Berita Kampus

Titik Terang tentang Laporan KKN PUPR

Suasana penjelasan dan bimbingan laporan KKN PUPR. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Buramnya kabar terkait laporan KKN PUPR akhirnya memperoleh titik terang usai pertemuan antara ketua atau perwakilan kelompok KKN PUPR dengan pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unmul pada Selasa, (4/9) lalu. Mahasiswa KKN jenis tematik ini akhirnya mendapat kepastian menyangkut segala hal penyusunan dan pegumpulan laporan. Sebelumnya, beragam informasi beredar soal pembuatan social mapping yang menjadi program KKN regular hingga perbedaan tenggat waktu pengumpulan laporan.

Bertempat di lantai tiga gedung LP2M, Enny Faturachmi selaku Koordinator Dosen Pembina Lapangan (DPL) KKN memberikan penjelasan dan bimbingan penulisan laporan KKN PUPR yang digelar siang itu.

“Ada hal yang berbeda dengan KKN PUPR ini dengan KKN lainnya,” ujarnya membuka pertemuan.

Enny mengatakan, tiap jenis KKN memiliki ciri khas dan memiliki nilai output tersendiri, tergantung pihak-pihak yang terlibat dalam perumusan hasil laporan. Untuk KKN tematik yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR sendiri, kata Enny, memiliki konsekuensi berupa laporan keuangan. Ini menjadi laporan wajib lainnya untuk peserta KKN PUPR tahun ini, mengingat dana yang diperoleh adalah subsidi untuk proker.

Tidak jauh berbeda dari pernyataan Esti saat ditemui beberapa hari sebelumnya, Enny mengatakan bahwa pembuatan social mapping dapat dielaborasikan dengan IMAP yang telah dikerjakan mahasiswa KKN PUPR.

"Hanya tinggal ditambahkan permasalahan sosial yang ada,” terang Enny.

Selain itu, Enny juga menyampaikan laporan KKN PUPR mengikuti format laporan akhir yang sebelumnya telah di unggah di website LP2M. Dalam pertemuan tersebut, ketua program studi Hubungan Internasional itu memaparkan penjelasan poin per bab.

Di bab satu, merupakan bagian pendahuluan, menyangkut terkait hal-hal normatif dan penjelasan secara umum tentang isi laporan. Dilanjutkan dengan bab dua, yakni gambaran umum. Di dalam bab dua ini, terdapat empat poin yang harus dijabarkan, yakni profil desa, potensi desa, masalah, serta rencana program.

Melalui profil desa, mahasiswa menjelaskan seputar letak geografis, topografis, serta monografis, hingga data yang berhasil diperoleh. Sedangkan untuk potensi serta masalah, mahasiswa harus menelaah bagaimana kondisi di desa atau tempat KKN. Potensi apa yang dapat kiranya dikembangkan di desa tersebut. Kemudian, masalah dibagi lagi menjadi dua poin, dilihat dari segi infrastruktur dan sosial. Dan dalam rencana program, memuat program apa yang sedari awal telah direncanakan yang akan menjadi program kerja kelompok tersebut. Bab dua ini juga nantinya akan menjadi sumber data untuk pembuatan table matriks sebagai lampiran.

Di bab tiga, ada implementasi program kerja. Di sini, mahasiswa diminta untuk mendeskripsikan realisasi program kerja, beserta kendala dan juga dokumentasi kegiatan. Di akhiri dengan bab penutup, yang berisi rekomendasi, atau saran yang dapat diberikan demi kemajuan dan perbaikan untuk desa yang menjadi tempat KKN.

Batas pengumpulan laporan ini jatuh pada 12 September 2018. Dengan mengumpulkan dalam bentuk hard file dan soft file. “Yang terlambat satu hari, saya kurangi poin nilainya lima,” tegas Enny dan kemudian disambut sepakat mahasiswa yang hadir. (adl/aml)



Kolom Komentar

Share this article