Sumber Gambar : Instagram @pemirafebunmul
SKETSA - Di tengah pandemi, pesta demokrasi rupanya telah menyambangi kampus ekonomi dan bisnis terlebih dahulu. Tak diketahui banyak mahasiswa, pemilihan umum raya (Pemira) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) telah usai dilaksanakan. Sayangnya, agenda yang dilaksanakan secara daring ini berakhir dengan aklamasi.
Dikutip dari laman Instagram @pemirafebunmul, timeline Pemira berlangsung sejak 27 September lalu dimulai dari sosialisasi Pemira melalui broadcast message dan Zoom hingga penetapan hasil Pemira atas pasangan calon (paslon) terpilih pada 1 November.
Awalnya, terdapat tiga paslon yang mengambil berkas pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB. Mereka adalah Mei Nur Rahman, mahasiswa Manajemen 2019 dan Asmaul Husna dari Akuntansi 2017. Paslon selanjutnya yakni Hasan Aliannur dari Manajemen 2018 dan Hardijun asal Ekonomi Pembangunan 2018. Terakhir, Andi Indra Kurniawan dari Manajemen 2019 dan Saragih Risca Erviani asal Akuntansi 2018.
Saat verifikasi berkas pada 13 Oktober, ketiganya dinyatakan tidak lolos dan diminta untuk melengkapi berkas yang kurang dengan waktu 2 x 24 jam. Namun hanya dua paslon yang mengembalikan berkas, yakni pasangan Indra-Risca dan Rahman-Husna. Hasil verifikasi kedua pun menyatakan jika pasangan Rahman-Husna tidak lolos dan Indra-Risca dapat maju ke tahapan berikutnya.
Meski Komisi Penyelenggara Pemilu Raya (KPPR) telah membuka kembali pendaftaran bakal paslon pada 19-21 Oktober, tidak ada calon lainnya. Sehingga, melalui Rapat Pleno Terbuka terkait penetapan gubernur dan wakil gubernur, Indra dan Risca dinyatakan sebagai pasangan terpilih melalui aklamasi.
Kemudian, pasangan ini melaju ke tahap pengenalan, bedah gagasan, uji publik dan resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FEB Unmul Periode 2020/2021 pada 31 Oktober 2020.
Minim Sosialisasi dan Partisipasi
Berlangsungnya Pemira saat pandemi, berimbas pada kurangnya partisipasi civitas academica FEB. Sketsa sempat menghubungi Randy Wahyudi selaku Ketua KPPR FEB Unmul, namun yang bersangkutan tidak memberikan tanggapan terkait jalannya Pemira.
Nur Sa'diyah, mahasiswi Akuntansi 2017 memberikan pendapatnya terkait pelaksanaan Pemira yang berakhir aklamasi. Sebagai mahasiswa awam, ia tidak mengetahui jika Pemira telah berakhir dan hanya mengetahui paslon-paslon yang mendaftar.
Selain tak mengikuti akun Instagram Pemira, ia juga tak mendapatkan broadcast message atau undangan Zoom dari manapun terkait sosialisasi Pemira. "Aneh juga sih, tidak di publish yang booming di telinga anak FEB," tulisnya via Whatsapp, Jumat (13/11).
Diwawancarai oleh Sketsa pada Rabu (11/11) lalu, Andi Indra Kurniawan selaku gubernur terpilih juga turut menyayangkan hasil akhir Pemira yang berakhir aklamasi. Menurutnya, selama agenda berlangsung partisipasi dan antusias mahasiswa terpantau minim dan menjadi salah satu kendala bagi para paslon. Seperti sulitnya mengumpulkan bukti registrasi yang menjadi salah satu persyaratan untuk melaju ke tahap selanjutnya.
Indra menuturkan, kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPPR kepada mahasiswa FEB menjadi salah satu faktor dari kurangnya partisipasi mereka untuk mengikuti perkembangan Pemira.
"Penyebaran informasi harus lebih masif oleh KPPR," tutupnya. (len/kus/rst)