Indonesia Pantas Diperjuangkan

Indonesia Pantas Diperjuangkan

71 tahun hanya angka yang membuktikan bahwa Indonesia telah lama berdiri. Berdiri setelah ratusan tahun meratapi nasib sebagai bangsa yang menjadi korban imperalis dan kolonialisme. Akhirnya Indonesia mampu bangkit dan menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka.

Merdeka artinya mampu bersikap lantang dan mandiri tanpa merasakan sempitnya kandang dan pahitnya dikebiri. Fakta ini diperkuat secara hukum internasional bahwa Indonesia kini berdaulat dan dikenal sebagai bangsa yang besar.

Perjuangan para pendahulu untuk dapat membebaskan bangsa dari penjajahan tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan. Bahkan dulu, setelah kemerdekaan telah tersampaikan pada naskah proklamasi Indonesia masih saja dianggap sebagai negara yang tidak diperhitungkan melalui agresi militer pasca itu.

Setiap fase berdirinya bangsa ini merupakan kepingan sejarah yang sangat berharga bagi generasi selanjutnya. Diksi bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya nampaknya perlu kita maknai lebih dalam. Bahwa seharusnya sebelum menjadi bangsa yang besar Indonesia harus terlebih dahulu menghargai jasa para pahlawannya. Apresiasi terhadap veteran dan unsur-unsur pendukung terjadinya kemerdekaan sudah sepantasnya mendapatkan perhatian pemerintah, tidak hanya penghargaan yang bersifat seremonial melainkan juga terjaminnya kesejahteraan hidup mereka.

Kemerdekaan bukan hadiah yang begitu saja diberikan, ia harus ditebus dengan darah, keringat dan air mata. Benar kita telah terbebas dari penjajahan, namun  tidak dari kemiskinan dan kebodohan. Benar bahwa saat ini Indonesia mengalami keterbatasan dan kondisi yang tidak ideal sebagai bangsa yang besar, namun Indonesia masih tetap patut kita perjuangkan!

Merdeka tidak hanya sekadar merayakan kebahagiaan melainkan juga menjadi momentum untuk mengekspresikan sebuah kebangkitan. Tidak mudah, sebab ini adalah tantangan di tengah arus tenang yang membawa generasi bangsa berjalan mundur. Moral remaja yang kian memprihatinkan, hukum yang tak kunjung menentramkan, kesehatan yang mengkhawatirkan, lingkungan dan sumber daya alam yang terus dieksploitasi habis-habisan hingga tak terjangkaunya biaya pendidikan.

Kita patut bersedih, kita harus bersedih! Tidak kah hati ini bergetar? Ketika status kita hari ini adalah pemuda Indonesia, masa depan Indonesia ada di tangan kita. Namun masih saja kini mayoritas kita masih sibuk berdialektika, padahal kesengsaraan itu ada di depan mata. Indonesia butuh obat! Dan hari kemerdekaan ini adalah saat yang tepat untuk menjadikannya bangsa yang lebih hebat. Predikat hebat itu kita akan peroleh di masa yang akan datang ketika pekerjaan rumah ini mampu kita selesaikan secara kolektif.

Kita harus mengembalikan jati diri Indonesia sebagai bangsa yang gemar bergotong royong dan saling mengerti. Semboyan Ki Hajar Dewantara harus kita pulihkan kembali, dimana dari belakang memberi dorongan, dari tengah memberikan dukungan dan dari depan memberi teladan.

Permasalahan harus terselesaikan secara komprehensif, semangat kemerdekaan harus digiring ke arah positif dan produktif. Semangat untuk berperan tidak justru meniru oknum yang gemar bagi-bagi jabatan dan terperangkap dalam lingkaran kekuasaan yang membutakan.

Perjuangan pahlawan telah usai, kini saatnya pemuda hadir untuk membangun. Mari warisi api perjuangan yang selalu membara di dada para patriot muda Indonesia. Jangan jadi abu sejarah yang dapat ditiup angin modernitas dan globalisasi kapan saja.

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, bangkitkan nurani dan akal sehat kita maka kita akan bangkitkan Indonesia!

Hidup Rakyat Indonesia! 

Dirgahayu Indonesiaku.

Samarinda, 17 Agustus 2016

Salam,

Muhammad Teguh Satria

Presiden BEM KM Unmul 2016