SKETSA – Temaram tepian depan Kantor Gubernur Kaltim kemarin (12/4) malam, tampak dipenuhi mahasiswa yang berdiskusi kemudian berangkulan untuk berdoa. Mereka adalah anggota dari aliansi BEM Kaltimsel di Samarinda yang tengah menggelar aksi bertajuk “Refleksi Indonesia Hari Ini”. Aksi itu diikuti sedikitnya seratus mahasiswa dari STIMIK WICIDA, Polnes, STIKES, Unmul, dan beberapa universitas di Samarinda serta BEM-BEM fakultas di Unmul sejak pukul 17.00 hingga 21.30 Wita.
"Ada diskusi tentang situasi Indonesia, orasi-orasi politik, pertunjukan seni, dan ditutup doa bersama. Kami sebenarnya sudah berkoordinasi dengan BEM Kaltimsel Balikpapan dan Kalimantan Selatan, tapi mereka masih tahap menyusun gerakan jadi aksi hari ini (kemarin) hanya di Samarinda saja,” ucap Freijae Rakasiwi, Menteri Sosial Politik BEM KM Unmul sekaligus bertindak sebagai Humas Aksi.
Ternyata, aksi malam itu juga wujud tindak lanjut dari Aksi 121 yang sudah jatuh tempo dari tenggat waktu yang diberikan BEM SI kepada pemerintah. 90 hari sudah pasca gelombang aksi massa 121, 12 Januari lalu.
Aksi tersebut dihelat sambil menanti hasil tuntutan mahasiswa di Jakarta yang notabene merupakan pusat gerakan. Untuk diketahui, aksi ini dilakukan serentak di 11 titik wilayah Indonesia.
Dalam pendiskusian, kata Freijae, dibahas beragam situasi yang kini tengah dialami Indonesia. Mulai tindakan represifitas aparat yang kini merebak di mana-mana, penguasaan sumber daya alam oleh asing, pelemahan fungsi KPK, hingga fenomena banjir yang kini mendera Samarinda sebagai situasi paling dekat untuk dikupas. Adapun, tidak lanjut dari aksi ini ialah menentukan eskalasi gerakan terhadap tuntutan sebelum dan yang akan dibawa jelang 1, 2, dan 20 Mei mendatang.
“Capaian dari aksi ini adalah warning untuk pemerintah, penyadaran buat masyarakat, dan mendiskusikan solusi-solusi konkret dari permasalahan yang dialami Indonesia. Besok, kami dari Unmul mau ke Pertamina untuk tindak lanjut hasil diskusi hari ini,” pungkas Freijae. (aml/jdj)