
Sumber Gambar: MIK UMKT
Di tengah geliat kreativitas mahasiswa, Media Indie Kampus (MIK) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) kembali membuktikan komitmennya dalam menghidupkan ruang ekspresi sinematik di lingkungan kampus. Lewat Gala Premiere MIK 2025, dua film pendek bertajuk “Bangku Tara” dan “Rupa Tanpa Rupa” resmi tayang perdana pada Minggu (29/6) Malam, di Gedung A, Co-Working Space UMKT, Samarinda.
Kedua film tersebut merupakan refleksi keresahan generasi muda tentang identitas, keheningan, pencitraan, hingga luka yang tersembunyi. MIK berupaya menghadirkan ruang kolektif bagi mahasiswa untuk belajar, mencipta, dan bersuara melalui karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah perasaan dan pikiran.
Film pertama yang ditayangkan adalah Bangku Tara, sebuah film dengan pendekatan horor ringan. Cerita berpusat pada tokoh Tara yang menemukan catatan misterius di laci meja kampusnya. Dari sana, dimulailah percakapan sunyi melalui tulisan-tulisan kecil di bawah meja.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang intim dan penuh makna, bagaimana keheningan bisa bicara,” ungkap tim produksi.
Film ini disutradarai oleh Muhammad Khalid Zain yang dibantu oleh Chalid sebagai asisten sutradara. Menurut Chalid, Bangku Tara merupakan eksperimen pertama MIK dalam genre horor.
“Kami ingin mencoba genre baru yang belum pernah diangkat sebelumnya. Tantangannya cukup banyak, terutama karena jadwal kru dan aktor yang berbeda-beda, serta keharusan melakukan syuting malam hari,” jelas Chalid.
Film kedua bertajuk Rupa Tanpa Rupa, disutradarai oleh Firgi Isra Dihyanur, dengan Fizi sebagai asisten sutradara. Film ini mengangkat isu psikologi dan kesehatan mental dalam balutan drama reflektif.
“Inspirasinya dari kisah nyata Bang Rohmat, mahasiswa Psikologi UMKT. Film ini jadi ruang curahan ilmu dan refleksi dari perspektif mahasiswa psikologi,” ujar Firgi.
Fizi menambahkan bahwa proses produksi kedua film ini berlangsung selama satu semester, mulai dari pra-produksi hingga post-produksi yang rampung tepat menjelang hari pemutaran. Tantangan utama dalam proses produksi adalah membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan produksi film.
Usai penayangan, acara dilanjutkan dengan sesi talk show bersama para kru dan pemeran film. Suasana hangat dan akrab mewarnai diskusi seputar proses kreatif, tantangan produksi, hingga harapan untuk karya mendatang.
“Kami ingin tetap konsisten berkarya. Bangku Tara rencananya akan dikirim ke ajang kompetisi film mahasiswa, sedangkan Rupa Tanpa Rupa masih akan disempurnakan terlebih dahulu,” jelas Firgi.
Kedua film ini juga akan diunggah ke kanal media sosial MIK sebagai bagian dari diseminasi karya, sekaligus ajakan terbuka bagi mahasiswa untuk terlibat dalam produksi film berikutnya.
“Film ini akan segera kami upload di media sosial MIK. Kami juga membuka kesempatan bagi teman-teman mahasiswa (UMKT) untuk bergabung dan berkarya bersama di project selanjutnya,” ujar Fizi.
Gala premiere ini turut dihadiri delegasi seluruh lembaga internal UMKT, serta tamu undangan eksternal seperti Pers Mahasiswa. Acara ditutup dengan pemutaran video behind the scenes dan sesi foto bersama seluruh hadirin. (xel/ner)