Jalan Akhir Pemira FT melalui Aklamasi

Jalan Akhir Pemira FT melalui Aklamasi

Sumber Gambar : Instagram BLM FT

SKETSA - Setelah melewati beberapa proses panjang sejak Desember hingga Februari lalu, pada Selasa (9/2) Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) Unmul ditetapkan melalui sidang oleh Badan Lembaga Mahasiswa (BLM) FT Unmul dengan Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR).

Sebelum ditetapkan, pasangan calon (paslon) M.Risky Ramadhan Kiay dan Dwi Tri Saputro Fambudi dinyatakan lolos verifikasi berkas pada Sabtu (6/2). Mereka diberikan perpanjangan waktu untuk memperbaiki kekurangan berkas. Keputusan perpanjangan perbaikan berkas ini diambil dalam sidang KBM FT pada Senin (1/2).

Keputusan diambil karena forum menganggap bahwa cacat administrasi yang dilakukan oleh paslon ini masih bisa ditolerir. Sehingga diberikanlah waktu selama 2 hari lagi untuk memperbaiki berkas administrasi. Setelah SK verifikasi berkas dikeluarkan oleh KPPR, diadakan sidang lagi untuk menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur FT. Sidang tersebut dihadiri oleh perwakilan ormawa dan mahasiswa dari masing-masing prodi. Dalam sidang ini, pihak KPPR menimbang pandangan forum sebelum melakukan penetapan ketua dan wakil ketua BEM FT.

Ketika disinggung mengenai antusiasme KM FT dalam pelaksanaan pemira ini, Risky selaku ketua BLM FT 2020/2021 menyatakan bahwa mahasiswa tetap merasa antusias meskipun Pemira dilaksanakan secara daring.

“Antusias saja sebenarnya. Tapi karena dilaksanakan secara daring, lebih kurang vibrasi yang dulu dirasakan karena tidak bertemu secara langsung,” ujarnya ketika diwawancarai Sketsa pada Minggu (28/2) lalu.

Saat ditanya terkait minimnya paslon yang mendaftar, ia menjawab bahwa sebenarnya banyak yang mendaftar pada saat masa pendaftaran namun tidak berniat untuk menjadi paslon.

“Rasanya memang yang daftar diawal banyak yang tidak berniat menjadi paslon. Namun hanya ingin meramaikan saja lewat pengambilan berkasnya sambil belajar juga untuk tahun depan,” jawabnya.

Risky juga berkata, ke depannya untuk Pemira daring sebaiknya lebih adaptif lagi dengan keadaan dan lebih memanfaatkan media sosial dengan lebih baik. Ini karena Pemira tahun ini dinilai kurang berperan dalam promosi kegiatan pada medsos.

Hal ini juga terjadi karena orang yang memegang akun medsos tersebut sedang di kampung halaman, sehingga sinyal yang ada kurang memadai untuk selalu update mengenai informasi Pemira FT. Selain itu, perlu diperhatikan lagi pembagian jobdesk dan lokasi panitia.

Risky juga berpesan, Pemira ini akan menjadi tolok ukur dan tantangan baru untuk kegiatan selanjutnya.

“Saya sendiri apresiasi ke panitia (yang) sudah mencoba beradaptasi dengan keadaan luar biasa ini, juga menjalani pemira dengan baik. Banyak evaluasi yang bisa menjadi loncatan di Pemira selanjutnya, dan harapannya nanti dapat melahirkan inovasi-inovasi baru,” tutupnya. (wuu/len)