Remotely Killed VS Host: Dalam Cengkeraman Pandemi dan Teror
Hiburan di tengah pandemi.
Sumber Gambar: Google
SKETSA – Pandemi Covid-19 masih menghantui seluruh warga dunia. Protokol kesehatan seperti stay at home dan work from home menjadi primadona meski saat ini penerapan new normal atau adaptasi kebiasaan baru telah digaungkan oleh pemerintah. Selama berkegiatan di rumah, tentunya terdapat berbagai respons dari masyarakat. Entah memanfaatkan waktu dengan produktif atau melakukan self-healing dengan beristirahat.
Tak hanya masyarakat awam, keadaan ini rupanya digunakan para sineas untuk menciptakan karya-karya baru yang berkaitan dengan aktivitas di rumah. Memakai konsep telekonferensi yang sedang tren sebagai lifestyle saat new normal, mereka membuktikan bahwa pandemi tak menghalangi kreativitas mereka.
Sebuah Special Drama asal Jepang bernama Remote de Korosareru (Remotely Killed) dan film asal Inggris yakni Host membawa kisah stay at home dengan satu elemen yang sama: teror.
Keduanya memberikan sensasi horor yang mencekam dengan dua jenis teror yang berbeda. Seperti apa kisah dari kedua karya ini? Berikut Sketsa berikan sinopsisnya.
Remote De Korosareru (Remotely Killed)
Sutradara: Nakama Hideo
Pemain: Honda Tsubasa, Mackenyu Arata, Emoto Tokio, Saotome Taichi, Maeno Tomoya, Maeda Atsuko, Saito Asuka
Rilis: 26 Juli 2020
Selama periode stay at home setelah pernyataan gawat darurat Covid-19, sebuah geng yang terdiri atas enam orang sahabat SMA berkumpul melalui media telekonferensi. Perasaan mencekam muncul ketika mereka mulai mendiskusikan kebenaran dari mantan teman sekelas mereka yang meninggal karena bunuh diri. Namun, satu persatu dari mereka mulai terancam ketika satu demi satu kebenaran terungkap. Tak hanya tercekat ancaman, keenamnya mulai terlibat dalame pembunuhan berantai secara real-time.
Host
Sutradara: Rob Savage
Pemain: Haley Bishop, Jemma Moore, Emma Louise Webb, Radina Drandova, Caroline Ward Teddy Linard, Seylan Baxter
Rilis: 30 Juli 2020
Berada dalam self-quarantine karena pandemi Covid-19, sekelompok teman memutuskan untuke mengadakan Zoom meeting mingguan untuk tetap berhubungan. Untuk giliran minggu ini, Haley telah menyewa seorang medium atau host bernama Seylan untuk memimpin mereka dalam séance alias pemanggilan arwah. Salah satu dari mereka yang bernama Teddy sengaja meninggalkan obrolan karena pacarnya terus menyela. Selama séance, Jemma mengaku telah melakukan kontak dengan seorang teman yang melakukan bunuh diri bernama Jack. Ia kemudian mengakui bahwa itu palsu setelah Seylan keluar dari panggilan. Orang-orang yang tersisa mulai mengalami fenomena aneh dan menakutkan.
Meski mengangkat kisah yang sama yakni teror selama kegiatan meeting berlangsung, keduanya tetap memiliki ciri khas dan warna tersendiri dalam plotnya. Ini juga dipengaruhi oleh “faktor budaya”, di mana beberapa drama dan film Jepang mengangkat kisah bunuh diri dan kisah
pemanggilan arwah yang banyak disisipkan dalam film-film barat. Keduanya juga mendapatkan rating yang cukup tinggi dan dianggap menghibur. Tertarik untuk menontonnya? (len/ann)