Dugaan Perbuatan Mesum Mahasiswa KKN

Dugaan Perbuatan Mesum Mahasiswa KKN

Sumber: HiMedik.com

SKETSA – Meski pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan ke 45 telah usai, kini beredar kabar tak  sedap. Selasa (27/8) kemarin, ramai tersebar gambar yang menunjukkan daftar nilai KKN salah satu kelompok. Dalam daftar nilai tersebut, tertulis pesan dari kepala desa yang menyatakan tidak dapat memberikan nilai kepada dua anggota kelompok. Berdasarkan cap stempel yang tertera, diketahui lokasi KKN dimaksud berada di Kampung Purnasari Jaya, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau.

Dalam gambar tersebut tertulis permintaan maaf dari kepala kampung karena tidak bisa memberikan nilai kepada dua mahasiswa angkatan 2016 dengan inisial MZA dan WJ, lantaran diduga melakukan tindakan tak pantas.

"Mohon maaf pak dosen, saya tidak dapat memberikan nilai kepada kedua murid bapak di atas. Karena mereka berdua sudah mencemari kampung dengan berbuat mesum. Bukti ada sama ketua dan masyarakat kami," bunyi pesan di kertas tersebut.

Sketsa menemui Ketua Koordinator KKN Unmul, Esti Handayani Hardi untuk mengonfirmasi kabar yang beredar. Dikatakan Esti, dirinya mengetahui kabar ini sehari sebelumnya dan langsung mengonfirmasi kepada kepala desa sekaligus menyampaikan permohonan maaf.

"Kami juga sudah berterima kasih dan koordinasinya sudah jalan dengan pak kades, dan meminta maaf untuk ketidaknyamanan. Namun yang kami sayangkan juga kejadian ini saya enggak dapat beritanya dari awal. Jadi sudah terjadi baru saya tahu," kata Esti, Rabu (28/8).

Esti kemudian menyayangkan daftar nilai yang beredar, karena itu merupakan dokumen rahasia milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M). Menurutnya, tidak ada yang boleh membuka dokumen tersebut kecuali pihak desa dan LP2M. Karena sudah menyalahi aturan, pihaknya sudah sepakat untuk memberikan sanksi kepada oknum yang membuka dokumen tersebut.

Meski demikian, Esti belum menemui kedua mahasiswa yang diduga berbuat mesum tesebut, karena masih berupaya menjalin komunikasi. Kini, Esti dan tim masih terus berupaya mencari informasi yang berimbang, karena dia tidak mau mengeklaim atau menyudutkan salah satu pihak tanpa tahu kejadian yang sebenarnya.

"Saya tanya pak kades, 'Apakah bapak menerima laporan dari teman sekelompoknya atau dari warga yang mungkin tidak berkenan?' Pak kades bilang, 'Kalau saya dengar berita dari warga saya bu. Ada yang melihat.' Dibilang ada buktinya, cuma buktinya apa juga enggak clear," jelasnya.

Meski begitu, LP2M sudah mengetahui siapa penyebar gambar tersebut, dan akan memberikan sanksi administratif. Terkait form daftar nilai yang beredar, Esti mengimbau agar tidak ada lagi yang menyebarkan daftar nilai tersebut. Karena masalah ini belum selesai, menurutnya jika ada yang keberatan atas penyebaran dokumen tersebut, bisa dituntut berlandaskan UU ITE.

Setelah bertemu dengan kedua mahasiswa tersebut, nantinya Esti beserta Ketua LP2M Unmul, Prof. Susilo, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) akan melakukan diskusi terkait keputusan final yang akan diambil. Tidak hanya berfokus pada hukuman yang diberikan tetapi bimbingan dan edukasi bagi mahasiswa yang bersangkutan juga akan diupayakan. Wakil Rektor III, Encik Akhmad Syaifudin bahkan menginstruksikan agar masalah ini cepat diselesaikan.

Esti juga sudah menemui anggota kelompok KKN tersebut Selasa (27/8) kemarin saat membawa daftar nilai ke LP2M. Dikatakannya mereka datang karena kabar tersebut sudah tersebar luas. Esti pun menyampaikan rasa kecewanya saat itu karena tidak mendapat informasi langsung dari kelompok KKN tersebut, bahkan setelah KKN usai kabar ini tersebar luas.

"Kamu sebagai ketua kelompok sudah melakukan apa untuk itu? Kenapa kamu enggak kasih tahu saya? Kenapa enggak lapor ke DPL, padahal fungsinya DPL itu," tanya Esti saat itu.

Kemudian Esti menyapaikan agar mereka tidak marah, tetapi coba untuk mendekati dan memberikan semangat bagi teman-teman mereka yang bermasalah. Terlebih orang tua mahasiswa tersebut pasti akan merasa kecewa. Setelah masalah ini selesai Esti akan menghubungi orang tua mahasiswa. Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi LP2M agar tidak kecolongan lagi.

"Nanti ke depannya antisipasi-antisipasi itu harus jelas. Padahal dari awal, semua kejadian saya tahu loh. Semua kepala desa aktif memberi tahu, WA saya aktif terus dan saya enggak keberatan di telpon malam-malam."

Jika kedua mahasiswa terbukti melakukan perbuatan tersebut, maka LP2M dengan tegas tidak akan meluluskan mereka. (ann/wil/adl)