Berita Kampus

Wisuda Gelombang III 2025 Digelar 2 Hari, Wisudawan Pertanyakan Transparansi Pembagian Kloter

Dihadiri 2.518 peserta, sebagian wisudawan kecewa akibat perubahan jadwal mendadak

Sumber Gambar: Yaasiina/Sketsa

SKETSA - Unmul kembali gelar Wisuda Gelombang III pada Sabtu (20/9) dan Minggu (21/9). Berbeda dengan sebelumnya, pelaksanaan wisuda kali ini dibagi menjadi dua hari yang dilaksanakan di GOR 27 September. Hal ini disebabkan karena jumlah pendaftar wisuda mengalami peningkatan, ditandai permintaan penambahan kuota dari fakultas. 

Berdasarkan siaran pers yang dirilis Unmul, total wisudawan menyentuh hingga angka 2.518 orang. Mahasiswa yang mendaftar pada urutan awal dan masuk pada kuota fakultas dijadwalkan hari pertama, sedangkan selebihnya hari kedua. 

Namun mendekati kegiatan wisuda, terdapat perubahan jadwal yang dialami wisudawan yang seharusnya diwisuda di hari pertama menjadi hari kedua, begitu pun sebaliknya. Perubahan ini mengundang kekecewaan. Bahkan, sejumlah wisudawan alami kerugian.

Kekecewaan Wisudawan

Yuki, wisudawan Fakultas Hukum, mengatakan mengalami kerugian sebesar 5 juta. Yuki mengira ia mendapat jadwal di hari kedua. Setelah dicek kembali, ternyata dilakukan perubahan menjadi hari pertama.

Yuki mengaku sudah melakukan pemesanan hotel untuk keluarga, make up, dan fotografer untuk hari kedua. Namun karena perubahan jadwal, semua rencana tersebut harus berubah. Bahkan, harus melakukan pemesanan ulang tiket hotel. 

“Semuanya diubah sampai akhirnya saya pun make up jadi pagi banget. Bukan pagi malah, tapi malam karena nggak dapat make up. Fotografer saya juga jadinya saya fotonya malam. Terus untuk hotel, semuanya hangus. Banyak banget sih, rugi banget,” terangnya kepada SketsaMinggu (21/9).

Hal ini dialami juga oleh Sari Novrinda, wisudawan Fakultas Pertanian. Keluarga Sari sudah mengambil libur kerja untuk hari pertama di tanggal 20. Namun, ternyata digeser ke tanggal 21. 

“Itu yang bikin ribet lagi. Konfirmasi-konfirmasi ini loh. Sudah mengambil izin jauh-jauh hari, hari libur di tanggal 20, tiba-tiba geser ke tanggal 21. Susah lagi minta izinnya.”

Meski begitu, ia menyebut tidak mengalami kerugian material seperti yang dirasakan oleh Yuki. Namun, ia mengungkapkan kekecewaan karena harus reschedule Make Up Artist (MUA) dan fotografer.

”Itu yang membuat kecewa. Takutnya MUA sama fotografernya pas di hari tanggal 21-nya sudah ada slot wisuda yang lain.”

Sementara itu, Hidayah Nurul Asma dari FKIP yang merupakan salah satu wisudawati cumlaude menilai bahwa pelaksanaan wisuda selama dua hari memiliki pro dan kontra karena pembagian kloter yang tidak transparan. 

Ia juga mengatakan seharusnya menurut perhitungan, ia wisuda di hari pertama. Tetapi ada perubahan menjadi hari kedua. Ia mengatakan dari tim fotografer dan MUA aman-aman saja. Bisa di-cancel di hari pertama. 

Namun, tidak semua wisudawan merasa kecewa dan terganggu dengan pembagian jadwal selama dua hari ini. Oscar Kristian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat merasa pembagian wisuda dua hari ini tidak mengganggu momen spesialnya.

‘’Saya tidak, sih. Karena ini momen yang ditunggu-tunggu. Mau hari pertama atau kedua yang penting wisuda.”

Ia menilai pelaksanaan wisuda dua hari justru bisa menjadi solusi ke depannya.

Pesan Perwakilan Wisudawan

Di tengah kisruh pelaksanaan wisuda dua hari, di sisi lain, perwakilan wisudawan dari Program Profesi Dokter FK, Reza Pahlevi, menyampaikan pesan kepada wisudawan dalam sambutannya. 

“Hari ini juga bukan semata-mata perayaan atas gelar baru yang kita sandang. Namun juga perayaan kesuksesan orang-orang yang telah mendukung kita, terutama orangtua kita yang berbahagia hadir pada hari ini.”

Ia menyoroti fenomena wakil rakyat yang tidak menggambarkan diri mereka sebagai wakil rakyat di masa jabatannya. 

Ia juga mengajak merenungkan diri terhadap kondisi masa depan negara kita untuk Indonesia Emas 2045 dan mengajak wisudawan untuk selalu mengharumkan almamater Unmul.   

“Oleh sebab itu, hendaknya gelar yang kita raih dan kita sandang hari ini, bukan hanya tambahan di nama lengkap kita. Namun, tanggung jawab yang kita bawa seumur hidup dan menjadi motivasi untuk terus memberikan kebermanfaatan,” tuturnya. (rla/ali/lla/ner)



Kolom Komentar

Share this article