Tak Cuma Melantik, Ada Hal Lain yang Dibidik Masjaya

Tak Cuma Melantik, Ada Hal Lain yang Dibidik Masjaya

SKETSA – Kamis (25/1) siang, dilakukan pelantikan pimpinan lembaga kemahasiswaan di Aula Serbaguna Rektorat Lantai IV. Selain diminta wajib mengenakan almamater, banyak dari pimpinan lembaga datang menggunakan pakaian dinas harian, sudah tentu ditujukan untuk menunjukkan identitas mereka.

Para pimpinan lembaga kemahasiswaan ini diatur untuk berbaris. Barisan paling depan dan kanan diisi DPM KM Unmul, kemudian diikuti BEM KM Unmul, dan seterusnya ke kiri hingga membentuk barisan baru adalah unit kegiatan mahasiswa (UKM).

Adapun, yang baru dan berbeda dari pelantikan tahun ini yaitu dilantiknya pimpinan lembaga mahasiswa pascasarjana. Ia sekaligus menjadi menutup barisan kedua dan paling kiri. Barisan ketiga hingga seterusnya diisi oleh pimpinan lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas.

Prosesi pelantikan dipimpin langsung Rektor Masjaya. Disaksikan oleh dekan fakultas beserta wakil dekan kemahasiswaan dan alumni, kepala BAK, wakil rektor III bidang kemahasiswaan dan alumni, direktur pascasarjana, dan masih banyak lagi. Masjaya sebelumnya sudah menandatangani surat putusan yang isinya memberhentikan para pimpinan lembaga 2017 dan akan melantik pimpinan lembaga terpilih 2018.

Setiap pimpinan lembaga hanya diperbolehkan memimpin dalam kurun satu periode saja. Total 32 pimpinan lembaga tingkat universitas diberhentikan dan dilantik baru di antaranya DPM KM Unmul, BEM KM Unmul, 29 UKM, dan pascasarjana.

Sesudah melantik, mengajak sumpah, dan menyaksikan penandatanganan komitmen para pimpinan lembaga kemahasiswaan, Masjaya mulai menyampaikan beberapa hal. Bahwasannya pelantikan siang kemarin adalah wujud dari kebersamaan. Ia mengisahkan saat dirinya masih menjabat Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni di era Rektor Zamruddin Hasid. Pelantikan lembaga mahasiswa kala itu belum bisa dilakukan serentak. Dikarenakan peralihan pucuk pimpinan tiap lembaga selalu berbeda-beda.

“Dalam setahun bisa ada tiap bulan pelantikan,” katanya.

Kebijakan baru ditetapkan setelah Masjaya naik sebagai rektor. Pada 2015 seluruh lembaga kemahasiswaan diminta melakukan prosesi peralihan pada Oktober-November. Pada 18 Januari 2016  pertama kalinya pelantikan pengurus lembaga mahasiswa dilakukan bersama-sama. Tahun berikutnya, 9 Februari 2017 pelantikan mengajak DPM dan BEM di fakultas untuk dilantik bersama. Dan tahun ini pelantikan mulai melibatkan pimpinan lembaga mahasiswa pascasarjana.

Menuntut Prestasi dan Inovasi

“Prestasi sangat kami tunggu,” kata Masjaya.

Sekiranya November tahun lalu, Masjaya mendapat kiriman buku dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Buku itu tebalnya kurang lebih 500 halaman. Yang membuat Masjaya tercengang ialah isi buku tersebut. Isinya penuh dengan catatan prestasi dan inovasi dari mahasiswa UGM. Masjaya mendambakan hal seperti itu juga ada di Unmul.

Di mana lembaga mahasiswa mampu untuk aktif bergerak memperoleh prestasi dan menciptakan terobosan. Agar pada akhir tahun nanti prestasi dan inovasi tersebut dapat dibukukan pula. Ia jelas berkata dari segi infrasturuktur Unmul memang terbatas, tetapi tidak ingin begitu dalam hal prestasi.

“Pembuktian dari akreditasi A yang kita dapat adalah dengan prestasi dan inovasi,” tegasnya.

Masjaya turut mengulas kebijakan Student Day yang ia anggap baik untuk iklim ilmiah di Unmul. Bahkan sekali-kali ia ingin rektorat bisa mengadakan kegiatan di gedung Student Center. Masjaya lalu bertanya, “Apa di sana memiliki ruangan?” Kemudian dijawab oleh mahasiswa “ada” dengan sedikit gemuruh.

“Kalau enggak bagus (ruangannya) nanti kita perbaiki,” ucap Masjaya yang membuat mahasiswa kembali sedikit gemuruh. (wal/aml)