Pendaftaran Program Kreativitas Mahasiswa 2023 Dibuka, Pendanaan Programnya Semakin Meningkat
Sumber Gambar: Instagram @kemahasiswaan.dikti
SKETSA - Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang merupakan kompetisi tahunan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan sosialisasi secara daring yang terbagi ke dalam tiga sesi sesuai dengan wilayah perguruan tinggi di Indonesia. Sesi pertama dimulai pada Kamis (9/2) dan sesi terakhir dilaksanakan pada Jumat (10/2).
Dari sosialisasi tersebut, pelaksanaan PKM tahun ini diketahui alami beberapa perubahan. Mulai dari estimasi waktu pelaksanaan yang sebelumnya hanya tiga sampai empat bulan menjadi empat sampai lima bulan.
Pendanaan pun mengalami penambahan nominal yang cukup signifikan. Pendanaan Belmawa (Direktorat Pembelajaran Kemahasiswaan) misalnya, dari yang awalnya di kisaran 5 sampai 7 juta rupiah naik menjadi 6 hingga 10 juta rupiah. Kemudian dana pendamping perguruan tinggi juga ikut berubah dari maksimal di angka 1,75 juta rupiah, tahun ini berganti dengan jumlah maksimal dua juta rupiah dalam bentuk uang tunai atau natura. Adapun dana tambahan dari instansi lain yang mulanya hanya maksimal 750 ribu rupiah menjadi maksimal 1 juta rupiah.
Adanya pendanaan yang semakin meningkat sejalan dengan kewajiban bagi setiap tim untuk membuat akun media sosial dan mengiklankannya di PKM tahun ini. Sehingga mahasiswa yang nantinya lolos pendanaan wajib mengeluarkan sebanyak maksimal lima ratus ribu rupiah untuk mengiklankan akun media sosial yang berisikan program-program yang akan dicanangkan.
Pada tahun lalu, Unmul yang tidak pernah absen dari kegiatan PKM ini berhasil mencetak dua tim yang lolos pendanaan. Salah satunya mencapai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang diselenggarakan pada akhir tahun 2022 di Universitas Muhammadiyah Malang.
Tiyo Saputra, Mahasiswa FH angkatan 2020 jadi salah satu mahasiswa yang berhasil lolos menuju PIMNAS bersama timnya. Program yang diusung kala itu ialah “Perempuan Academy: Gerakan Pencegahan KDRT Berbasis Komunitas Sebagai Percontohan Kelurahan Bebas KDRT Berkelanjutan”. Bidang yang dipilih timnya yaitu Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dan berhasil menorehkan prestasi mahasiswa Unmul di kancah nasional.
Kepada awak Sketsa, Tiyo tak enggan berbagi kisahnya. Kegiatan PKM ini awal mula ia ketahui dari salah seorang rekan timnya yang berbeda fakultas dengannya. Kemudian, dia mencari informasi lanjutan untuk memahami tentang kompetisi tersebut. Ia pun tak segan untuk mengulik berbagai informasi dari sosialisasi yang diadakan langsung oleh Kemendikbudristek melalui akun media sosial resmi seperti Instagram dan Youtube.
Ungkap Tiyo, sosialisasi terkait informasi PKM oleh Kemendikbudristek dinilai telah cukup meluas dan membantunya.
“Kalau menurut saya sosialisasi dari Kemendikbudristek sudah cukup luas, karena informasi terkait PKM memang selalu di-update dari jauh hari sebelum pelaksanaan. Baik itu sosialisasi maupun pengumpulan draft proposal,” bebernya ketika dihubungi melalui pesan teks WhatsApp pada Selasa (14/2) lalu.
Mengenai pengalaman yang didapatkan ketika mengikuti PKM tahun lalu, Tiyo mengungkapkan berbagai manfaat yang diperoleh. Mulai dari kemampuan berkomunikasi terhadap masyarakat, mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan masalah masyarakat mitra, hingga apresiasi dari pihak fakultas yang membantunya mengonversi program PKM menjadi Sistem Kredit Semester (SKS).
Imbuh Tiyo, dukungan dari dosen penasihat pun turut memiliki andil dalam kesuksesan timnya menembus PIMNAS beberapa waktu lalu.
“Support dosen penasihat akademik saya, yaitu Ibu Safarni, juga sangat berpengaruh dalam mengatur skema proses agar dapat mendapatkan benefit berupa pengonversian atas hasil PKM-PIMNAS yang saya lakukan di tahun 2022,” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya berharap agar mahasiswa Unmul yang nantinya mengikuti ajang PKM dapat mematangkan diri dari segi persiapan dan tahap evaluasi, agar bisa bersaing secara maksimal dengan universitas lainnya.
“Namun, tetap perlu ada peningkatan agar tidak tertinggal dengan kontingen lain di tahun yang akan datang. Baik dari segi persiapan, evaluasi, sampai pelaksanaan kegiatan.”
Sejalan dengan Tiyo, Muhammad Fikri Ichsan Feron juga merasakan adanya sosialisasi mengenai PKM yang sudah meluas. Feron yang merupakan mahasiswa FMIPA 2019 ini mengaku, kali pertama mengetahui informasi mengenai PKM dari pihak fakultas. Ia menceritakan bahwa di FMIPA sendiri sudah ada sosialisasi serta pembimbingan untuk mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan PKM.
“Dari fakultas saya sendiri sudah mensosialisasikan semua bidang yang ada di PKM,” ujarnya saat diwawancarai oleh Sketsa pada Selasa (14/2) lalu.
Pada tahun 2022, Feron dan timnya mengusulkan “eDNA untuk Monitoring Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) di Teluk Balikpapan dengan Beberapa Jenis Metode Filtrasi” sebagai judul proposal yang diajukan. Timnya yang memilih bidang Riset Eksakta (PKM-RE) tahun lalu ini pun berhasil lolos dalam tahap pendanaan.
Bagi Feron, partisipasinya dalam kompetisi PKM merupakan hal yang menyenangkan. Menurutnya, dalam kegiatan tersebut ia tak hanya dapat melatih kemampuan menulis namun juga berkesempatan menuangkan idenya secara nyata.
Kendati demikian, menurutnya mencari ide adalah hal yang sulit dalam proses pembuatan proposal sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi timnya untuk menemukan ide yang akan diajukan.
“Saat pembuatan proposal sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, dan untuk menemukan ide dalam PKM merupakan hal sangat susah.”
Sama halnya dengan Tiyo, ia pun merasakan manfaat dari mengikuti program kreativitas tersebut. Seperti ilmu kepenulisan yang berguna untuk tugas kuliah atau penulisan jurnal. Manfaat lain dari timnya yang lolos pendanaan yaitu dirinya tak perlu lagi melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dikarenakan program yang telah lolos kemarin disetarakan dengan KKN.
Ia juga menambahkan meski judul program yang diajukan tidak lolos pendanaan, mahasiswa masih bisa mengajukan konversi sebanyak dua SKS.
“PKM sangatlah menguntungkan. Saat kalian tidak lolos ke tahap pendanaan pun, kalian mendapatkan konversi dua SKS,” tuturnya.
Feron pun berharap agar pelaksanaan PKM mendatang bisa menjadi lebih maksimal dari segi pembinaan dan jangka waktu pengajuan proposal.
“Saya harap untuk PKM yang sedang atau akan berlangsung nantinya dapat lebih optimal dengan adanya pembinaan yang lebih lama dan tidak mepet hari H submit PKM. Mungkin juga dapat diadakan bootcamp untuk pelatihan penulisan dan pencarian ide,” tutupnya.
Perihal linimasa dari PKM 2023 pun telah disampaikan. Operator perguruan tinggi mengunggah dokumen berita acara serta evaluasi internal dan surat komitmen dana tambahan paling lambat pada 2 Maret 2023. Untuk tenggat pengunggahan proposal dan kelengkapan biodata, mahasiswa dapat melakukannya dengan batas waktu sampai dengan 4 Maret 2023. Lalu, tanggal 6 Maret merupakan batas terakhir dosen dan pimpinan perguruan tinggi melakukan validasi. Semua dokumen dan validasi dapat dilakukan di halaman Simbelmawa.
Di tahap seleksi internal, Unmul sendiri menetapkan batas waktu maksimal pengumpulan proposal dari setiap fakultas secara kolektif yaitu pada tanggal 24 Februari 2023 pada pukul 23.59 Wita.
Jadi, jangan sampai ketinggalan, ya! Yuk, persiapkan tim dan program terbaikmu tahun ini! (tha/ysn/ems)