Sketsa - Pemira FKTI (Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi) Kamis (25/10) lalu berakhir aklamasi. Pemira FKTI hanya diikuti oleh satu pasangan yakni pasangan Haeryandy Pratama dan Joji Kuswanto sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FKTI 2018.
Aklamasi tak dapat dihindarkan meski DPM FKTI sudah memberikan regulasi, namun masih belum bisa dipenuhi oleh beberapa calon walau tahun ini sudah ada keringanan yakni pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Tercatat dari 2015 lalu, pemira FKTI sudah tiga kali berakhir aklamasi. FKTI hanya berhasil melakukan pemira tanpa aklamasi pada tahun 2016. Zawilhikam Mohammad selaku Ketua DPM FKTI menyayangkan pemira tahun ini yang kembali berakhir aklamasi.
“Jadi kalau tanggapan saya memang sangat disayangkan ya, walaupun aklamasi itu pemberhentian dari demokrasi. Hanya saja ada beberapa hal yang mungkin membatasi teman-teman, setelah kita lihat-lihat ternyata memang regulasi di FKTI masih terlalu memberatkan gitu untuk para calon-calon naik dan bersaing di ajang pemilihan ini," jelas Zawil.
Diakui Zawail, salah satu syarat yakni IPK menjadi masalah bagi calon pasangan, di mana tahun 2017 dan 2018 hanya satu calon saja yang memenuhi persyaratan walaupun IPK pada pemra 2018 sudah diringankan.
IPK yang dulu dibebankan 3,5 diringankan jadi 3,25. Keringanan ini untuk uji coba apakah pasangan calon bisa memenuhi persyaratan. Namun pada kenyataannya, beberapa calon pasangan masih gagal memenuhi persyaratan terutama IPK calon pasangan masing-masing dan hanya satu pasangan yang lolos.
Riski Maulana, selaku Ketua Panitia Pemira atau KPPR FKTI mengungkapkan permasalahannya ini ada pada mahasiswa yang kurang sadar. Meskipun panitia sudah mempersiapkan dengan maksimal, tetap saja hanya satu pasangan yang mau maju.
Karena hanya satu pasangan yang maju, Riski beserta panitia pemira mengubah alur yang sebelumnya sudah direncanakan diubah dalam bentuk alur mekanisme aklamasi. Walaupun sistem verifikasi tetap sama dengan dua tahap tanpa mengikuti alur mekanisme aklamasi.
Sebelum mengubah alur menjadi alur mekanisme aklamasi, Riski menjelaskan alur pemira FKTI 2018 ini. Berawal dari sosialisasi ke kelas-kelas yang ada di FKTI selama tiga hari dari 24 hingga 26 September, lalu membuka pendaftaran pada tanggal 1 sampai 5 Oktober di mana panitia menerima 13 pasangan mengambil berkas. Namun hanya ada 2 pasangan yang mengembalikan berkas.
Setelah pendaftaran, panitia melakukan verifikasi. Pada awlanya ada dua pasangan mengembalikan berkas. Setelah verifikasi tahap 1 dilaksanakan, hanya ada satu pasangan yang lolos verifikasi.
“Yang masukkan berkas ada dua, kita verifikasi nih. Yang lolos cuma satu, satunya kami beri-tahu anda gagal gitu kan. Kami kasitahu bahwa tidak lolos verifikasi tahap satu, seperti itu," ungkap Riski.
Riski menyebutkan pada tanggal 7 sampai 9 Oktober yang seharusnya melengkapi berkas ditambahkan menjadi pengambilan sekaligus melengkapi berkas. Pada akhirnya ada satu lagi pasangan yang mengambil dan melengkapi, namun pasangan tersebut melengkapi jauh dari kata cukup.
Calon pasangan satu-satunya yang lolos verifikasi di tahap 1 juga sudah melengkapi pada tanggal 10 dan panitia melaksanakan verifikasi tahap 2. Pada saat verifikasi tahap 2, pasangan yang telah lolos pada tahap 1 ini yang lolos verifikasi tahap 2. Pada akhirnya panwas mengubah alur pemira jadi alur mekanisme aklamasi.
Setelah diubah dalam mekanisme aklamasi, yang sebenarnya ada masa kampanye diubah menjadi masa pengenalan calon dan juga calon wajib masuk ke kelas-kelas di FKTI untuk memperkenalkan diri mereka. Setelah masa pengenalan, calon pasangan melakukan pengenalan akbar yang merupakan inovasi baru panwas.
Pengenalan akbar dilaksanakan di luar ruangan yang dihadiri oleh wakil dekan serta mahasiswa. Calon pasangan yang lolos kemudian memperkenalkan diri, menyampaikan visi misi, dan sesi tanya jawab. Setelah pengenalan akbar, panwas menggelar acara bedah gagasan secara tertutup di dalam ruangan yang seharusnya debat kandidat.
Setelah pemira FKTI 2018 kembali aklamasi, Zawil akan meninjau ulang regulasi yang membuat mahasiswa yang sebelumnya ingin maju namun terkendala di regulasi. Zawil akan mengajak para ormawa yang ada di FKTI beserta beberapa perwakilan kelas untuk berdiskusi terkait regulasi untuk pasangan yang mau maju baik di BEM maupun DPM. (anm/els)