Lifestyle

Adaptasi Selama Pandemi Covid-19, Bagaimana Tren Lifestyle di 2020?

Tren gaya hidup sehat dan kreatif saat pandemi.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Istimewa

SKETSA - Melanda secara global, pandemi Covid-19 tentu mengubah rutinitas kehidupan manusia di segala bidang. Seiring berjalannya waktu, tren gaya hidup sehat dan kreatif serta aktivitas virtual menjadi salah satu highlight yang muncul akibat dampak pandemi. Berikut Sketsa rangkum untuk kamu.

1. Tren Tanaman Hias

Semenjak pandemi, tren merawat tanaman hias menjadi populer dan diminati oleh banyak orang. Tanaman hias menjadi hobi alternatif yang disalurkan masyarakat untuk mengisi waktu luang, juga menghilangkan rasa jenuh selama di rumah. Masifnya pembelian tanaman hias membuat harga mereka meroket hingga mencapai jutaan rupiah.

Banyak pula pebisnis yang mulai membudidayakan tanaman hias untuk memperoleh keuntungan. Mereka menjual tanaman hias kekinian yang kerap dicari. Adapun jenis tanaman yang paling dicari saat pandemi antara lain adalah Jade Plant (Crassula ovata), Monstera (Monstera deliciosa), Aglaonema dan Lavender Kaktus.

2. Tren Fashion Tie-dye

Tren fesyen di tahun 2020 memang tak terduga, salah satunya dengan kembalinya popularitas tie-dye. Teknik pewarnaan yang muncul pada tahun 1960-an ini mencuat sejak maraknya konten TikTok tentang tie-dye. Tren ini digemari sebab masyarakat membutuhkan sesuatu untuk mengisi waktu selama aturan Work From Home (WFH) dicabut.

Cara pembuatannya yang relatif mudah mendorong masyarakat untuk membuatnya sendiri di rumah. Banyak sekali jenis dan motif tie-dye yang populer di masyarakat. Mulai dari sepatu hingga hoodie, tie-dye menjadi tren outfit sehari-hari.

3. Romantisasi Mentall Illness

Gangguan kejiwaan atau mental illness telah menjadi topik perbincangan yang populer selama beberapa waktu terakhir. Hal tersebut muncul di berbagai media. Mulai dari acara televisi dan film hingga media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook.

Sejalan dengan kepopulerannya, muncul serangkaian masalah baru yang berkembang di masyarakat, yakni sensasi dan romantisasi mentall illness.

Dilansir dari CNN Indonesia, penyanyi Nadin Amizah sempat mencuri perhatian netizen melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, @rahasiabulan. “Your girlfriend. Your mentally unstable girlfriend.” (Kekasihmu. Kekasihmu yang mentalnya tidak stabil), tulis Nadin di unggahan empat foto dirinya dengan berbagai pose dan ekspresi.

Cuitan pelantun ‘Bertaut’ tersebut lantas mengundang berbagai reaksi dan dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit yang mencibir dan menganggapnya meromantisasi kondisi kesehatan mentalnya. Lantas, apa yang dimaksud dengan romantisasi ini?

Romantisasi mental illness adalah keadaan di mana penyakit mental dianggap glamor, indah, dan patut dibanggakan. Banyak kawula muda yang menjadikan hal tersebut sebagai konsep konten yang tren di media sosial. Mereka menganggap bahwa memiliki depresi, kecemasan atau penyakit kejiwaan lainnya merupakan hal yang keren dan unik.

Perlu diingat, penyakit mental bukanlah hal yang romantis. Meromantisasi hal tersebut dapat membentuk pola pikir, pola emosi dan pola perilaku. Ketika hal tersebut telah menjadi kebiasaan, maka akan muncul sugesti diri yang negatif. Sehingga membentuk kepribadian yang mudah rapuh, pengeluh, suka mencari perhatian dan sebagainya. Dengan kata lain, romantisasi mental illness memiliki dampak jangka panjang dan perlu dihindari.

4. Tren Fashion E-Girl

Dilansir dari POPBELA.com, sosok yang disebut E-Girl adalah perempuan yang keren, lucu, sering berganti gaya rambut, memiliki piercing, mengenakan gaya pakaian ala tahun 90-an dan selalu tampil estetik. Banyaknya perempuan yang tampil dengan penampilan E-Girl di aplikasi TikTok menjadikannya tren fashion di tahun 2020.

Garis eyeliner yang tebal, blush on merah merona yang menyapu pipi dan hidung, serta tato palsu berbentuk hati atau bintang pada tulang pipi merupakan riasan yang identik dengan E-Girl. Tidak hanya riasan yang ikonik, konsep E-Girl juga memiliki gaya rambut unik. Yakni hanya mewarnai dua helai poni atau rambut terdepan pada bagian kanan dan kirinya serta menggunakan jepitan warna-warni.

Selain makeup dan hairstyle, diperlukan juga outfit khas E-Girl untuk menunjang gaya tersebut. Outfit yang dibutuhkan adalah kaos oversized atau kaos lengan panjang yang di double dengan kaos lengan pendek, dengan perpaduan gaya antara gothic dan punk. Kemudian dipadukan dengan celana high-waisted atau rok kotak-kotak. Apakah kamu sudah pernah mencobanya?

5. Bersepeda di tengah Pandemi

Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh adalah hal yang sangat penting, khususnya saat pandemi. Gaya hidup sehat serta olahraga yang teratur dapat membentuk pondasi daya tahan tubuh yang kuat. Namun, adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat kegiatan olahraga yang dapat dilakukan menjadi terbatas. Hal inilah yang kemudian melahirkan tren bersepeda di masyarakat.

Kegiatan bersepeda dipilih karena aman, ramah lingkungan dan dapat mengusir rasa jenuh akibat berada di rumah. Selain menyehatkan, bersepeda juga dapat mengurangi penyebaran virus. Sebab masyarakat memilih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi pribadi dibandingkan menggunakan transportasi umum.

Saat bersepeda, jangan lupa untuk tetap mengikuti protokol kesehatan. Gunakan masker, menggunakan hand sanitizer, membawa minuman sendiri serta melakukan physical distancing agar bersepeda seorang diri, bukan gerombolan.

Itulah rangkuman beberapa tren lifestyle di tahun 2020. Kini, kita telah tiba di penghujung tahun dan sedang bersiap menyambut kedatangan tahun 2021. Semoga di tahun berikutnya, banyak hal-hal baik yang menyapa. Jaga kesehatan, dan jangan abaikan protokol kesehatan, ya! (may/ems/rst/rkn/ffs/len).



Kolom Komentar

Share this article