Bebas Aklamasi, Pemira Farmasi Usung Dua Calon

Bebas Aklamasi, Pemira Farmasi Usung Dua Calon

SKETSA – Sebentar lagi akhir tahun 2018 akan kita temui. Bersamaan dengan rencana yang telah disusun awal tahun akan menemui titik akhirnya. Begitu juga sebuah kepungurusan. Salah satunya yakni sebuah kepengurusan organisasi di kampus. Universitas Mulawarman tengah mempersiapkan kembali pemilihan presiden dan wakil presiden guna memimpin kepengurusan satu tahun mendatang.

Tak mau ketinggalan dengan tingkat universitas, beberapa fakultas di Unmul juga tengah dalam proses pemilihan raya (Pemira). Salah satunya Fakultas Farmasi. Dalam wawancaranya dengan Sketsa pada Kamis (15/11) lalu, Rendi Eko Saputro selaku Ketua Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) mengungkapkan tidak ada kendala yang terlalu besar di Pemira tahun ini. Antusias dari pemilih bisa dikatakan lumayan.

Sebagaimana yang telah direncanakan dan tertera dalam pengubahan timeline Pemira Fakultas Farmasi, verifikasi berkas tahap II dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober sampai 6 November lalu. Dengan masa perpanjangan verifikasi berkas tahap II dilakukan pada tanggal 7 hingga 12 November. Dilanjutkan dengan penetapan nomor urut pasangan calon pasangan calon serta pemberitahuan waktu kampanye pada 12 November. Kemudian masa kampanye berlangsung pada 13-18 November, sosialisasi pemilihan di 17 November, uji kelayakan dan debat kandidat serta uji publik di tanggal 18 November, pencabutan atribut kampanye di tanggal 19 November. Setelah itu masa tenang dari tanggal 20 hingga 21 November. Lalu dilakukam pencoblosan dan perhitungan suara pada 22 November. Diikuti dengan masa pengajuan keberatan di 23-25 November. Dan 27 November menjadi penutup dengan penetapan gubernur dan wakil gubernur.

Saat ditanya mengenai bagaimana cara KPPR Farmasi terbebas dari aklamasi, mahasiswa angkatan 2016 itu menyatakan bahwa antusias yang besar berada pada calon itu sendiri.

“Dari setiap pasang calon itu mereka antusias sendiri dari masing-masing pribadinya,” jelas Rendi.

Pada tahun ini, Fakultas Farmasi memiliki dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pasangan nomor urut satu Meilani Dwi Anggraeni dan Meutia Ridha Sautri. Kemudian paslon nomor urut dua Faisal Riyanda dan Maulid Nur Rezki Pahlawan. Kedua pasang calon tersebut berasal dari angkatan 2016.


Visi Misi Paslon Terpilih

Saat di wawancara Sketsa, Akhmad Fahri selaku ketua DPM Fakultas Farmasi menyatakan bahwa sudah ditetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur BEM Fakultas Farmasi, yakni Faisal Riyanda dan Maulid Nur Rezki Pahlawan.

“Penetapan dari KPPR paslon terpilihnya hari ini (28/11). Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur BEM di musyawah besar keluarga mahasiswa Farmasi (KMF) yang insyaallah dilaksanakan awal bulan Desember nanti,” jelasnya.

Di samping itu, Akhmad juga menyampaikan bahwa selama Pemira berlangsung semua berjalan dengan lancar. Hanya saja ketika debat kandidat diadakan, kurangnya partisipan yang datang menjadi nilai minus. Karena debat hanya dapat diadakan saat hari libur. Diperjelas oleh Akhmad bahwa hal tersebut juga dikarenakan ruangan yang selalu di pakai saat hari perkuliahan.

Paslon terpilih memiliki visi menciptakan lembaga BEM Farmasi Unmul yang memiliki kenyamanan, kualitas dan kemanfaatan yang bermutu untuk fakultas, Unmul dan masyarakat. Didukung dengan beberapa misinya, di antaranya memfasilitasi aspirasi mahasiswa Fakultas Farmasi Unmul dengan jalur koordinasi yang baik. Kedua, memfasilitasi KMF dalam bidang akademik maupun non-akademik. Ketiga, mewujudkan internal KMF Fakultas Farmasi Unmul yang sinergis. Keempat, membangun hubungan yang baik dan saling bekerja sama antar lembaga Fakultas Farmasi Unmul maupun lembaga eksternal baik wilayah maupun nasional.

Saat sudah ditetapkan menjadi paslon terpilih, Sketsa langsung menghubungi keduanya. Faisal Riyanda selaku bakal Gubernur BEM Farmasi mengaku bahwa keinginan menjadi gubernur memang sudah ada sejak awal menjadi mahasiswa. Juga dengan dukungan dari para rekan untuk mencalonkan diri sebagai gubernur selama satu kepengurusan mendatang. Begitu pula sebagai bakal wakil gubernur mendampingi Faisal, Maulid Nur Rezki juga mengaku bahwa dukungan dari para rekan juga sebagai motivasinya mengajukan diri menjadi calon wakil gubernur.

“Seseorang tidak ikut organisasi bukan karna tak sanggup, tapi lebih sering gugup dan terlalu cepat merasa cukup,” ujar Maulid. (ubg/fqh)