Playlist Pilihan Sketsa: Edisi Side Track
Playlist dengan lagu-lagu side track rekomendasi Sketsa.
Sumber Gambar: YouTube
SKETSA – Ketika kita mendengarkan lagu-lagu pada sebuah album musik, terdapat lagu utama atau title track yang menjadi highlight dari album tersebut dan side track sebagai pendampingnya. Meskipun sering dianggap pelengkap dari title track yang menduduki kepopuleran karena sifat komersial. Side track sebenarnya memuat warna lain yang ingin disampaikan sang musisi. Tak jarang, lagu-lagu ini menjadi terkenal karena memiliki arti tersendiri bagi para pendengarnya. Berikut Sketsa berikan rekomendasi berbagai side track yang menarik untukmu!
Coldplay – Amsterdam
Lagu terakhir dari album A Rush of Blood to the Head (2002) ini memiliki makna yang mendalam. Berkisah mengenai seseorang yang mengalami masa sulit bahkan setelah ia terus berusaha dengan hal lainnya. Ia terus kembali pada siklus yang sama dan membutuhkan orang lain untuk segera menolongnya. Beruntung, ia menemui seseorang yang dapat membantunya pulih dan melewati masa-masa kritis. Berdurasi sekitar 5 menit, Amsterdam memiliki lantunan yang cukup tenang dan emosional. Uniknya, lagu ini diberi judul Amsterdam karena ditulis saat mereka berada di Amsterdam, Belanda.
Linkin Park – The Messenger
Jika mendengar nama Linkin Park, sudah pasti kita teringat dengan musiknya yang keras dan vokal khas Chester Bennington yang apik. Namun, lagu yang satu ini dibawakan secara akustik dengan petikan gitar yang lembut dan menenangkan. Dituturkan oleh Chester sendiri, The Messenger dipersembahkan untuk para remaja yang sedang bertumbuh. Bagaimana hidup akan semakin sulit seiring berjalannya waktu, dipecundangi oleh lingkungan, lalu terluka olehnya. Lagu ini membawa pesan bahwa apapun yang terjadi, selalu ada rumah untuk kembali. Lagu ini sendiri berada pada album A Thousand Suns (2010) dengan durasi 3 menit.
John Mayer – Edge of Desire
Merupakan track kesembilan pada album Battle Studies (2009), Edge of Desire mempunyai interpretasi yang cukup dalam pada liriknya. Isinya mengenai konflik ‘keinginan dan kebutuhan’ akan cinta, di mana hal ini dapat membuat seseorang hanya berlari-lari tanpa arah dan tujuan yang tidak terbatas. Ketika mencintai orang terkasih, maka akan ada konsekuensi untuk kehilangan dan terlupakan. Lantas muncul dua pilihan, tetap memperjuangkan atau berhenti. Dilengkapi dengan instrumen yang menenangkan, lagu ini berputar dengan durasi 6 menit.
Arctic Monkeys – 505
Menjadi track terakhir pada album Favourite Worst Nightmare (2007), lagu ini memiliki musik yang asik dan lirik yang menarik. Seorang pria berusaha kembali kepada kekasihnya setelah memutuskan hubungan. Ia gelisah akan perpisahan mereka dan masih sangat mencintai. Sadar telah menyakiti perempuan terkasihnya, ia takut jika akan menemui kata ‘sampai jumpa’ lagi. 505 sendiri berdurasi sekitar 4 menit dengan iringan instrumen yang cukup emosional.
Death Cab for Cutie – Passenger Seat
Membutuhkan lagu yang tenang dan indah? Lagu dengan alunan piano yang lembut ini mencerminkan makna sederhana tentang cinta. Sama seperti judulnya, Passenger Seat mengisahkan seseorang yang sedang berada dalam perjalanan pulang. Ia duduk di kursi penumpang, dipenuhi pikiran-pikiran tak menyenangkan. Kegusaran itu perlahan-lahan hilang saat ia sadar sedang bersama orang terkasihnya. Perjalanan menjadi nyaman dan santai, sebab ia bersyukur atas hal-hal indah yang sederhana. Lagu ini terdapat pada album keempat Death Cab for Cutie, Transatlanticism (2003).
Menarik, bukan? Lagu-lagu di luar title track mungkin tidak menghasilkan kepopuleran secara komersial, namun memiliki warna dan idealisme tersendiri dari musisi yang menciptakannya. Jangan lupa untuk memasukkan side track ini ke dalam playlist barumu, ya! (len/fzn)