SKETSA – Dua bulan Pemira FH bergulir dan hingga kini belum menemui kejelasan, sosok Sebastian Bani Presiden BEM FH 2017 tak banyak kelihatan. Ia sempat muncul dalam audiensi ketiga kisruh Pemira FH yang digelar Jumat, 12 Januari lalu.
Dikonfirmasi Sketsa, Basten, begitu ia disapa, menegaskan dirinya tidak mempunyai wewenang dalam mencampur urusi masalah Pemira yang tengah berlangsung. Bagi Basten masalah Pemira justru telah selesai ketika DPM FH bersama BPPR menyampaikan putusan hasil Pemira yang menunjuk paslon Cipta-Juno sebagai pasangan terpilih secara aklamasi. Ia mengatakan dirinya dalam geliat Pemira FH ini tidak sedang memihak siapa pun.
“Harusnya ada kesadaran dari semua pihak kalau memang semua mau membangun Fakultas Hukum,” katanya.
Terhitung sejak Desember tahun lalu, audiensi penyelesaian Pemira FH sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan solusi tak kunjung didapat. Pertama, audiensi gugatan pasangan Adi-Ma’ruf sebagai buah tuntutan dari gugatan yang disebarluaskan pada 14 Desember. Audiensi kedua antara aliansi mahasiswa FH bersama Mahendra Putra Kurnia, Dekan FH pada 21 Desember. Lalu audiensi ketiga diadakan 12 Januari lalu antara seluruh perangkat Pemira dengan birokrat FH.
Basten melihat semua pihak dalam hal ini mestinya bisa legawa. Menurutnya jika urusan Pemira ini terus berlanjut tanpa kejelasan maka akan menghambat jalan BEM FH ke depannya. Sebab dari segi masa jabat, waktu satu periode bisa terpotong beberapa bulan dan ia menyayangkan jika hal tersebut harus sampai terjadi.
Opsi Memakan Waktu Lagi
Adi Nurhamidi, capres yang akan bertarung juga menyayangkan kisruh Pemira FH karena belum memperoleh kejelasan. Adi yang mula-mula menggugat karena berkasnya ditolak oleh BPPR—dengan penjelasan yang dianggapnya tak logis, berharap Dekan FH Mahendra mampu mengambil langkah konkret.
“(Dekan) malah masih memberi opsi kepada BPPR. Itu artinya dikasih waktu berpikir lagi. Harusnya dengan waktu yang panjang itu sudah (bisa) selesai karena memakan waktu, tenaga, dan pikiran kita juga,” keluhnya.
Tak tinggal diam, Adi berupaya mencari tahu apa gerangan hasil keputusan yang diambil BPPR dan diajukan kepada Mahendra. Ia lantas menemui Wakil Dekan I Nur Arifudin namun belum ada keputusan yang diterima oleh Arifudin. Dua hari kemudian, Adi bermaksud menemui Mahendra, namun didapati sedang rapat membahas Pemira FH bersama jajaran birokrat.
“Harusnya kan Senin (15 Januari) sudah ada keputusan, ini molor banget. Dan kayaknya akan mundur sampai semester depan di bulan Februari karena mepet dengan waktu UAS dan liburan,” tukasnya.
Cipta calon yang juga bertarung di Pemira FH tidak merespons tawaran wawancara. Pun hingga kini Mahendra tidak menghiraukan upaya Sketsa untuk mengonfirmasi. Sedangkan Arifudin, disambangi di ruangannya pagi tadi sedang tidak berada di tempat. Sekretarisnya memberitahu bahwa Arifudin sedang di Semarang. (aml/erp/pil/wal)