Minim Publikasi, KPPR Tetap Optimis Raup 10 Ribu Suara

Minim Publikasi, KPPR Tetap Optimis Raup 10 Ribu Suara

SKETSA – Pemira Unmul 2016 dipastikan bakal terlaksana besok (25/10). Minimnya publikasi, ternyata dikeluhkan salah satu pasangan calon. Ditemui jelang akhir masa kampanye pada (16/10), Endra Julianto, capres nomor urut 1 mengatakan, tak menemukan wujud publikasi fisik dari KPPR di kampus Unmul yang berada di luar Gunung Kelua (GK). Hal itu ditambah laporan yang diterimanya dari mahasiswa yang mengeluhkan hal serupa. Utamanya maba, dikatakannya banyak yang belum tahu apa itu Pemira. Keluhan itu lalu dilaporkannya kepada KPPR selaku penyelenggara Pemira.

“Sampai mau habis masa kampanye, kami lihat belum ada sama sekali spanduk Pemira di kampus Pahlawan, Banggeris, dan Flores. Waktu masuk kelas juga banyak mahasiswa khususnya maba yang bilang enggak tahu apa itu Pemira. Tiba-tiba kami datang ke sana untuk kampanye,” ucapnya.

Ungkapan publikasi adalah kunci, terasa benar. Bagi Endra, KPPR Pemira tahun ini mestinya lebih gencar mempublikasi Pemira. Melihat angka golput yang masih tinggi, namun tidak dibarengi dengan masifnya publikasi serta ajakan untuk memilih. Padahal, target pemilih yang ditetapkan KPPR tahun ini menyentuh angka 10 ribu orang. Sejumlah pihak bahkan mengaku pesimis partisipan Pemira tahun ini bakal lebih dari tiga ribu orang.

“Saya pesimis kalau kinerja KPPR masih seperti ini. Kalau hanya mengandalkan kampanye dari pasangan calon saja, untuk dapat 10 ribu suara itu rasanya sangat sulit. Jika angka pemilih merosot, jangan salahkan pasangan calon,” tegasnya.

Ditemui terpisah, Ketua KPPR Dwi Luthfi, mengakui publikasi dari pihaknya memang minim saat awal-awal musim rangkaian Pemira. Dia pun mengaku memang lebih fokus menggencarkan publikasi di kampus Unmul GK sebagai lumbung suara terbanyak dan mudah dipantau. Meski begitu, dia tetap optimis mampu meraup partisipan 10 ribu orang pemilih dalam gelaran Pemira esok hari.

“Publikasi kami tidak hanya fisik, tapi juga lewat media sosial. Kami memang masifkan basis suara di kampus Unmul GK dan memang baru memasang spanduk saat mendekati Pemira. Kami menemukan banyak masalah. Spanduk kami banyak yang hilang. Dari KPPR hilang tiga dan Panwas hilang satu. Jujur kami takut, di GK yang bisa kami pantau saja bisa hilang, apalagi di kampus Pahlawan, Benggeris dan Flores yang sulit kami pantau secara intens,” akunya.

Luthfi membenarkan mendapat laporan dari salah satu pasangan calon yang mengeluhkan minimnya publikasi kepada KPPR. Dikatakannya, sejak itu pihaknya mulai kembali menggencarkan publikasi. (aml/e2)