Foto: Dokumen Pribadi
SKETSA — Ketika sejumlah fakultas muncul dengan calon tunggal, Pemira FK 2022 justru memperoleh tiga Paslon pada pesta demokrasi kali ini. Masing-masing: Arif Dwi Andika-Riska Aulia, M. Sabil Ramadhan-Nur Annisa, dan Zahid Najmu-Camelia Sahly. Ketiga nama Paslon ini muncul usai dilakukan penunjukkan oleh Siti Khotimah, Wakil Dekan bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FK Unmul.
Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Calon Presiden BEM FK terpilih, Arif Dwi Andika, saat dihubungi Sabtu (10/12). “Sebenarnya awal-awal itu pada ga berani maju karena merasa kurang sanggup untuk mengemban tanggung jawab apalagi perkuliahan di FK itu sibuk. Tapi setelah (ada) pencerahan dan arahan wakil dekan, jadi terbuka pikirannya. Makanya pada berani maju.”
Tercatat Paslon nomor urut 1, Dika dan Aulia muncul sebagai wajah baru Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK periode 2023 mendatang. Pasangan ini berhasil kantongi suara terbanyak dengan perolehan mencapai 160 suara.
Awak Sketsa pun tertarik untuk mengulik lebih jauh mengenai pelaksanaan pesta demokrasi di FK. Ahda Thirdaza, Ketua Panitia Pemira FK membeberkan bahwa adanya dorongan dan dukungan dari Keluarga Mahasiswa memotivasi para Paslon untuk maju dan bersaing.
“Jadi, kami sebelumnya melakukan berbagai pendekatan kepada mahasiswa. Kami bertanya kepada Keluarga Mahasiswa bahwa siapa saja kandidat-kandidat yang pantas untuk menduduki jabatan Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa,” jelas Ahda melalui pesan teks WhatsApp Rabu (17/12) lalu.
Lebih lanjut, para mahasiswa pun tampak antusias dalam menggunakan hak pilihnya saat pemungutan suara berlangsung. Ihwal ini terlihat dari tingginya partisipasi mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi dan Kedokteran serta minimnya mahasiswa yang golput.
Diwawancara terpisah pada Kamis, (8/12) melalui pesan teks WhatsApp, Dika menyampaikan misinya untuk mewujudkan eksistensi BEM FK Unmul yang berkualitas, sinergis, dan sistematis berlandaskan asas kekeluargaan. Di kesempatan itu pula, ia turut membeberkan program unggulan yang ia tawarkan. Program tersebut, adalah Rumah Kita, Rumah Tenang, Reels Studio dan Gudang POB.
Dalam kampanye yang dilakukan baik secara daring maupun luring, Dika melakukan persiapan yang cukup singkat. Dimulai dari analisis masalah, kemudian penyusunan visi dan misi, program kerja, hingga pembuatan poster dan bahan kampanye. Semuanya dilakukan dalam rentang waktu tiga hari. Meski begitu, dirinya merasa beruntung karena tim sukses selalu mendampingi dan siap siaga untuk membantu melakukan kampanye.
Meski menurut penilaiannya sistem kaderisasi yang berlangsung di fakultasnya cukup baik, ia tak menampik bahwa dalam beberapa aspek yang menyangkut kualitas kepemimpinan masih perlu dilakukan optimalisasi.
“Misalnya dengan mengawali kaderisasi dengan materi filosofis tentang perlu dan pentingnya sistem kaderisasi itu sendiri serta dampaknya jika tidak diimplementasikan dengan baik. Di samping itu, beberapa penyebab rendahnya kualitas SDM juga berkaitan dengan kurangnya rasa kekeluargaan dan stres akibat padatnya jadwal perkuliahan di FK Unmul yang dapat disiasati dengan program-program yang akan kami jalankan nantinya,” tutup Dika. (dre/jla/nkh)