Crisis Public Relations: Strategi Menghadapi dan Mengelola Krisis Perusahaan

Crisis Public Relations: Strategi Menghadapi dan Mengelola Krisis Perusahaan

Sumber Gambar: Yaasiina/Sketsa

SKETSA — Sebuah krisis yang hadir tidak mengenal keadaan dan waktu pada sebuah instansi saat ini. Tak peduli bidang apa yang melatarbelakanginya, tak peduli apakah ia seorang tukang penjual sepatu, baju, hingga makanan seperti tukang bakso dan lainnya. 

Krisis yang hadir tak serta-merta selalu menghantui perusahaan. Ia dapat hadir sebagai pengingat bahwa publik dapat merasakan kehadiran maupun efek yang diberikan oleh setiap produk dan jasa dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan pro dan kontra akan hadirnya sebuah produk dan jasa.

Wajah dari sebuah perusahaan terletak pada public relations yang dimiliki. Dalam buku setebal 366 halaman ini, disebutkan bahwa public relations (PR) adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah lembaga di mata publik. Kalimat tersebut ditulis oleh Firsan Nova dalam buku ini, seorang Associate Consultant dan Public Relations Strategist, juga memiliki latar belakang pendidikan Master dalam bidang pemasaran strategik. Selain terjun ke dalam dunia profesional, menulis merupakan salah satu passion-nya. 

Hidup bersanding dengan eratnya public relations membuat ia memahami bahwa nama baik adalah aset yang tak ternilai. Ketika sebuah peristiwa terjadi dan berpotensi menurunkan citra seorang tokoh publik, maka, pada saat itu telah terjadi krisis public relations. Buku ini membahas segala hal yang berkaitan dengan bagaimana strategi PR dalam menghadapi krisis, membangun citra terbaik di masyarakat, mengelola isu dan menjaga citra perusahaan yang ada. 

Seringkali krisis yang muncul menjadi konsumsi publik lewat media. Maka, sangat diperlukan peran PR sebagai media, juga penunjang faktor penting dalam mentransformasi sebuah krisis menjadi peluang dalam mempertahankan nama baik perusahaan. 

Buku ini terbagi ke dalam sembilan bab yang dimulai dengan pengenalan mengenai apa itu public relations, fungsi dan tugas, strategi dan sasaran, bagaimana cara memahami krisis beserta dengan tahapan-tahapan krisis, manajemen krisis, manajemen isu, hingga membangun citra dan reputasi perusahaan. Dengan fokus pembahasan mengenai antisipasi sebuah perusahaan terhadap krisis yang sangat dimungkinkan terjadi, buku ini hadir untuk memberikan pengetahuan dan langkah-langkah nyata dalam menghadapi krisis.

Tidak melulu membahas teori, Crisis Public Relation juga menyuguhkan berbagai kasus yang terjadi di Indonesia sejalan dengan ramainya permasalahan yang sering terjadi pada sebuah perusahaan. Firsan mengambil beberapa contoh kasus yang telah terjadi di Indonesia hingga mancanegara dengan menjadikan berita di media sebagai rujukan atau contohnya dalam menganalisis krisis yang terjadi. Dengan fokus penekanan bahwa krisis adalah hal terpenting dalam menjaga reputasi dan kredibilitas perusahaan nantinya. 

Beberapa kasus pun diangkat dalam buku ini. Contohnya ialah permasalahan mengenai out of stock products”. Pada September 2008 silam, salah satu perusahaan air kemasan galon mengalami kelangkaan. Banyak pelanggan yang kesulitan untuk membeli produk Aqua kemasan galon dari gerai retail. Pihak Aqua kemudian dengan sigap mengeluarkan press release untuk merespons isu kelangkaan tersebut yang tengah beredar di masyarakat. 

Disebutkan bahwa kelangkaan yang terjadi saat itu hanya bersifat sementara dikarenakan adanya gangguan operasional pengangkutan produk yang berlangsung antara 26 September sampai dengan 6 Oktober 2008. Sedangkan sumber mata air yang mereka miliki tidak memiliki masalah (aman dan terlindungi). Aqua mengungkap bahwa komitmen yang dimiliki untuk terus melayani pelanggan dan akses untuk mendapatkan air minum yang aman dan berkualitas tinggi adalah hak setiap manusia. 

Dengan menjelaskan keadaan riil kepada khalayak umum, terkhusus kepada langganan-langganan, Aqua dapat mengurangi kesalahan informasi dan krisis dalam perusahaan. Meyakinkan masyarakat dengan mengumumkan bahwa produk yang dimiliki tetap aman dan terjamin kualitasnya merupakan salah satu tugas PR dalam menangani krisis yang ada. 

Buku ini sangat cocok untuk menjadi panduan bagi setiap insan yang hendak terjun di dalam dunia public relations atau hubungan masyarakat sebagai bekal dalam menapaki pekerjaan mereka. Menjadi seorang PR bukanlah hal yang mudah, sebab diperlukan pengetahuan yang luas, mengetahui tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang ada dan keyakinan dalam menakar setiap kondisi yang terjadi di sekitar perusahaan. Mengetahui bagaimana respons dan keinginan dari audiens menjadi salah satu dari banyaknya pekerjaan rumah seorang PR dalam membangun citra yang baik pada tempatnya bernaung.

Persepsi, citra dan realitas merupakan tiga komponen utama dalam melahirkan produk-produk public relations yang bermutu dan memberi kebermanfaatan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Crisis Public Relations hadir sebagai media pembelajaran yang akurat dan efektif dalam membangun dasar-dasar kemampuan PR.

Buku yang memiliki 366 halaman ini terbilang cukup tebal. Namun, tidak dibutuhkan banyak waktu untuk menamatkannya. Penggunaan bahasa yang tidak kaku dengan tetap memperhatikan kaidah kebahasaan, membuat siapapun yang membacanya akan terhipnotis dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan. 

Meski secara keseluruhan buku ini berisi tentang banyaknya teori kehumasan, Crisis Public Relations oleh Firsan Nova dapat dijadikan semacam panduan praktis sewaktu-waktu bagi mereka yang membutuhkan pengetahuan terkait manajemen krisis. (ysn/dre)