Akui Kurang Pengalaman, Norman Bertekad Majukan Unmul

Akui Kurang Pengalaman, Norman Bertekad Majukan Unmul

SKETSA – Dukungan mengalir deras kepada pasangan Norman-Bhakti selama kampanye Pemira 2016 digelar. Bahkan, pasangan ini punya kans besar keluar sebagai pemenang voting online yang digelar besok (25/10). Keduanya disebut-sebut mendapat dukungan dari organisasi besar di Unmul. Beberapa di antaranya Pusdima, LDK, dan KAMMI.   

Dikonfirmasi terkait dukungan, Norman membantah mendapat dukungan resmi dari tiga lembaga tersebut. Namun, ia tak mengelak masih menjadi bagian dari LDK dan KAMMI. Bahkan, beberapa tim suksesnya merupakan berasal dari kedua lembaga itu. “Saya sempat jadi kader, tapi bukan berarti saya otomatis didukung,” tegas Norman.

Perihal dirinya yang disebut miskin pengalaman, ia pun tak membantah hal tersebut. Ia mengaku, sejak masih berstatus mahasiswa baru memang hanya berkiprah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Di lembaga tingkat universitas, seperti BEM KM Unmul, sebagai lembaga eksekutif tertinggi se-Unmul belum pernah sekalipun dia cicipi. Meski begitu, ia mengaku tak gentar dan optimistis mendapat kepercayaan mahasiswa Unmul menjabat sebagai presiden BEM KM Unmul.

“Saya memang belum banyak dikenal, karena memang sampai sekarang hanya berkarir di fakultas dan baru semester empat ikut di KAMMI. Jadi, wajar kalau banyak yang bilang tidak kenal saya. Tapi di FEB saya yakin sudah cukup punya nama dan bakal didukung,” tutur dia.

Tudingan Endra tentang open recruitmen yang tidak perlu dan lebay, menurut mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen itu salah kaprah. Penjaringan relawan tim sukses Kawan Nobar itu efektif menggalang dukungan. Bahkan, bisa menjadi tempat mendidik mahasiswa Unmul selama pelaksanaan Pemira. Adapun anggota Kawan Nobar terdiri dari alumni sekolah, teman komunitas, dan kader KAMMI yang berafiliasi dengan Norman-Bhakti.

“Lagi pula kami tidak memaksakan. Masalahnya di mana?” sebutnya.

KRITIK TEGUH-DIMAS

Tiap petarung Pemira tahun ini punya cara sendiri agar sukses menjadi pemenang. Hal itu tampak dari strategi kampanye kedua pasangan calon. Berbeda dari pasangan calon nomor urut 1 yang gamblang menyebut bakal melanjutkan program Teguh-Dimas, pasangan calon nomor urut 2 Norman-Bhakti, nyatanya tampil berani dengan sejumlah program segar.

Norman menyebut, program itu upaya pembaharuan yang belum dilakukan di kepengurusan BEM KM Unmul sebelumnya. Lebih dari itu, program tersebut juga dimaksudkan sebagai kritik atas kabinet BEM KM Unmul era Teguh-Dimas.

“Visi-misi saya itu sebenarnya sudah cerminan perbaikan dari kepengurusan Teguh-Dimas. Kabinet saya nanti akan berupaya mengoptimalkan iklim kampus yang produktif dan berprestasi. Unmul sebenarnya punya banyak kegiatan dan prestasi yang tidak kalah dengan universitas besar lainnya. Hanya saja masih kurang diekspos dan gaung-nya belum terdengar,” tuturnya Senin (17/10) pekan lalu.

Bukan tanpa alasan, mantan kepala departemen advokasi di BEM FEB Unmul itu melihat persoalan berasal dari pelbagai faktor. Publikasi yang minim, ditambah mahasiswa Unmul cenderung tidak bangga dengan almamater, jadi penyebab kampus yang sudah berusia 54 tahun tidak begitu dikenal. Jika terpilih, dia bertekad bakal membawa nama Unmul di kancah nasional bahkan internasional.

Ia pun menyebut sinergi antar elemen lembaga di Unmul masih belum satu alias tercerai berai. Diakuinya, menyatukan yang telah lama terpisah bukan perkara mudah. Kendati demikian, dia yakin mampu memperbaiki dengan sejumlah langkah. Melalui misi yang dibawanya bersama Bhakti, dia menjawab itu.

“Masalah sinergi antar elemen lembaga di Unmul akan coba kami jawab dengan salah satu misi kami yang memang fokus untuk itu. Enggak cuma antar mahasiswa, tapi juga dengan birokrat kampus dan masyarakat yang terlibat di lingkungan Unmul, misalnya PKL,” imbuhnya.

Perihal langkah, Norman mantap menempuh jalan pendekatan non formal yang humanis. Baginya, cara tersebut cukup efektif, sebab tidak ada lagi ego lembaga dan jaim di dalam forum. Cukup bersyukur memiliki banyak teman dari berbagai kalangan, Norman kian yakin mampu membawa perbaikan untuk BEM KM Unmul ke depan jika terpilih.

“Saya akan lebih berperan secara humanis dan tidak eksklusif. Saya coba rangkul kalangan hedonis serta yang apatis nantinya. Saya menekankan pendekatan non formal, seperti duduk bareng. Itu bisa saya mulai dengan menyimpan kontak ketua-ketua lembaga di Unmul, baik internal maupun eksternal. Saya akan jalin silaturahmi yang baik dengan mereka,” pungkasnya.  (aml/im)