Sumber: M. Rafyak
SKETSA - Meski sudah dibubarkan sejak magrib, terpantau Sketsa tadi malam ribuan massa aksi masih bertahan. Menumpuk di pertigaan jalan, tak jauh dari Gedung DPRD. Satu persatu dari mereka berorasi. Mulai dari mahasiswa hingga buruh ikut suarakan aspirasi dari atas mobil komando.
Usai ricuhnya aksi di depan DPRD Kaltim yang dibubarkan oleh aparat menjelang petang kemarin (30/9), situasi lapangan mulai kondusif. Terlihat beberapa ambulans lalu lalang membawa massa aksi yang terpapar gas air mata. Sekitar 18:45 Wita, koordinator lapangan Aliansi Kaltim Bersatu mengonsolidasi massa untuk memindahkan titik kumpul di sekitar tugu persimpangan Jl. Tengkawang, sembari terus menyampaikan orasi.
Sekitar pukul 20.00 Wita, Humas Aliansi Kaltim Bersatu, Yohanes Richardo menanggapi perihal jatuhnya korban pada aksi kali ini. Ia menuturkan, belum mendapatkan data yang valid dan akurat dari lapangan. "Yang jelas tadi dapat beberapa informasi, memang benar ada teman-teman kita yang hilang entah ke mana," imbuhnya.
Lebih lanjut, Richardo menyatakan pantang mundur dan massa aksi akan terus bertahan. "Gerakan kita serius, gerakan kita berkomitmen pada perjuangan rakyat itu sendiri."
Richardo menjelaskan bahwa ia dan rekannya telah berkomitmen untuk tidak berkompromi dengan pihak DPRD Kaltim. Ia juga menyangkal tudingan dari DPRD yang mengatakan aksi kali ini ditunggangi kelompok tertentu karena tidak ingin membuka pintu dialog.
"Karena sebenarnya kita sama sekali tidak percaya dengan DPR. Karena situasi krisis hari ini sedang terjadi. Ini bukan persoalan kubu 01, bukan persoalan kubu 02. Keduanya sama-sama buruknya," tambahnya.
Sekitar pukul 20.45 Wita, massa aksi kemudian bergerak perlahan membubarkan diri. Sebagian lagi kembali ke titik kumpul di Masjid Baitul Mutaqien. Mereka dibubarkan oleh sekolompok orang.
"(Mereka) orang tidak dikenal," ujar Richardo dikonfirmasi pagi ini (1/10). (adl/kus/rpi/cup/pil/wil)