Sosok

Aman, Guru Besar FMIPA yang Mengabdi Tanpa Batas

Prof. Aman Sentosa Pangabean, Guru Besar FMIPA Unmul yang baru saja dikukuhkan pada Selasa (3/7) lalu. (Sumber: Syalma Namira)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – “Kalau saya hebat, berarti yang hebat adalah para dosenku, para guru-guruku, dan ibu bapakku yang telah melahirkan saya. Kalau saya mau dikatakan hebat, maka kau para murid ku dan anakku harus menjadi hebat.”

Begitulah filosofi orang hebat menurut Prof. Aman Sentosa Pangabean, salah satu guru besar dalam bidang ilmu kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unmul.

Ditemui pada Rabu (11/7), bertempat di ruangan yang sederhana awak Sketsa disambut dengan hangat oleh Prof. Aman. Terlihat banyak sekali tumpukan kertas menghiasi meja, dan ada juga berbagai macam jenis kopi terpampang.

Namun jauh sebelum itu, sepak terjang perjalanan Prof. Aman cukup panjang. Di usianya yang kini menginjak kepala empat ini, banyak hal yang telah di laluinya sebelum menjadi seorang guru besar. Bahkan awalnya bukan guru besar yang menjadi pilihannya.

Siapa sangka, saat belia yang terlintas di benak Prof. Aman adalah menjadi seorang sarjana hukum, selain itu seiring berjalannya waktu dan mengenal ibadah dirinya sempat berniat menjadi seorang pendeta dengan menempuh pendidikan di sekolah teologi. 

Niat tersebut sirna ketika memasuki bangku SMA dan mengenal ilmu kealaman atau sains. Dibesarkan di lingkungan keluarga yang mencintai rumpun ilmu sejenis, seperti matematika menjadi dasar Prof. Aman untuk menggali lebih dalam dan meneruskan "warisan keluarga" tersebut.

“Sebenarnya saya dulu waktu kecil tidak mengerti mengenai guru besar, tetapi waktu kecil saya suka menulis nama saya menjadi Prof. Dr. Aman, saya tapi tidak paham maksudnya apa, tapi setelah saya kuliah saya baru paham maksud dari guru besar,” ujar ayah dua anak itu.

Perjalanan pendidikannya dimulai dengan menempuh kuliah S1 di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan bidang ilmu yang diambil adalah kimia pada 1993 hingga 1998. Kemudian pada tahun 1999 hingga 2001 dia melanjutkan ke jenjang S2 Kimia Analitik di universitas yang sama. Hingga pada 2004 ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITS) dengan mengambil studi Spesiasi dan Pemisahan Analitik, ia pun mendapatkan gelar doktornya pada 2009.

Saat berkuliah, Prof. Aman menerima beasiswa untuk menyelesaikan pendidikan magister dan doktornya. Selain itu, saat kuliah dia juga mengajar di Unmul pada 2001 yang merupakan awal mula berdirinya FMIPA Unmul.

Hingga akhirnya Prof. Aman mendapatkan gelar Prof dan di kukuhkan menjadi guru besar pada Selasa (3/7) lalu. Ia menuliskan jurnal ilmiah dengan judul Perkembangan Kimia Analitik: Pengembangan Metode Analisis Trace dalam Perannya Mendukung Industrialisasi di Kalimantan Timur.

Meski telah mendapatkan gelar guru besar dan masih menjabat sebagai kepala Laboratorium Kimia Dasar FMIPA Unmul tetap membuatnya selalu konsisten untuk selalu melakukan penelitian. Baginya masih banyak penelitian yang ingin dia capai dan tidak akan ada habisnya. 

Dirinya juga merasa dengan membimbing mahasiswa, memberikan terobosan baru untuk Unmul, mengembangkan ilmu kimia dalam dunia pendidikan maka akan memakmurkan Unmul kedepannya.

“Bahkan saya menulis di dalam moto saya yaitu ‘untukmu Universitas Mulawarman, untukmu bangsaku Indonesia, dan untukmu Tuhanku semua karya ini ku persembahkan’ karena memang akhirnya begitu, bagaimana caranya kita mengisi pembangunan, kalau saya memilih dengan mengabdi di bidang ilmu kimia di Universitas Mulawarman dan tentunya untuk bangsa Indonesia,” tutupnya. (fir/syl/wil)



Kolom Komentar

Share this article