, pertarungan itu dimenangi Rizaldo-Miftah dengan 3410 suara, sedangkan lawannya, Hariyani-Jusman tak sampai separuh, 1122 suara.

Beberapa pekan usai pemungutan suara dan masa gugatan, Kongres KM digelar. Waktunya Norman-Bhakti beserta jajaran melaporkan tanggung jawab mereka selama 400 hari bekerja. Mayoritas perwakilan lembaga mahasiswa datang membawa kritik dan mengaku tak puas dengan kinerja kabinet Gelora Perbaikan. Bersamaan dengan itu pula, Rizaldo-Miftah ditetapkan secara resmi sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Unmul 2018.

November kian ramai dengan kemunculan akun Instagram unmulaktivis yang agaknya sulit dikatakan tidak mencuri perhatian. Akun yang dibuat pada 3 Agustus ini makin eksis di tengah riuh Pemira BEM KM Unmul dengan membuka poling dan menyebarkan video maupun pernyataan, setelah sebelumnya banyak me-review sosok-sosok aktivis Unmul yang lolos kualifikasi di mata para admin.

Pro dan kontra rupanya tak hanya hinggap di unmulaktivis, tetapi juga Masterpiece. Bangunan karaoke keluarga megah bernuansa hitam yang berdiri di muka Unmul Jalan M. Yamin itu menuai reaksi keras dari Aliansi Warga dan Kampus karena dituduh melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Usaha Tempat Hiburan Kota Samarinda. Sampai saat ini kasus Masterpiece masih terus bergulir meski tidak seintensif Oktober, ketika masih hangat-hangatnya diperdebatkan.

Kejutan lain di bulan November adalah kabar terciduknya tiga mahasiswa Unmul saat hendak berpesta ganja di sebuah kawasan perumahan di Jalan Wahid Hasyim. Belakangan diketahui satu di antaranya bukan mahasiswa Unmul sedang dua yang lain belum berhasil diidentifikasi pihak FKTI sebagai fakultas yang disebut-sebut asal dua mahasiswa tersebut. Adanya kasus ini membuat efektivitas tes bebas narkoba dipertanyakan. Meski begitu, Rektor Masjaya menyatakan akan memberi sanksi tegas sesuai aturan akademik yang berlaku.

Desember
Desember datang dengan semangat baru. Akhir tahun tampaknya ingin ditutup manis oleh tiga wakil rektor dengan kerja-kerjanya. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Encik Ahmad Syaifudin berupaya menerapkan kembali student day sebagai prasyarat untuk para ketua lembaga kemahasiswaan yang baru diangkat. Ia bermaksud membantu meringankan aktivis agar lebih fokus kuliah sekaligus mendorong minat dan bakat mahasiswa Unmul dari segi non akademik.

Sementara, Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Bohari Yusuf menelurkan kebijakan aplikasi bernama Unmul Mobile guna mengakselerasi Unmul di ranah digital hingga yang terbaru, keberangkatannya bersama Rektor Masjaya ke Jeddah, Arab Saudi saat menghadiri pertemuan bersama IDB dan membawa pulang 50 juta Dollar AS yang akan mewujud tujuh bangunan fisik. Agenda pembangunan akan dimulai 2018.

Kemudian, Wakil Rektor II Bidang Umum, SDM, dan Keuangan Abdunnur yang menyatakan siap satu atap dengan Akademi Keperawatan (Akper) Pemprov ketika nantinya resmi bergabung dengan FK mengingat ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh Unmul dari merger. Adapun, di sisi mahasiswa yang dalam hal ini Presiden BEM FK Adheya Putrindashafa, turut mengamini kabar ini.

Gelar akreditasi A yang coba dibuat pantas rupanya masih saja bercela. Parkiran gedung Pusat Komputer (Puskom) FKTI yang semrawut, ketiadaan air di toilet Puskom yang memaksa mahasiswa mencari musala atau tempat lain, hingga praktik olahraga anggar pakai kardus yang terpaksa dilakoni mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) FKIP karena keterbatasan dana fakultas adalah tiga hal yang setidaknya mampu menjadi autokritik sivitas, utamanya birokrat soal akreditasi.

Akhir 2017 mahasiswi Unmul kembali harus berurusan dengan pihak berwajib. Kali ini karena kasus aborsi yang terungkap saat yang bersangkutan membuang janinnya ke dalam kloset kamar kostnya di kawasan Pramuka 17. Mahasiswi berinisial TS itu kini telah diamankan bersama sang pacar yang diduga ayah dari janin tersebut.

Demikianlah tahun 2017 berlalu bagi Unmul. Persoalan yang hadir pada tahun lalu hendaknya menjadi refleksi baik untuk jalan tahun ini. Sketsa pun dalam banyak peliputan tahun lalu selalu terbuka dan menyediakan hak jawab kepada narasumber ataupun pihak-pihak yang membutuhkan--pun juga hingga saat ini dan seterusnya. Lembar halaman 2018 baru saja dibuka, semoga terus berjalan gerakan dan kritik yang membangun itu. Agar 2018 menjadi tahun baik bagi Unmul sebagaimana harapan selalu ditanamkan. (aml/myg/wal)



Kolom Komentar

Share this article