Berita Kampus

Unmul Siap Periksa Karya Tulis dengan Turnitin

Surya Nur Rahmatullah, Sekretaris Pusat LP3M Unmul. (Sumber Foto: William)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sebentar lagi Unmul akan terapkan aplikasi Turnitin untuk cegah plagiarisme. Kini sudah masuk dalam tahap pembayaran ke pihak Turnitin di Jakarta. Rencananya, akhir bulan ini akan mulai diterapkan dan didistribusikan ke seluruh lingkungan kerja di Unmul. (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/mencegah-plagiarisme-dengan-aplikasi-turnitin/baca

Hal tersebut diungkapkan oleh Surya Nur Rahmatullah, Sekretaris Pusat Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M). Menurutnya karena Turnitin sifatnya berlangganan selama setahun, maka prosesnya diharapkan bisa segera diselesaikan. Sehingga penerapannya pun cepat, sebab ada beberapa hal yang akan dikejar. Salah satunya pelatihan untuk teknisi Turnitin.

"Mudah-mudahan bulan ini sudah bisa terealisasi, supaya kita bisa mengaktifkan akun-akunnya di Unmul," terangnya.

Dikatakan Surya, Unmul akan berlangganan selama satu tahun dengan jumlah 100 akun pemeriksa. Di mana tiap satu akun punya kuota unlimited untuk memasukkan dan memeriksa data selama jangka waktu berlangganan. Untuk harganya sendiri sekitar Rp160 juta, namun saat ditemui, dikatakan masih terus diupayakan pelobian harga oleh tim pengadaan Unmul.

Sejauh ini, tim untuk Turnitin masih berasal dari internal LP3M, yaitu tim akreditasi dan jurnal (publikasi) ditambah lima operator yang akan mengoperasikan Turnitin. Nantinya kelima operator tersebut akan diberi pelatihan terkait teknis Turnitin ke Jakarta. Selanjutnya akan melatih 100 operator teknis di lingkungan kerja Unmul.

Dengan adanya Turnitin akan semakin mudah dalam memeriksa karya tulis civitas academica Unmul. Ada lima warna yang terdapat pada Turnitin sebagai indikator plagiarisme. Mulai dari yang paling aman hingga level berbahaya yaitu biru, hijau, kuning, cokelat, dan merah. Dari warna tersebut, akan lebih mudah mengetahui karya tulis yang berpotensi plagiat.

"Sebenarnya ini melindungi (dari plagiarisme) Unmul sendiri sih," katanya pada Sketsa (13/2).

Surya kemudian menjelaskan bahwa ambang batas kemiripan yang bisa ditoleransi tiap fakultas melalui Turnitin nantinya berbeda. Untuk fakultas yang keilmuannya sains dan teknologi seperti Fakuktas Kedokteran (FK) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), punya ambang yang lebih kecil yaitu 20 persen. Sedangkan fakultas yang keilmuannya sosial dan humaniora seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) batas toleransinya lebih besar yaitu 30 persen kemiripan.

Diakui Surya untuk mencapai batas tersebut memanglah tidak mudah. Karena batas maksimal pengecekan 10 kata. Jika terdapat 10 kata yang sama dalam satu paragraf maka tulisan tersebut diindikasikan plagiat. Menurutnya hal ini banyak terjadi karena biasanya mahasiswa langsung mencomot teori dari buku tanpa dibahasakan terlebih dahulu.

Kehati-hatian ini bukannya tanpa alasan, setelah Unmul meraih akreditasi A, 2019 merupakan basis data untuk akreditasi 2022 mendatang. Harapannya mulai tahun ini seluruh karya tulis yang diterbitkan bisa memenuhi syarat tidak terindikasi plagiasi.

"Karena kalau bukan sekarang, kita sulit mau mempertahankan A di tahun 2022. Karena batas basis data akreditasi itu empat tahun terakhir," jelasnya.

Pemberlakuan Turnitin ini disebutkan Surya, mendapat respons beragam dari civitas academica Unmul. Ada yang menyebutkan bahwa ini merupakan kondisi yang "mengkhawatirkan" dan menjadi ancaman bagi beberapa pihak. Karena beberapa tenaga kependidikan di Unmul diakuinya tidak punya penahaman terkait karya tulis yang dibuatnya.

"Masalahnya tenaga pendidik katanya tidak punya pamahaman, yang penting bikin karya tulis. Kalau perlu dibikinkan, ya dibikinkan," sebut Surya.

Surya juga tak menampik jika nantinya pemberlakuan Turnitin akan menimbulkan pro kontra. Meski begitu, Surya tetap optimis bahwa nantinya program ini akan berjan dengan baik, tapi memang butuh adaptasi dan dukungan dari civitas academica Unmul. "Kalau Unmul mau maju, harus siap," tukasnya.

Kita tunggu saja bagaimana realisasi program Turnitin di Unmul. Semoga ini menjadi awal bagi Unmul agar dapat mendeteksi dan mencegah plagiarisme. (wil/arr/adl)



Kolom Komentar

Share this article