SKETSA – “Pak Mahendra aja bilang kalau dia orang BPPR dia pasti akan memilih opsi Pemira ulang karena memang lebih masuk akal, ini juga terjadi saat Pemira (BEM) KM. Pada saat itu mereka diberi opsi, Pak Mahendra juga yang ikut menyelesaikan,” kata Adi Nurhamidi capres yang akan bertarung.
Buat Adi pilhan paling logis dan bijaksana saat ini ialah Pemira ulang. Pun begitu dengan rivalnya dalam Pemira FH, Cipta yang hadir dalam audiensi ketiga, Jumat (12/1) lalu. Cipta mengaku tak masalah jika Pemira ulang dilakukan. Dengan begitu pertarungan akan lebih adil karena ada rentetan seperti debat kandidat, kampanye, bertarung gagasan dan visi misi, hingga pemungutan suara yang menunjukkan angka dukungan.
Hal berbeda justru disampaikan Juno, cawapres Cipta. Juno mempertanyakan bagaimana nasib pendukung ia dan Cipta jika dilakukan Pemira ulang. Juno merasa ia dan Cipta telah ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM FH 2018 terpilih. Ucapan selamat pun telah dipublikasikan tim perangkat Pemira, salah satunya melalui baliho yang menggantung di kampus FH.
“Dia khawatir pendukungnya marah atau kecewa. Kecewanya itu seolah-olah kayak akan timbul masalah baru gitu. Mungkin dia khawatirnya kalau Pemira lagi nanti enggak kondusif, mungkin ada pembakaran atau apa,” ujar Adi.
Adi tak sepakat dengan persepsi yang menyebut Pemira adalah tentang menang atau kalah. Menurutnya, Pemira bukan pertandingan. Dan kalaupun Pemira ulang jadi dilaksanakan, dari situ yang terlihat bukan lagi siapa yang menang dan kalah, tetapi yang dipilih dan tidak. Saat ditanya perihal hubungannya dengan perangkat Pemira dan kubu lawan, Adi mengaku baik-baik saja sebagaimana biasa. Kendati secara kelembagaan memang tampak saling serang.
Ketika hendak memburu konfirmasi dekan FH hari ini, Mahendra Putra Kurnia masih abstain menjawab. Ia tak mengindahkan pesan yang dikirim Sketsa terkait putusan apa yang dipilih oleh BPPR atas dua tawarannya tempo hari. Apakah jadi aklamasi dan pembekuan ataukah memilih menyongsong Pemira ulang. (aml/erp/pil/wal/els)