Sigit-Jamiah Menang, Ketua DPM Faperta Sebut DPM Faperta 2016 Pasif

Sigit-Jamiah Menang, Ketua DPM Faperta Sebut DPM Faperta 2016 Pasif

SKETSA - Sekira pukul 19.30 Wita, berkumpul tiga paslon, saksi, para pengurus organisasi kemahasiswaan di lingkungan Faperta dan beberapa mahasiswa fakultas lain. Semua membawa perasaan ingin buru-buru tahu siapa yang berhak menduduki kursi BEM Faperta 1 selepas Alif-Hanif.

Meski mundur 30 menit dari waktu yang ditentukan, panitia penyelenggara akhirnya memulai proses penghitungan suara yang dibuka oleh Bagus Arif Maulana, selaku Ketua KPPR 2017.

Suasana di ruang 507 malam itu terpantau kondusif meski sebelumnya terjadi perdebatan beberapa pihak mengenai mekanisme penghitungan suara.

Berdasarkan proses perhitungan surat suara, tercatat jumlah pemilih terdaftar 1892, namun surat suara yang terpakai hanya 759 dari 1062 surat suara yang tersedia, serta 303 jumlah surat suara yang tidak terpakai. Sedangkan surat suara sah sebanyak 729 dari 759 surat suara yang diterima, dan suara rusak sebanyak 30.

Garis-garis suara mulai bermunculan di papan perolehan suara, riuh tepuk tangan berkali-kali terdengar di setiap nomor urut paslon disebut. Suara tampak berkejar-kejaran. Paslon nomor urut dua masih jauh ketinggalan, sedang paslon nomor urut 1 dan 3 sengit berkejaran.

Beberapa jam dilakukan penghitungan, diperoleh pasangan nomor urut 3 Sigit Untoro-Jamiah mendapat suara unggul dengan 390 suara.

Menyusul pasangan nomor urut 1 Muhammad Nurfiqri Anshori Tuovanny-Chandra Kadwa Sutrisni dengan 216 suara, terakhir pasangan nomor urut 3 harus puas dengan perolehan hanya sebanyak 123 suara yakni Arif Rahman Hakim-Rika Asriana.

Proses Pemungutan Suara 
Suasana tampak sepi ketika awak Sketsa menyambangi tempat pemungutan suara sore itu. Hanya tersisa beberapa panitia penyelenggara yang masih bertahan.

Pasalnya, pemungutan suara pada (9/11) untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden BEM Faperta ini memang sudah berakhir pada pukul 17.00 Wita sejak dimulainya pada pagi pukul 08.00.

Terbentangnya spanduk bergambar tiga paslon di kedua tiang pintu masuk halaman parkir, memberi tanda hari itu akan terpilih pemimpin baru di kampus pertanian.

Sayangnya, 2300 mahasiswa aktif Faperta, tak semuanya berpartisipasi. Ketua DPM Faperta Yoga Kurniawan Saputra saat ditemui usai pemungutan suara mengatakan Pemira tahun ini tidak menemui kendala berarti, ia menilai panitia KPPR optimal dalam menjalankan tugas. Ia bangga, Pemira dan kepanitiaan KPPR tahun ini bekerja lebih baik. Hal itu tak lepas dari peranan DPM Faperta yang dilihatnya lebih aktif.

"Pemira 2016 DPM-nya tidak aktif dibuktikan dengan tidak dimilikinya produk undang-undang atau tap-tap yang mengatur mekanisme Pemira, KPPR, dan Panwas sehingga segala peraturan berasal dari inisiasi KPPR bukan dari DPM," terang Yoga.

Ditanyai soal antusiasme, Yoga mengatakan tahun ini lebih ramai. Yoga membandingkan persentase Pemira Faperta yang lebih tinggi dibanding Pemira FEB Oktober lalu.

"Mahasiswa FEB 4000 ke atas tapi suara yang masuk 1000-an. Perbandingannya 1/4, sedangkan Faperta 1/3 dengan mahasiswa aktif 2300 dan suara yang masuk kurang lebih 750-an," paparnya.

Hal lain yang membuat Pemira Faperta tahun ini berbeda adalah 2 dari 3 paslon yang berlaga berasal dari semester yang masih muda. Terkait hal ini, Yoga menyebut semester 5 adalah semester yang ideal untuk memimpin BEM Faperta.

"Pas Sidang Umum KM 2016 diubah AD/ART menjadi Presiden minimal semester 5 sedangkan Wakil Presiden semester 3, jadi kita bisa lihat kombinasi antara yang tua dengan yang muda," kata Yoga.

Adapun, persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh setiap paslon selain angka semester adalah SKBN dan SKCK, diikuti oleh persyaratan lainnya seperti transkip nilai, dukungan 50 KTM, rekomendasi dari lembaga yang menyatakan aktif di kepanitiaan maupun organisasi, dan fotokopi KTM. (gie/aml)