Sumber Gambar: Istimewa.
SKETSA – Sejak pandemi menyerang di pertengahan Maret, seluruh aktivitas yang melibatkan kerumunan kini diganti menjadi kegiatan daring, termasuk sistem perkuliahan. Belajar tatap muka, praktikum laboratorium, hingga muncul wacana terbaru yakni sistem pengenalan kampus bagi mahasiswa baru secara daring.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sendiri telah mengeluarkan surat dan panduan bagaimana sistem penyelenggaraan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) daring 2020 melalui laman https://dikti.kemdikbud.go.id/. Sejak dikeluarkan pertengahan Juni lalu, berbagai universitas juga telah melaksanakan arahan ini.
Kegiatan PKKMB sejatinya merupakan tahapan awal yang diselenggarakan universitas unutuk mengenalkan bagian-bagian kampus. Selain untuk mengenalkan, kegiatan ini juga sebagai ajang persiapan diri bagi mahasiswa baru dalam masa transisi ke jenjang pendidikan tinggi.
Bahkan jauh sebelum dikeluarkannya panduan oleh Dikti, beberapa kampus ternama di Indonesia telah lebih dulu melaksanakan PKKMB daring sebagai skenario jika pandemi belum juga reda, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di antaranya. Selain itu, dilansir dari jawapos.com pada (1/6), Universitas Airlangga (Unair) juga telah mempersiapkan rencana serupa dan juga secara fisik ditunda ke semester berikutnya.
Konsep Ala Unmul dan BEM KM
Mengikuti jejak beberapa universitas yang telah melaksanakan PKKMB daring, Unmul kini juga bersiap memasuki tahapan tersebut. Berbagai persiapan hingga konsolidasi telah dilakukan civitas academica dalam rangka mempersiapkan pengenalan untuk maba. Konsolidasi UKM se-Unmul telah dilaksanakan pada (9/8) lalu, dihadiri sejumlah UKM di Unmul untuk membicarakan mekanisme PKKMB daring.
Berdasarkan hasil konsolidasi tersebut, PKKMB akan dilaksanakan secara daring melalui Zoom Media Teleconference dan ditayangkan di kanal YouTube resmi Unmul pada Kamis (27/8). Setiap UKM di lingkungan kampus diberi durasi 5 menit untuk memperkenalkan masing-masing lembaga dalam bentuk video.
Selain itu, setiap UKM juga diperkenankan untuk memperkenalkan diri secara bebas, baik melalui video, desain ataupun seminar yang akan ditayangkan di IG TV, yang akan dilaksanakan selama beberapa hari, yakni pada 20-26 Agustus. Konsep ini diusung oleh BEM KM bersama beberapa UKM karena PKKMB yang diusung birokrat dirasa tidak cukup untuk mengakomodir seluruh UKM.
Namun, dalam rapat teknis (24/8) bersama Wakil Rektor III, Encik Akhmad Syaifudin dan beberapa staf kemahasiswaan, dijelaskan bahwa agenda PKKMB yang sudah disusun pihak kampus dirasa telah cukup untuk mempromosikan masing-masing lembaga kemahasiswaan yang ada.
“Ibaratnya itu kan iklan, kan tidak ada yang lebih dari 5 menit. Jadinya, sebisa mungkin dalam 5 menit itu benar-benar informasi yang benar nantinya disampaikan kepada adik-adiknya. Supaya mereka juga tidak bingung,” jelasnya kepada seluruh peserta rapat.
Lebih lanjut, Encik juga menegaskan bahwa konsep PKMB daring yang disusun telah disesuaikan sedemikian rupa di tengah banyaknya keterbatasan. “Dengan persiapan yang cukup, kami berharap ini bisa kembali mendulang kesuksesan, seperti tahun-tahun sebelumnya meski versi virtual,” tegasnya lagi.
Mengenai konsep Pena Expo 2020 yang diusung BEM KM, Encik mengaku belum mempelajarinya lebih lanjut. Ia hanya menegaskan kembali pada seluruh ketua UKM yang hadir bahwa konsepan daring PKKMB universitas sudah disusun dengan baik dan sebentar lagi akan dilaksanakan.
Dion Cipta Kanda selaku presiden BEM KM yang juga hadir dalam rapat, menyebutkan jika Pena Expo bukan diusung untuk menandingi konsepan PKKMB kampus. “Pena Expo sebenarnya merupakan versi branding yang intens dari video pengenalan kampus yang 5 menit tadi, karena pengenalan disampaikan langsung oleh perwakilan lembaga, bukan melalui video atau tulisan semata,” jelasnya. (khn/sut/wil)