SKETSA – Pesta demokrasi memang sedang bergelora di Unmul, baik tataran fakultas maupun universitas. Terbukti 14 fakultas Unmul kini tengah gencar-gencarnya melaksanakan Pemira dalam rangka menentukan masing-masing nakhoda kepengurusan BEM selanjutnya.
Tak terkecuali Fakultas Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI) yang juga larut dalam animo Pemira ini.
Berawal dari pembentukan panitia pelaksana Pemira dua bulan silam, DPM FKTI yang menaungi Pemira langsung menyosialisasikan ke tiap-tiap kelas. Hal ini bertujuan untuk menjaring mahasiswa untuk turut serta ikut dalam kepanitiaan yang akan mengurusi Pemira ke depannya.
Setelah diperoleh beberapa nama yang mantap bergabung dalam kepanitiaan, DPM segera mengurus segala hal guna memperlancar prosesi jalannya Pemira.
“Pembentukan panitia yakni berdasarkan pendelegasian yang diusung tiap-tiap kelas,” ucap Asdar Zulkiawan Ketua DPM FKTI saat ditemui Sketsa Jumat (24/11) lalu.
5 Ambil Formulir, 1 Kembalikan Berkas
Perjalanan Pemira tentu saja diwarnai oleh berbagai macam dinamika-dinamika. Termasuk minimnya pasangan calon (paslon) yang ingin berlaga. Hampir sama dengan beberapa fakultas lain, FKTI pun sepi petarung. Terbukti dari lima paslon yang mengambil formulir, namun nyatanya hanya satu yang mengembalikan berkas.
“Padahal kami sudah memberikan waktu dua minggu, agar para calon bisa mempersiapkan diri lagi,” ujar mahasiswa Prodi Teknik Informatika itu.
Ia juga berujar bahwa sistematika yang diusung DPM kali ini sedikit berbeda dengan dengan yang ada di fakultas lain. Di mana fakultas lain hanya menyediakan waktu satu minggu untuk melengkapi persyaratan, sedangkan FKTI memberikan tenggat waktu hingga dua minggu.
Akan tetapi pemberian waktu tersebut dirasa belum cukup, terbukti hanya satu paslon yang mengembalikan berkas dan siap maju Pemira.
Ketika ditanya apakah ada kecacatan berkas, Asdar dengan tegas menampik hal tersebut. “Saya rasa bukan kecacatan berkas, melainkan hanya semangatnya yang kurang," tegasnya.
Bukan menjadi rahasia umum bahwa di setiap fakultas kerap ditemui permasalahan serupa. Paslon yang mengambil formulir banyak, namun yang mengembalikan hanya sedikit. 2017 bisa jadi tahun yang cukup memprihatinkan bagi FKTI karena lagi-lagi aklamasi. Setelah sebelumnya sempat terjadi pada 2015 lalu.
Lebih lanjut Asdar hanya bisa berpesan agar ke depan, Pemira FKTI jangan terus-menerus aklamasi. Karena hal ini akan mengurangi semangat demokrasi yang ada. Ia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk selalu meningkatkan semangat berorganisasi, agar kelak bisa membawa perubahan bagi kampus.
"Karena kalau bukan mahasiswa itu sendiri, siapa lagi?” tutupnya. (pil/suf/sut/mer/els)