Berita Kampus

Tuangkan Keresahan Menyoal Malaria, Karya Jurnalistik LPM Sketsa Unmul Jadi Pemenang Utama Kompetisi Menulis Uni Eropa

Capaian prestasi karya jurnalistik LPM Sketsa Unmul dalam EU4Wartawan

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Instagram @uni_eropa

SKETSA – Kamis (23/3) lalu, salah satu karya jurnalistik LPM Sketsa Unmul berhasil menjadi pemenang utama kategori mahasiswa pada kompetisi EU4Wartawan 2022. Ajang tersebut merupakan sebuah kompetisi penulisan jurnalistik yang dihelat oleh Delegation of The European Union to Indonesia (Uni Eropa) yang bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Project Multatuli. 

Karya milik M. Razil Fauzan yang bertajuk "Belenggu Malaria Membayangi Calon Warga IKN” disebut-sebut berhasil kalahkan 152 artikel milik peserta lain yang berkompetisi di kategori yang sama. Kabar gembira tersebut diumumkan bertepatan dengan Hari Meteorologi Sedunia dalam rangka menyoroti pentingnya dampak perubahan iklim terhadap manusia dan planet bumi.

(Baca: Belenggu Malaria Membayangi Calon Warga IKN)

Pada Jumat (24/3) kemarin, Fauzan berkesempatan untuk membagikan kisahnya selama menggarap karya jurnalistik yang dilombakan itu. Kompetisi EU4Wartawan bukan kali pertama dirinya keluar sebagai juara. Sejumlah kompetisi lain seperti Fellowship Sejuk, Jurnalisme Data, hingga Environmental Citizen Journalism Program (ECJP) pun berhasil ia taklukkan.

Ketua Umum LPM Sketsa Unmul periode 2021/2022 itu mengungkap, ide awal penggarapan liputan tersebut semula berawal dari produk jurnalisme data yang telah diterbitkan sejak tahun lalu di laman milik Sketsa. Keresahan mengenai kasus malaria di daerah asalnya, Penajam Paser Utara (PPU) akhirnya mantap ia tuangkan di kesempatan tersebut. Lewat tulisannya ia berharap, masyarakat lokal yang nantinya menopang sistem kehidupan di IKN akan memperoleh perhatian lebih menyoal polemik malaria yang hingga kini tak kunjung usai.

"Ya, itu pasti berangkat dari keresahan, karena kita tahu bahwa kalau teman-teman baca itu beritanya, ‘kan, kasus malaria di Penajam Paser Utara itu sudah menjadi polemik menahun dan dari pemerintah sendiri ibaratnya tuh gagal buat menyelesaikan masalah itu,” terang Fauzan.

Sebagai informasi, liputan yang dimenangkan Fauzan pada kompetisi EU4Wartawan kali ini merupakan hasil dari hibah liputan ketika dirinya mengikuti pelatihan Jurnalisme Data bersama AJI Indonesia di tahun 2022. Pendanaan liputan yang berasal dari USAID dan Internews kala itu digunakannya untuk melakukan liputan investigasi berbasis data. 

Proses peliputan yang Fauzan jalani tak selalu berjalan mulus. Pencarian data pendukung yang sulit ditemukan turut ia keluhkan.

"Kemarin saya sempat kesulitan untuk mencari data di open source. Jadi, sempat ada upaya untuk menghubungi penyedia data seperti dari Kemenkes, kemudian ke scope yang lebih kecil, yaitu ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur untuk menanyakan data kasus malaria yang ada di Penajam Paser Utara," keluhnya.

Meskipun dirinya telah mencoba upaya tersebut, Fauzan tak kunjung menemui titik terang. Tak tinggal diam, ia pun berusaha menelusuri lebih dalam untuk menemukan data pendukung ketika berselancar di internet. Alhasil, dirinya berakhir dengan harus mengolah data mentah sendiri hingga pada akhirnya berhasil divisualisasikan. 

Karya yang berhasil menempatkan dirinya di podium teratas pada kompetisi EU4Wartawan itu tentunya bukan jadi karya terakhir yang ia hasilkan. Fauzan mengungkap, bahwa dirinya tengah berencana untuk mengajukan liputan mengenai masalah krisis iklim sebagai rencana tindak lanjut memenangkan kompetisi EU4Wartawan.

"Saya bocorin dikit, judulnya Laut Jadi Ancaman Nelayan demi Menopang IKN Nusantara," ungkap Fauzan. 

Harap Fauzan, pihak universitas dapat mempertimbangan kembali mengenai kesetaraan antara fellowship dengan perlombaan kemahasiswaan lainnya. Selain itu, ia berharap agar pemerintah dapat mempermudah proses penyediaan data sehingga dapat membantu para jurnalis maupun pers mahasiswa untuk melakukan liputan investigasi berbasis data. 

Menanggapi pernyataan tersebut, awak Sketsa kemudian mencoba mewawancarai Wawan selaku Kasub MPI dan Alumni Unmul pada Sabtu (25/3) lalu. Ia mengatakan bahwa mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan atau perlombaan dapat melakukan laporan ke pihak universitas agar dapat dipantau dan diberikan dukungan terkait kegiatan kemahasiswaan yang akan diikuti.

"Mahasiswa yang berprestasi tersebut dipersilahkan nanti untuk melapor ke Sub Koor MPI dan Alumni untuk kami data dan kami laporkan ke WR III sebagai pelaporan hasil atau prestasinya," jelas Wawan ketika dimintai keterangannya secara daring lewat pesan WhatsApp. 

Lebih lanjut, Wawan turut menyampaikan bahwa ke depan, pihak universitas berencana melakukan sosialisasi informasi kegiatan kemahasiswaan yang bersifat internal hingga eksternal untuk dapat mengharumkan almamater Unmul agar lebih terkoordinasi.

“Kemungkinan kalau memang dianggarkan oleh institusi (terkait dukungan perlombaan), akan kita follow-up sesuai kemampuan pendanaan institusi,” pungkasnya. (nkh/srf/ali/dre)



Kolom Komentar

Share this article