Memasuki Proses Lelang, Perbaikan Area Longsor FISIP Direncanakan Usai pada Desember Mendatang

Sumber Gambar: Yasina/Sketsa
SKETSA – Setelah terjadi peristiwa longsor di parkiran FISIP pada 9 Maret 2021 silam, kini upaya perbaikan untuk area tersebut tengah memasuki tahapan proses lelang agar dapat dilanjutkan ke pengerjaan fisik. Sebelumnya, pada Mei 2023, proses perencanaan pemeliharaan longsor tersebut telah selesai dilakukan.
Menindaklanjuti kabar tersebut, Sketsa kemudian menghubungi Finnah Fourqoniah pada Rabu (16/8) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Sebutnya, kini Fakultas yang tengah ia nakhodai tengah menanti pemenang lelang untuk selanjutnya memulai proyek pengerjaan.
“Diharapkan selesai paling lambat Desember 2023,” ungkapnya saat diwawancarai melalui sambungan telepon WhatsApp.
Diketahui penyebab awal kelongsoran ini bermula dari tingginya curah hujan ditambah dengan adanya pembangunan gedung D8 di area jalan tersebut.
Pasca kejadian itu, pihak fakultas telah mengupayakan solusi untuk menanggulangi peristiwa tersebut. Di antaranya melakukan penutupan di area yang terdampak hingga dibuatnya saluran air darurat guna menghindari risiko longsor susulan.
“Sudah pernah ditutup karena belum tahu saat itu kondisi tanahnya sudah stabil atau tidak. Ternyata aman, ya sudah dibuka lagi,” sambung Finnah.
Sejumlah kendala pun turut menghampiri dalam upaya perbaikan tanah longsor tersebut, seperti mekanisme yang rumit dan tertunda akibat minimnya pendanaan.
“Dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, alhamdulillah sudah memberikan bantuan berupa alat berat. Jika pakai dana dari fakultas kurang memungkinkan, karena hanya (cukup) untuk operasional fakultas saja,” tutupnya.
Akibat dari tanah longsor tersebut, aktivitas di area jalanan FISIP mengalami sejumlah gangguan. Terutama untuk mahasiswa FISIP yang memulai perkuliahan pada pagi hari, mengingat area longsor itu awalnya dimanfaatkan sebagai lahan parkir.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Syakila, mahasiswi FISIP 2020, dampaknya tak semata berkurangnya lahan parkir. Namun, mencakup gangguan terhadap aspek-aspek lain.
Perihal transportasi misalnya, longsor tersebut ungkap Syakila turut berimbas pada terhambatnya akses mahasiswa, staf ataupun tenaga pendidik ke area perkuliahan.
Lebih lanjut, longsor yang terjadi juga merujuk pada lahan parkir motor yang sebagian lahannya dirasa tidak aman untuk digunakan sebab struktur tanah yang turut bergeser dari posisi asli yang dapat membahayakan keselamatan.
“Menurut saya pribadi, longsor tersebut sangat mengganggu berbagai hal,” keluh Syakila saat diwawancarai oleh Sketsa pada Sabtu (19/8).
Tanggapan lain datang dari Kurdianto, mahasiswa FISIP 2021 yang turut dihubungi oleh Sketsa pada Sabtu (19/8) lalu. Dirinya pun berharap agar penanggulangan longsor di FISIP bisa segera dilakukan.
“Harapan saya, FISIP mampu untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya longsor. Lahan parkir yang ditambah, tanah longsor yang diperbaiki, serta dapat membuat lahan parkir yang aman,” kuncinya. (mar/sur/ysn/ems)