SKETSA - Meme itu beredar sebagai bentuk kontra atas pelaksanaan Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia (JNMI) yang berlangsung pada (4-6/2) di Cibubur, Jakarta Timur.
Agenda akbar yang menghadirkan 3 ribu mahasiswa dari 22 provinsi itu memang mengundang pro dan kontra, utamanya di kalangan mahasiswa.
Tino Heidel Ampulembang, alumni Fakultas Hukum yang bertindak sebagai pendamping mahasiswa Unmul saat JMNI menanggapi santai beredarnya meme tersebut. Dia pun menjawab gelisah orang-orang yang mempertanyakan hadirnya para tokoh penting saat JNMI. Baginya, itu bukan suatu yang mustahil untuk agenda mahasiswa.
"Ngapain demo depan istana kalau staf khusus kepresidenan (Teten Masduki) sudah datang di acara kita. Kan bisa disampaikan langsung sama beliau," komentar Tino yang dikirim kepada Sketsa melalui pesan WA.
Perihal gambar meme yang beredar luas bertuliskan "Mahasiswa cerdas demonya di depan istana presiden. Mahasiswa idiot demonya di depan rumah pribadi mantan presiden" dipertanyakan Tino. Menurutnya, ungkapan itu tidak tepat. Semestinya netizen berhenti mendiskreditkan pihaknya dengan kata-kata yang menyudutkan.
"Idiot gimana? Sekarang tujuan kita baik, mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan, malah dikatain," imbuh alumni angkatan 2010 itu.
Selain gambar meme, beredar pula foto-foto slide dalam salah satu materi JNMI yang disinyalir menyudutkan mantan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Tino menyatakan foto-foto itu adalah asli. Kendati demikian, materi itu hanya sebatas pemberian pemahaman politik untuk mahasiswa berkaitan dengan rezim sebelumnya. Materi yang ternyata disorot itu disampaikan aktivis lintas generasi, Anton Sitorus.
Kepada Sketsa, Tino juga mengklarifikasi tuduhan aksi demonstrasi di depan rumah SBY. Ia menyebut titik aksi ada dua yakni di Mega Kuningan dan Senayan. Di Mega Kuningan hanya sebatas orasi dan membagikan selebaran. Ia membantah tegas aksi itu dilakukan persis di depan rumah SBY. Pun di media, tidak ada yang menampilkan demonstrasi mahasiswa di depan rumah SBY.
"Jarak pandang dari titik aksi di Mega Kuningan sampai rumah SBY sekitar 500 m. Di media yang ditampilkan massa aksi atau rumah SBY, tidak pernah satu frame karena memang jauh," ucapnya.
Meski telah menggelar konferensi pers pada Minggu (12/2) lalu, oleh sejumlah mahasiswa Unmul yang mengikuti kegiatan JNMI tersebut, masih terdapat resah yang mengganjal. Misalnya pemilihan Mega Kuningan yang notabene dekat dengan rumah SBY sebagai titik aksi, hingga kehadiran sejumlah tokoh politisi yakni Adian Napitupulu, Komisaris BUMN Fadjroel Rahman, Kepala staf Kepresidenan Teten Masduki dan mantan ketua KPK, Antasari Azhar. (krv/aml)