Sumber: Nisa Rengganis
SKETSA – Pasca keluarnya Aliansi Garuda Mulawarman (Garmul) dari barisan aksi bersama Aliansi Kaltim Bersatu (AKB), gerakan ini memulai aksi perdananya di kantor DPRD Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (1/10) kemarin. Momen ini bertepatan dengan pelaksanaan Sidang Pengucapan Sumpah dan Janji Anggota DPRD 2019-2024.
Sekitar pukul dua belas siang, puluhan massa anggota Aliansi Garuda Mulawarman yang terdiri dari BEM KM Unmul, BEM FKIP, BEM FEB, BEM Faperta, BEM FMIPA, BEM FKM, BEM FIB, BEM FKTI, Lem Sylva, BEM Farmasi, BEM FK, serta beberapa mahasiswa dari Polnes memadati halaman depan kantor DPRD Kalimantan Timur (Kaltim). Berbeda dengan sesebelumnya, aksi kerumunan kali ini berlangsung tertib dan damai. Selain orasi, aliansi ini juga turut mengadakan salat gaib untuk memperingati para pejuang demokrasi yang telah gugur.
Aksi kali ini tidak hanya sekadar berisikan orasi belaka. Beberapa waktu lalu, Garmul telah mengirimkan surat audiensi yang ditujukan kepada DPRD Kaltim. Gayung pun bersambut, seluruh peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Garmul memasuki gedung dan melakukan audiensi bersama pimpinan DPRD di ruang paripurna dewan setempat.
Ada empat tuntutan yang dibawa dalam aksi kali ini. Pertama, tolak pasal-pasal dalam UU yang melemahkan KPK. Kedua, tolak pasa-pasal RKHUP yang tidak pro rakyat. Ketiga, mengecam tindakan represifitas aparat kepolisian terhadap rakyat. Keempat, mendesak Kapolri untuk segera mundur dari jabatannya.
Saat audiensi, Garmul meminta kepada pimpinan DPRD Kaltim, untuk menjembatani serta menyampaikan beberapa tuntutan yang disuarakan dalam aksi yang berlangsung sebelumnya kepada DPRD pusat. Hasilnya, tuntutan pertama hingga ketiga disepakati.
“Saya mengapresiasi tindakan kawan-kawan sebagai mitra kritis terhadap kinerja pemerintah daerah. Hari ini telah tercapai kesepakatan bersama dengan Aliansi Garuda Mulawarman dan telah ditandatangani bersama, saya atas nama pimpinan DPRD Provinsi Kalimantan Timur, turut mendukung aspirasi dan tuntutan kawan-kawan mahasiswa," beber Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Samsun usai audiensi.
Samsun menegaskan, bahwasanya DPRD berada pada jalur perjuangan yang sama seperti mahasiswa. Ia turut mengomentari perihal aksi sebelumnya yang menimbulkan kaos.
"Tidak perlu dengan cara yang tidak elegan. Kalau seperti ini kan caranya orang Indonesia, cara orang timur, cara yang berbudaya.”
Sementara itu, ditemui usai audiensi, Idet Arianto Putra, Komandan Aliansi Garuda Mulawarman, mengungkapkan bahwa akan terus mengawal tuntutan aksi. “Garmul sendiri telah mengirim presiden BM KM Unmul ke Jakarta. Intinya, Aliansi Garmul dan DPRD Provinsi Kaltim sama-sama sepakat, satu suara," ujarnya.
Sejak beredarnya video pengunduran diri Garmul, tudingan dan kecaman dialamatkan ke aliansi ini. Idet menanggapi bahwa mundurnya aliansi yang dinanunginya bukan untuk mengkhianati, melemahkan atau memecahkan gerakan. Namun ini merupakan pilihan mereka sendiri.
Selepas audiensi di Gedung DPRD Kaltim, kerumunan massa aksi beralih menuju Polresta Samarinda untuk membahas tuntuntan terkait tindakan represif aparat yang telah menggugurkan oknum mahasiswa. Sebelum membubarkan diri, massa berdoa atas kehilangan teman-teman yang gugur di medan aksi diiringi turunnya hujan, seolah langit turut berduka. (nis/eqi/anm/cup/adl)