Teknologi

Lupakan Koneksi Lelet dalam Jaringan Teknologi 5G

Ilustrasi teknologi 5G.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Freepik

SKETSA - Berbagai teknologi mutakhir terus diluncurkan. Meski begitu, masih kerap dirasakan keluhan dari para pengguna. Salah satunya ialah lambatnya akses data dalam penggunaan internet. Padahal di era modern ini, internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini, para ahli teknologi telah menggarap teknologi generasi kelima. Artinya, penggunaan teknologi 4G perlahan akan beralih menuju teknologi 5G. 

Teknologi ini merupakan sebuah terobosan baru dengan standar telekomunikasi seluler yang melebihi 4G. Pada Oktober 2018 lalu, Verizon menjadi perusahaan telekomunikasi pertama yang meluncurkan jaringan internet 5G. Meski tak secepat perusahaan asal Amerika tersebut, di Indonesia teknologi ini direncanakan akan rilis pada tahun 2020. 

Teknologi 5G menargetkan kecepatan data yang lebih tinggi, sehingga memudahkan pengguna dalam mengunduh maupun mengunggah konten. Secara signifikan, jaringan 5G akan lebih cepat daripada teknologi generasi sebelumnya. Dikutip dari dari laman domainesia.com, jaringan 5G dapat menghantarkan 20 gigabita (gb)  per detik pada titik tertingginya dan 100 megabita (mb) per detik pada rata-ratanya.

5G juga ditargetkan dapat mengurangi latensi dari pengirim ke penerima pesan, dapat menghemat energi dan tentunya mampu mengurangi biaya. Selain itu, jaringan ini juga digadang-gadang dapat menambah kapasitas sistem sehingga mampu mendukung 100 kali lipat kapasitas lalu lintas maupun efisiensi jaringan. Teknologi ini juga diprediksi dapat memberi dampak positif  terhadap perekonomian yang akan dirasakan pada tahun 2035. 

Tidak hanya pujian, kehadiran teknologi ini pun menuai sorotan dari berbagai pihak. Dilansir dari republika.co.id, seorang pakar internasional berpendapat bahwa perlu diadakan lebih banyak penelitian mengenai pengaruh radiasi yang dipancarkan oleh teknologi 5G terhadap kesehatan manusia. Tak hanya itu, pancaran radiasi elektromagnetik memiliki kemungkinan mengganggu sistem navigasi burung. (yun/len)



Kolom Komentar

Share this article