Hari Besar

Beat Plastic Pollution: Melawan Limbah Plastik yang Kian Mencekik di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Kalahkan plastik di Hari Lingkungan Hidup 2023

Sumber Gambar: Freepik

SKETSA — Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni merupakan salah satu momentum penting untuk merefleksi kembali tantangan lingkungan yang dihadapi saat ini. Kali ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengusung kampanye #BeatPlasticPollution

Limbah plastik yang hingga kini masih menjadi masalah serius menjadi alasan digalakkannya kampanye tersebut. Lewat kampanye #BeatPlasticPollution, masyarakat diharap mampu membantu mengatasi polusi dari sampah plastik di seluruh dunia.

Material plastik sendiri merupakan salah satu komponen penting yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 19,45 juta ton sampah sepanjang tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sampah plastik memiliki proporsi sebesar 18,55% dari total keseluruhan.

Fenomena ini menggambarkan betapa penggunaan plastik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Fakta bahwa plastik memiliki masa hidup yang sangat panjang dan sulit terurai secara alami pun tidak dapat dipungkiri. Dalam jangka panjang, akumulasi sampah plastik dapat menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati, dan mengganggu keseimbangan alam. 

Selain akumulasi sampah plastik, penggunaan plastik yang tidak terkendali juga memiliki bahaya laten yang serius terhadap keberlanjutan lingkungan hidup. Plastik yang tidak terurai dengan mudah dapat berubah menjadi partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai mikroplastik. 

Mikroplastik ini dapat masuk ke dalam rantai makanan yang kemudian dapat mengancam organisme hidup, termasuk manusia. Tak sampai di situ, penggunaan plastik rupanya turut berkontribusi terhadap perubahan iklim. Proses pembuatan plastik yang menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dapat menghasilkan menghasilkan emisi gas rumah kaca saat diproses.

Sebagai salah satu makhluk yang butuh lingkungan hidup, peran manusia menjadi cukup krusial. Sketsa merangkum beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk turut berkontribusi di dalamnya! Apa saja, ya?

Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai

Hal ini dapat dimulai dari diri sendiri dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, wadah makanan atau minuman sekali pakai dan sedotan plastik. Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan tas belanja kain, sedotan stainless steel atau sedotan berbahan bambu, dan wadah makanan atau minuman yang dapat dipergunakan kembali.

Meningkatkan upaya daur ulang plastik

Daur ulang merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dampak polusi plastik. Kita perlu memastikan bahwa plastik yang kita buang dapat didaur ulang dengan benar. Menggunakan produk yang terbuat dari plastik daur ulang juga dapat menjadi alternatif yang baik untuk mengurangi permintaan terhadap plastik baru.

Mendorong inovasi dan pengembangan bahan alternatif dari plastik

Perlu ada upaya untuk mendorong inovasi dalam pengembangan bahan alternatif yang ramah lingkungan sebagai pengganti plastik. Pengembangan bahan bioplastik yang terbuat dari sumber daya terbarukan atau bahan lain yang dapat terurai dengan lebih cepat sehingga tidak meninggalkan dampak negatif pada lingkungan misalnya.

Mengatur kebijakan dan regulasi

Peran pemerintah dalam mengatur kebijakan dan regulasi terkait penggunaan plastik tentunya juga menjadi faktor penting untuk mengatasi limbah plastik. Hal ini mencakup pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, pemberlakuan pajak atau denda terhadap jenis plastik tertentu, serta mendorong produsen untuk bertanggung jawab terhadap siklus hidup produk plastik yang mereka hasilkan. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam acara "Road to G20 Beating Plastic Pollution from Source to Sea" pada awal November 2022 lalu di Bali, menyampaikan bahwa melalui NPAP (National Plastic Action Partnership), komitmen pengurangan sampah plastik akan memberikan dampak kepada 34 juta orang dan memiliki nilai sekitar Rp1 triliun atau setara dengan USD 66,7 juta. 

Dengan penuh apresiasi, Luhut optimis bahwa tindakan kolaboratif ini akan memainkan peran penting dalam menentukan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

"Saya sangat menghargai semua komitmen yang telah kita buat hari ini, di mana sekitar 38 organisasi berkumpul dan berjanji untuk menciptakan ekonomi plastik sirkular," ujar Luhut.

Mengedukasi dan meningkatkan kesadaran

Pendidikan dan peningkatan kesadaran merupakan faktor penting dalam upaya menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi penggunaan plastik. Diperlukan terus-menerus upaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai risiko polusi plastik dan betapa pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

Dengan mengadopsi upaya-upaya tersebut secara bersama-sama, kita dapat mempercepat tindakan dalam transisi menuju ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan. Melalui kampanye #BeatPlasticPollution, sudah sepantasnya berbagai kalangan dapat menggalang kesadaran dan tindakan, mulai dari individu hingga perusahaan besar. Tujuannya sudah jelas, menjamin kualitas hidup bagi generasi mendatang. (opi/srf/dre)


Kolom Komentar

Share this article