Hadapi Ujian, Jangan Gelagapan

Hadapi Ujian, Jangan Gelagapan

SKETSA – Memasuki minggu tenang, mahasiswa pun menyiapkan diri untuk menghadapi ujian semester. Ada pula mahasiswa yang tak tenang atau mungkin malah bersenang-senang? Kali ini Sketsa mengulas tentang persiapan ujian dan cara menghadapinya.

Ada Randa Ahmad Fauzi dan Devi Aprisanti Ritonga, dua mahasiswa Pendidikan Biologi ber-IP 4 ini akan berbagi tipsnya.

Randa, angkatan 2014 ini mengaku tak ada yang berbeda dari caranya belajar. “Ketika perkuliahan didengar bener-bener, dirangkai dengan kalimat sendiri, di rumah mengulang garis besarnya saja,” ucap Randa yang sekarang menjadi asisten dosen itu.

Senada dengan Devi, yang kadang juga Sistem Kebut Semalam (SKS). “Tapi waktu di kelas, saya perhatikan dan pahami bener-bener apa yang disampaikan dosen atau yang dipresentasikan teman-teman,” ujar mahasiswi semester 5 itu.

Tahu enggak? Ternyata tipe belajar setiap orang itu berbeda-beda. Seperti dilansir dari edukiper.com, ada tiga tipe belajar, yakni visual, auditory dan kinestetik. Contoh belajar Randa dan Devi ini temasuk tipe auditory. Tipe ini cenderung memanfaatkan pendengaran, sehingga proses belajar dilakukan dengan cara menyerap informasi berdasarkan apa yang mereka dengar, baik dari dosen atau teman. Sedangkan tipe visual memanfaatkan penglihatan, dan kinestetik melalui gerak fisik atau praktik langsung. Kamu tipe yang mana?

Selain itu ada waktu efektif untuk mudah menyerap materi. Ingat ya, setiap individu itu berbeda! Seperti halnya Randa, antara jam 7 dan 8 malam, merupakan waktu efektif baginya mengulang materi. Berbeda dengan Devi, gadis yang aktif di beberapa organisasi itu, mengaku waktu efektifnya jam 11 malam hingga 2 dini hari. Cari waktu efektifmu ya!

Perihal SKS, ada kepanjangan lainnya, yakni Sistem Kebut Sekejap. Pagi ujian, pagi itu juga belajarnya. Bagi Randa, ujian selayaknya memang harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari secara sistematis. Mengingat, tidak ada keberhasilan dari usaha yang instan.

Menghadapi ujian pun tak perlu grogi, pahami materi bukan menghafal. Sebab, jika menghafal dan tiba perasaan grogi, apa yang dihafal sebelumnya akan buyar seketika. Randa dan Devi sepakat, bahwa belajar itu harus dipahami konsepnya, jadi mau bagaimana pun materi itu dikembangkan pasti dimengerti. Nah, bila rasa jenuh tiba ketika kamu belajar, beristirahatlah! Jangan memaksakan diri. Sebab, materi tak akan masuk jika pikiran sudah mulai tak fokus.

Penting juga, menjaga kondisi tubuh tetap prima. Pastikan sebelum ujian sarapan terlebih dahulu, minimal ada yang mengganjal perut. Sebab, jika perut kosong pasti menyulitkan untuk berpikir dan jangan berlebihan. Makan berlebih menyebabkan rasa kantuk lho!

Ketika ujian berlangsung, atur strategi. Pilah soal mudah dan sulit. Jangan menghabiskan waktu untuk menjawab pertanyaan yang sulit. Tetap optimis dan berdoa. Lakukan proses dengan benar, hasil terbaik timbul dari proses yang benar. Di akhir, terapkan evaluasi diri. Baik evaluasi tentang cara belajar atau menghadapi ujian. Jika terbiasa mengevaluasi diri, ke depan hasilnya tentu akan lebih baik. (asr/jdj)