Hari Besar

Masihkah Anda Menjadi Perilaku Diskriminasi Dalam Hari HAM Sedunia?

Hari Hak Asasi Manusia yang diperingati pada 10 Desember 2019.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Christnina

SKETSA - Hari ini, 10 Desember 2019 adalah peringatan bagi hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia. Peringatan resmi hak asasi manusia pada tanggal 10 Desember dimulai pada tahun 1950. Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengundang semua negara dan organisasi untuk memperingatinya. Adapun tema yang diangkat untuk tahun ini adalah Youth Standing Up for Human Rights atau Pemuda Membela Hak Asasi Manusia.

Menilik tema tersebut, tentunya peringatan HAM tahun ini bertujuan untuk melakukan selebrasi atas potensi pemuda sebagai agen perubahan yang konstruktif, menguatkan suara pemuda serta melibatkan kekuatan mereka dalam jangkauan yang lebih luas untuk mempromosikan perlindungan hak-hak asasi manusia.

Memang, pemuda sudah seharusnya memiliki pandangan terbuka terkait HAM. Tak hanya melalui proses belajar mengajar saja, tetapi juga mencari tahu seperti apa perjuangan para penyintas yang berusaha untuk mempertahankan hak-hak mereka dalam situasi yang tidak mendukung.

Lalu, sudahkah kita sebagai pemuda berperan aktif? Nyatanya, sikap diskriminatif menjadi penghalang terbesar bagi para pemuda. Kita masih sering membandingkan antar suku dengan nada bercanda, seolah hal tersebut patut ditertawakan. Melakukan pembatasan terhadap perempuan, baik dalam lapangan pekerjaan, hingga pernikahan. Maraknya pembungkaman suara terhadap kaum minoritas.

Hal-hal di atas hanyalah sebagian contoh dari berbagai bentuk diskriminasi yang dilakukan kaum muda di seluruh dunia. Meski kampanye Hari HAM Sedunia secara terus menerus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para pemuda, tidak ada jaminan bahwa itu akan berpengaruh besar terhadap kehidupan nyata.

Itulah diperlukannya bimbingan serta arahan dari lingkungan terdekat untuk membangun rasa kepekaan tersebut. Pemuda memiliki jiwa yang kuat, maka potensi itulah yang seharusnya dapat menolong korban kelalaian hukum terhadap HAM. Mulailah untuk saling menghargai dalam lingkungan terkecil yang ada pada kehidupan anda.

Sesungguhnya, ketika HAM benar-benar diperlakukan sebagai tolok ukur tertinggi dalam menghormati keberadaan seseorang, maka dunia akan menjadi tempat yang lebih nyaman untuk hidup dan berkarya. Selamat Hari HAM Sedunia! (len/rst) 




Kolom Komentar

Share this article