Manipulasi Kasih Sayang dalam Love Bombing
Kenali dampak buruk love bombing.
- 21 Jun 2022
- Komentar
- 1588 Kali
Sumber Gambar: The Gottman Institute
SKETSA - Siapapun tentunya akan merasa senang ketika mendapat perhatian lebih dari pasangannya. Siapa yang tak luluh jika diperlakukan bak raja atau ratu? Seolah kamu adalah dunianya dan kamu adalah satu-satunya prioritas utama dalam hidupnya. Namun, apa jadinya jika afeksi tersebut hanyalah manipulasi belaka?
Apakah seseorang pernah menaruh perhatian berlebih padamu ketika baru mengawali hubungan romansa? Hubungan yang terasa manis di awal tak selamanya indah. Meskipun terdengar romantis, kamu juga perlu berhati-hati, sebab bisa jadi perlakuan tersebut adalah celah bagi mereka untuk melakukan manipulasi rasa kasih sayang atau yang saat ini dikenal dengan istilah love bombing.
Fenomena love bombing merupakan keadaan seseorang menaruh perhatian berlebih ketika menjalin hubungan untuk mendapat kontrol dan melakukan manipulasi terhadap pasangannya.
Kyle Zrenchik, seorang terapis keluarga dan pernikahan di Amerika Serikat menyebut itu tidak akan bertahan lama dalam hubungan asmara karena umumnya hubungan yang terjalin akan berubah menjadi tidak sehat: abusif, manipulatif, dan saling bergantung pada pasangannya.
Sisi buruk lainnya, korban dari love bombing akan dibuat tak berdaya. Pelaku akan membuat korbannya menjadi mudah dikendalikan sesuai dengan keinginannya. Meskipun demikian, korban akan sulit untuk meninggalkan pelaku meskipun sudah merasa tidak nyaman untuk melanjutkan hubungan. Pelaku love bombing akan mempengaruhi pasangannya agar tetap bertahan dan bahkan membuatnya merasa bersalah jika memilih untuk pergi.
Dari sana kamu tentu perlu waspada dan kenali tanda-tanda seorang pelaku love bombing berikut!
1. Seringkali memberi pujian kepada pasangannya secara berlebihan
Siapapun pasti suka diberi pujian, terlebih dari orang terkasih. Namun, jika pasanganmu terlalu sering memberi pujian secara berlebihan, itu bisa jadi tanda bahwa kamu sedang mengalami love bombing, lho!
Ada kalanya pujian tersebut membuat korban menjadi terlena sehingga tak menyadari bahwa pujian yang diberikan sebenarnya adalah bentuk dari manipulasi.
2. Pelaku love bombing umumnya memiliki kepribadian narsistik
Dalam ilmu psikologi, narsistik diartikan sebagai gangguan kepribadian. Pengidapnya merasa bahwa dirinya penting dan harus dikagumi. Seorang narsistik dapat memanipulasi pasangannya untuk meningkatkan harga diri, salah satunya melalui love bombing.
Pengidap narsistik cenderung melakukan love bombing sebab dirinya yang haus akan perhatian ingin mendapatkan cinta tanpa batas dan selalu ingin dikagumi. Oleh karena itu pelaku love bombing lebih dahulu memberikan perhatian dan pujian dengan tujuan agar pasangannya dapat berbalik memuji dan mengagungkannya.
3. Memberikan hadiah yang mahal secara berlebihan
Dalam menjalin hubungan asmara, memberikan hadiah kepada pasangan memang merupakan hal yang wajar. Namun, ada kalanya kita perlu waspada apabila pasangan kita kerap kali memberi hadiah yang mahal, sebab bisa jadi ada maksud terselubung.
Tindakan tersebut rupanya bisa jadi boomerang bagi korban hingga berujung merasa bersalah jika tidak mampu memberikan barang yang senilai sehingga korban akan berusaha memberikan barang sebagai balas budi.
4. Merubah dirinya agar terlihat seperti tipe ideal korbannya
Dr. Chitra Raghavan, seorang profesor psikologi dari John Jay College of Criminal Justice mengungkap, pelaku dari love bombing dapat memanipulasi lingkungan sekitar agar membuat dirinya terlihat sebagai partner yang cocok.
Pelaku love bombing dapat mengubah kepribadiannya agar terlihat persis seperti yang diinginkan korbannya tanpa penolakan, itu sebagai bentuk manipulasi.
5. Membatasi pasangannya untuk berhubungan dengan keluarga dan teman
Menghabiskan waktu seharian bersama pasangan memang terasa menyenangkan. Namun, jika pasanganmu ingin terus melekat denganmu hingga membuatmu tidak punya waktu untuk diri sendiri, bermain dengan teman atau bahkan keluarga, kamu perlu pasang lampu kuning nih!
Pelaku berusaha mengisolasi kehidupan pasangannya sebagai upaya untuk memperluas daya kontrolnya.
6. Terlalu cepat untuk berkomitmen
Jika pasanganmu terlalu cepat untuk berkomitmen bahkan di saat baru mengawali hubungan, kamu perlu waspada. Bisa jadi itu adalah rambu merah bagimu, sebab terlalu cepat berkomitmen adalah salah satu bagian dari trik love bombing.
Lebih lanjut, Kyle Zrenchik mengatakan bahwa hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pelaku kurang memiliki kesadaran atas batasan dalam dirimu dan dirinya sendiri.
Nah, itu dia beberapa ciri-ciri dari pelaku love bombing. Beberapa tindakan di atas memang lazim terjadi dalam hubungan asmara. Namun, ada kalanya kita patut waspada jika tindakan yang dilakukan sudah cukup berlebihan. Pastikan hubunganmu tetap sehat ya!(dre/khn)