Teknologi

Facebook Berganti Nama Jadi Meta, Apa yang Berbeda?

Facebook melakukan rebranding menjadi Meta.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Ilustrasi: Kumparan

SKETSA - Mark Zuckerberg melalui konferensi tahunan Connect pada Kamis (28/10) lalu, mengumumkan bahwa Facebook Inc. berganti nama menjadi Meta Platforms Inc. Lantas perbincangan mengenai Metaverse jadi perbincangan hangat di dunia.

Zuckerberg selaku pendiri Facebook turut menjelaskan bahwa pergantian nama tersebut bukanlah tanpa suatu alasan. Hal tersebut merupakan bagian dari salah satu visinya untuk membangun sebuah dunia virtual bernama Metaverse.

Dilansir dari laman cnnindonesia, ternyata Ia telah berkeinginan melakukan rebranding perusahaan Facebook sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya ketika Ia resmi membeli Instagram dan Whatsapp pada 2012 dan 2014.

Meski sempat alami keraguan, Zuckerberg pun akhirnya mantap melakukan perubahan ini sejak awal tahun. Tercatat dana sebesar $10 miliar atau setara Rp 141 triliun telah dihabiskan untuk melakukan ekspansi mendalam terhadap Metaverse setahun terakhir.

Lalu, apa saja perbedaan yang dapat kita nantikan dari dunia virtual nan baru ini? Simak penjelasan berikut, ya!

  1. Terciptanya dunia virtual 3D yang baru

Membuat internet dengan versi 3D menjadi karakteristik utama dari Metaverse. Selama ini, manusia menggunakan internet di ponsel hanya sebatas melihat konten saja. Dengan kata lain, mereka tidak benar-benar berada di dalamnya. Melalui Metaverse, manusia nantinya akan dipresentasikan dengan avatar 3D yang dapat saling berinteraksi. Bahkan, Zuckerberg menggambarkan Metaverse sebagai perwujudan dari internet. Alih-alih hanya melihat konten, kamu dapat merasa seolah berada di dalamnya. Inilah yang membuat Metaverse digadang-gadang sebagai masa depan internet seluler.

  1. Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dalam kehidupan sehari-hari

Meskipun saat ini penggunaan VR masih  dimanfaatkan untuk bermain game atau menonton video, Metaverse akan menjadikan VR dan AR sebagai sarana utama dalam menciptakan dunia simulasi 3D. Simulasi tersebut bisa saja mirip seperti dunia nyata atau dunia imajinasi sekali pun. Ini karena teknologi VR dan AR membuat Metaverse melibatkan indera-indera penggunanya ketika menjelajahi dunia virtual. Seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, bahkan penciuman di dalamnya. Dengan menggunakan perangkat seperti kacamata dan headset, VR dan AR menghadirkan pemandangan, suara, dan sensasi lainnya dibandingkan hanya melalui layar gawai seperti laptop atau HP yang kita lakukan saat ini.

  1. Membuka ruang lebih besar bagi perdagangan Non-Fungible Token (NFT)

Dilansir dari pikiran-rakyat.com, NFT merupakan aset digital yang mewakili objek dunia nyata semacam seni, musik, item dalam game, hingga video yang dapat diperjualbelikan secara online. Adapun Meta akan mendistribusikan kebutuhan serta koleksi digital dalam jenis NFT melalui Metaverse. Nantinya aset NFT yang dapat dikoleksi bisa diubah menjadi avatar 3D yang mampu dibawa oleh pemiliknya ke berbagai jenis web. Sehingga, mereka dapat menjalankan beraneka ragam kegiatan seperti bekerja, berolahraga, bermain, atau berinteraksi dengan sesama pengguna Meta. Melalui sistem yang terdapat di dalam dunia Metaverse, orang akan banyak bertransaksi untuk membeli barang-barang virtual karena pasar NFT akan semakin populer.

Namun, sepertinya kamu harus bersabar. Sebab, menurut Zuckerberg, untuk mewujudkan ide Metaverse yang sebenarnya diperkirakan memakan waktu selama 10 hingga 15 tahun mendatang dan memerlukan kolaborasi antar perusahaan. Siapkah kamu menjelajah babak baru dunia maya? (nkh/ems/khn)






Kolom Komentar

Share this article