Lifestyle

Pentingnya Wawasan Literasi Digital Agar Aman Beraktivitas di Dunia Maya

Masyarakat harus memahami betul apa itu literasi digital dan bagaimana beraktivitas di ruang tersebut.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: event.literasidigital.id

SKETSA - Kini, teknologi telah menjadi pilihan utama dalam melakukan segala hal. Namun, kecakapan masyarakat dalam hal mengakses, memahami, menyimpan informasi bahkan menyebarkan informasi memerlukan kepekaan dalam literasi digital. Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Masyarakat harus memahami betul apa itu literasi digital dan bagaimana beraktivitas di ruang tersebut. Jika salah dalam memahami atau memanfaatkan teknologi dan internet yang digunakan, bisa saja akan berdampak sangat besar kepada si pengguna. Bahkan, pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada psikologis seseorang.

Berdasarkan survei Global World Digital Competitiveness Index oleh Institute Management Development (IMD), literasi digital masyarakat Indonesia menempati peringkat ke-56 dari 63 negara yang dilakukan survei. Hal ini memang sedikit terbelakang, meskipun International Telecommunication Union (ITU) mencatat bahwa peringkat Indonesia naik ke urutan 111 di mana sebelumnya peringkat 115. Sementara itu, Survei Literasi Digital Nasional 2020 menunjukkan indeks literasi digital di seluruh provinsi di Indonesia sudah berada di atas rata-rata level sedang.

Hal utama dalam literasi digital yang perlu diperhatikan ialah pemahaman masyarakat terkait informasi yang didapat dari media digital. Seperti berita-berita yang dilihat dari media sosial ataupun dari berbagai kanal berita yang beredar di internet. Masyarakat harus memiliki kemampuan untuk memahami informasi, baik secara implisit maupun eksplisit. Masyarakat juga harus memahami bahwa media saling berdampingan dan melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Perihal lain yang harus dipahami adalah segi faktor sosial. Media akan saling memberikan pesan atau informasi kepada masyarakat untuk keberhasilan jangka panjang media itu sendiri. Keberhasilan dilihat dari pembagi serta penerima informasi. Masyarakat yang memiliki kepekaan literasi digital akan mendapatkan dampak positif serta membawa manfaat bagi orang di sekitarnya. Seperti membantu dalam menghentikan penyebaran berita hoaks.

Penyebaran hoaks sendiri bisa terjadi lantaran informasi yang didapat merupakan hasil dari sebuah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga sekitar atau bisa disebut citizen journalism. Pasalnya, masyarakatlah yang memiliki peran aktif dalam pengambilan, pelaporan, analisis dan penyebaran berita. Belum tentu apa yang diberitakan benar atau memiliki sumber terpercaya. Maka dari itu, wawasan mengenai ruang digital perlu dipahami semua masyarakat agar dapat meminimalisir angka penyebaran hoaks.

Tantangan dalam memahami literasi digital tak lain adalah arus informasi yang banyak. Dengan banyaknya sumber yang bisa kita lihat di internet, di sinilah peran dari literasi digital tersebut. Cara mudahnya ialah dengan memilah dan memahami informasi yang benar dan tepat.

Selain itu, konten negatif juga menjadi tantangan karena. Kini, akses menuju konten yang tidak mendidik entah pornografi, isu SARA dan lainnya menjadi sangat mudah. Sehingga, masyarakat juga harus bisa memilah mana konten positif yang bermanfaat dan mana konten negatif yang merugikan bagi diri sendiri dan lingkungannya. (rid/fzn)



Kolom Komentar

Share this article