Sumber Gambar: Website Variety
SKETSA — Ada banyak peristiwa bersejarah yang hingga kini meninggalkan misteri. Mungkin saja, ada kisah di masa lalu yang hilang dari catatan sejarah karena sengaja dikubur agar menjadi rahasia. Exhuma pun juga demikian. Ada sejarah kelam dan mistis yang terkubur di dalamnya.
Nuansa kelabu nan muram mendominasi layar kala film Exhuma ditayangkan. Rasa tegang dan mencekam bercampur padu ketika mengikuti film bergulir. Ada sebuah rahasia yang terpendam dalam sebuah kuburan tua yang sudah lama tak diziarahi sanak familinya.
Mari saya ceritakan sedikit premis dari film ini. Singkatnya, terdapat dua dukun, yakni Lee Hwa-rim (Kim Go Eun) dan Yoon Bong Gil (Lee Do Hyun) serta dua ahli fengshui, yakni Kim Sang-duk (Choi Minsik) dan Ko Young-geun (Yoo Hai-jin) yang disewa jasanya oleh seorang konglomerat. Ia mengaku bahwa keluarganya kerap diganggu oleh makhluk astral yang diyakini sebagai arwah dari buyut mereka.
Singkat cerita, sang dukun dan ahli fengshui pun melakukan ritual penggalian kubur untuk memindahkan mayat. Hal ini dilakukan karena katanya, sang arwah merasa tersiksa ketika dikubur di tempat tersebut. Ditambah lagi dengan keturunannya yang tak pernah berziarah ke sana. Marahlah arwah itu hingga meneror keluarganya sendiri. Meskipun ritual penggalian kubur hingga pembakaran mayat atau kremasi telah dilakukan, rupanya hal mistis masih terus berlanjut.
Exhuma tak hanya mengandalkan jumpscare layaknya film horor kebanyakan. Exhuma bukan tipikal film seperti itu. Meskipun demikian, Jang Jae-hyun mampu menyajikan pengalaman menonton film horor yang berbeda. Pada setiap babaknya, Exhuma akan merasuki kita dengan teror dan kejutan dari permasalahan yang semakin kompleks hingga memasuki babak keenam.
Tak ingin buru-buru menuju klimaks, Exhuma membangun kisah misteri secara perlahan agar penonton tenggelam dalam rasa merinding dan tegang. Jang Jae-hyun pun tak ingin cepat-cepat memunculkan sosok seram di cerita ini. Meskipun secara gamblang ditampilkan, makhluk itu sengaja dimunculkan di paruh terakhir.
Hal menarik yang tersaji dalam Exhuma adalah kisah sejarah yang disisipkan di dalam film ini. Ketika urusan dengan arwah dari keluarga kaya itu usai, terdapat transisi menuju polemik yang lebih kompleks. Hanya saja, mungkin masih banyak masyarakat awam yang kurang familier dengan sejarah Jepang - Korea ini.
Lewat film ini, Jang Jae-hyun seakan ingin mengingatkan masyarakat Korea agar tidak melupakan sejarah kelam dari penjajahan Jepang. Nama-nama tokoh seperti Lee Hwa-rim, Yoon Bong-gil, Kim Sang-duk, dan Ko Young-geun pun rupanya juga diambil dari nama aktivis Korea.
Selain memasukkan unsur sejarah, Jang Jae-hyun turut mencampurkan budaya tradisi dan kepercayaan menjadi satu, hingga menciptakan sebuah kisah misteri yang epik. Unsur agama atau kepercayaan memang bukan hal baru di dalam sinema bergenre horor. Namun, Exhuma berhasil mengemasnya dengan memadukan ketiga unsur yang saling berkaitan hingga membuatnya menjadi semakin apik.
Kita mungkin sering melihat adegan yang menampilkan sang tokoh utama sedang diganggu oleh makhluk gaib ketika beribadah dalam film horor, bukan? Agama atau kepercayaan yang seharusnya menjadi tameng malah justru terlihat lemah di sana. Tetapi, Exhuma menunjukkan bahwa dengan adanya kepercayaan kuat yang diyakini, justru mampu menjadi penyelamat untuk mengusir roh jahat yang mengganggu.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal yang belum dijelaskan hingga film berakhir. Selain itu, ada pula sejumlah adegan yang menyisipkan makna simbolis yang tak dijelaskan secara gamblang. Sehingga, sebagian dari penonton mungkin tidak paham dengan maksud yang ingin disampaikan.
Hadirnya Exhuma ke sinema bak angin segar bagi film bergenre horor yang saat ini tengah gencar diminati oleh masyarakat Tanah Air. Jang Jae-hyun seolah ingin menunjukkan bahwa tak perlu muluk-muluk harus menampilkan jumpscare atau makhluk seram di sepanjang film.
Seiring dengan berjalannya waktu, tentu para sineas perlu memikirkan formula baru dalam meracik sebuah film agar tak terkesan monoton. Lewat Exhuma, Jang Jae-hyun berhasil menciptakan sensasi pengalaman menonton film horor yang berbeda dari biasanya. (dre)