Sumber Gambar: Sangga/Sketsa
SKETSA - Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Sabtu (22/6), menjadi hari yang bersejarah bagi para wisudawan Unmul. Dua di antara mereka, mahasiswa dari FISIP serta FKIP berbagi cerita tentang perjalanan dan tantangan mereka selama menempuh pendidikan di kampus ini.
Hisyam Ihsan Mazaya, salah satu wisudawan dari Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP angkatan 2020 mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian yang diraih.
"Saya senang dan bangga bisa mencapai lulusan yang diinginkan sehingga bisa membuat orang tua juga senang. Perjalanan ini tidak mudah, menghadapi berbagai tantangan seperti rasa malas dan berbagai karakter dosen. Namun, melalui disiplin dan berbagai persiapan, saya berhasil melewati semuanya," ujarnya saat ditemui seusai perhelatan wisuda Sabtu (22/6) lalu.
Hisyam juga memberikan pandangannya sebagai alumni mengenai tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa kedepannya.
"Peningkatan kompetensi, baik dari pihak pengajar maupun mahasiswa, sangat diperlukan. Mahasiswa perlu mendapatkan penyemangat yang cukup, dan dosen perlu lebih interaktif dalam mengajar. Interaksi yang lebih baik antara pengajar dan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran," tambahnya.
Ahmad Dwi Nurcahyo, wisudawan dari Prodi Pendidikan Jasmani FKIP angkatan 2018 juga turut membagikan pengalamannya. Rasa syukur tak luput ia ungkapkan atas dukungan yang didapatkannya selama menempuh proses panjang menuju gelar sarjana.
"Saya sangat bangga, terutama kepada orang tua saya yang telah membiayai saya dari awal hingga selesai. Meskipun terlambat, saya tetap bangga bisa mencapai titik ini. Tantangan yang dihadapi cukup banyak, seperti menghadapi dosen, biaya hidup, dan fasilitas akademik," ucapnya saat ditemui langsung di depan GOR 27 September.
Tidak hanya itu, Ahmad juga menyoroti beberapa kendala yang dihadapinya terkhusus dalam hal pelayanan akademik.
"Selama belajar di Universitas Mulawarman, ada beberapa masalah seperti pelayanan di kantin dan proses pendaftaran kelulusan. Saya pernah mengalami kesulitan saat mendaftar untuk PPG (Pendidikan Profesi Guru) karena harus bolak-balik ke akademik. Ini menjadi perhatian penting untuk perbaikan ke depan," ungkapnya.
Kebanggaan serta dukungan dari orang tua juga tidak luput dari sorotan. Bu Marsiah, yakni ibu dari Slamet Riyadi, salah satu wisudawan pada hari itu juga turut menyampaikan perasaan dan harapannya.
"Saya sangat bangga sekali melihat anak saya lulus. Semoga anak-anak yang lulus sekarang ini dikasih kesehatan, keselamatan, jadi orang, anak yang baik, berguna."
Slamet Riyadi, salah satu lulusan FISIP mengalami perubahan signifikan selama masa kuliahnya. Ibunya membeberkan bahwa dahulu ia adalah anak yang pemalu. Namun, lingkungan kampus berperan besar dalam membentuk kepribadiannya.
Slamet aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan akademik, serta menjabat sebagai Presiden BEM FISIP Unmul periode 2022/2023. Hal tersebut membantunya mengembangkan keterampilan sosial serta membangun jaringan pertemanan yang luas.
Transformasi ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mencakup aspek akademis, melainkan juga dalam hal pengembangan kepribadian dan keterampilan sosial.
Momen wisuda ini tidak hanya menjadi penanda pencapaian secara teori, tetapi juga refleksi dari perjalanan panjang dan kerja keras para mahasiswa. Ke depannya, peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan akademik di Unmul diharapkan dapat terus berjalan serta dapat mendukung generasi penerus untuk mencapai prestasi yang lebih gemilang. (xel/lav/ali)