Berita Kampus

Tiga Ketua BEM Tak Permasalahkan Pije dan Rizaldo, Walau Dua di Antaranya Tidak Tahu Apa itu Politik Dua Kaki

Sigit Untoro (Gubernur BEM Faperta), Mujihat, (Gubernur BEM FKIP), dan Alam Nugraha (Presiden BEM FKM) berikan tanggapan perihal pertemuan dengan Pertamina. (Sumber: Istimewa)

SKETSA – Pertemuan Rizaldo dan Freijae Rakasiwi bersama Pertamina terjadi manakala mahasiswa sedang tegang-tegangnya. Problem ketersediaan stok bahan bakar di SPBU dan kenaikan harga BBM belum selesai, hawa pergerakan tengah panas, dan di momen itu mereka justru bertemu.

Hal ini mendapat tanggapan dari para pimpinan BEM Fakultas. Nama-nama seperti Sigit Untoro (Gubernur BEM Faperta), Mujihat, (Gubernur BEM FKIP), dan Alam Nugraha (Presiden BEM FKM) adalah tiga yang bersuara.

Menurut Sigit Untoro, isi obrolan Aldo dengan Pertamina masih sesuai konteks. Yang disampaikan Aldo tidak lain adalah hasil dari konsolidasi BEM se-Unmul. Sewaktu aksi pertama kali kenaikan BBM non-subsidi, Aliansi Garuda Mulawarman menyambangi DPRD Kaltim dan ditanggapi dengan berbagai alasan. Termasuk saat Pertamina menjelaskan alasan di balik terlambatnya pengiriman Premium ke Samarinda dikarenakan cuaca yang ekstrem sehingga menyebabkan kelangkaan.

"Sebenarnya itu tidak masuk akal, kenapa bisa sampai langka (Premium). Sedangkan untuk BBM yang lain, Pertamax dan Pertalite masih lancar-lancar saja," kata Sigit.

Gubernur BEM Faperta ini menjelaskan kenaikan harga BBM non-subsidi yang disebabkan harga minyak dunia, pemerintah Indonesia seolah-olah sengaja membiarkan harga BBM ini naik dan tidak ada upaya untuk membantu rakyat.

"Padahal di Nawacita Jokowi itu, dia berjanji tidak akan pernah menaikkan BBM. Tapi nyatanya, ya, seperti itu," tutur Sigit.

Maka ganjil bagi Sigit jika Pertamina meminta aksi mahasiswa tidak dilanjutkan karena, baik presiden, gubernur atau bahkan pejabat, tidak ada yang memiliki wewenang untuk menghentikan aksi demonstrasi. Aksi yang dilakukan oleh Aliansi Garuda Mulawarman kemarin telah dijamin oleh konstitusi.

(Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/pertemuan-dengan-pertamina-rizaldo-menggantung-pgtc-dan-tekad-menjalankan-aksi/baca)

Sedangkan untuk menanggapi pertemuan terbatas antara Pertamina dengan Pije, Sigit menilai kedua pihak sama saja, saling menutup-nutupi. Akan lebih mudah diketahui kebenarannya jika terdapat pihak ketiga. Tetapi, Sigit menganggap yang dilakukan Pije juga bukan praktik politik dua kaki.

“Tapi kalau di sini beda, enggak ada hubungannya dengan politik dua kaki. Cuma yang pelakunya ini sama, tapi programnya beda. Karena sudut pandang saya, ini beda pembahasan, enggak ada hubungannya dengan aksi," jelasnya.

Tak Paham dengan Istilah Politik Dua Kaki

Mujihat tidak banyak memberi komentar terkait pertemuan antara Aldo dan Pertamina. Ia setuju dengan apa yang dikatakan Aldo. Menurutnya mahasiswa memang harus menjadi ujung tombak bagi masyarakat. Perihal aksi memang telah menjadi idealisme mahasiswa yang memiliki peran kontrol sosial untuk mengawal jalannya roda pemerintahan.

Sementara untuk temu antara Pertamina dengan Pije, Mujihat tidak memberi tanggapan soal politik dua kaki yang mungkin dilakukan Gubernur BEM FEB tersebut. Sebetulnya ia sendiri baru mendengar istilah itu.

Ia coba mengarahkan ke sektor pembahasan lain. Ia menceritakan pengalamannya saat hadir di salah satu kegiatan FEB yang juga mengundang komisi II DPRD Kaltim sebagai salah satu pemateri. Setelahnya Mujihat dengan beberapa kawan melakukan obrolan kecil untuk bertukar pikiran terkait masalah agenda-agenda organisasi.

Mujihat mengaku di situ sudah mendapat informasi bahwa BEM FEB telah bekerja sama dari awal sebelum aksi tolak kenaikan harga BBM terlaksana. Mujihat memandang persoalan ini dari dua sisi, kerja sama dan aksi. Baginya siapa pun itu pasti butuh keluar untuk melakukan kerja sama. Sedangkan aksi, hal ini memang merupakan idealisme mahasiswa jika terjadi hal-hal yang genting dan darurat sebagai penyampai aspirasi rakyat.

"Kalau memang ada masalah kerja sama antar instansi dan lain sebagainya. Ya tetap, silakan saja, terserah organisasi mahasiswa yang sekarang. Adapun masalahmu, saya enggak tahu kalau ada masalah-masalah apa pun itu," jelas Mujihat.

Ia menambahkan jika bentuk kerja sama itu adalah untuk kegiatan terbesar dalam sebuah organisasi, Mujihat mempersilakan untuk melakukannya. Sebab ia sendiri tidak ingin mencampurkan antara idealisme dengan kerja sama.

Alam Nugraha juga tak banyak berkomentar terkait pertemuan Aldo dan Pertamina. Apa yang telah diutarakan Aldo dalam pemberitaan Sketsa disetujui saja oleh Alam. Lalu untuk Pije, ia juga sama mengatakan tidak ada sangkut pautnya antara aksi dengan event.

Alam menuturkan aksi yang dilakukan oleh Aliansi Garuda Mulawarman memiliki landasan yang jelas, yaitu keresahan masyarakat terkait kelangkaan BBM non-subsidi. Menurutnya apa yang dilakukan Pije bukan sebuah masalah.

"Sama saja misalnya kita aksi di rektorat, aksi di dekanat, kita teriak ke dekan, WD. Besoknya bisa saja kita minta proposal dana dan lain-lain," ujar Alam.

Saat diminta tanggapan mengenai politik dua kaki Pije, seperti Mujihat, ia juga tidak mengetahui istilah tersebut. Sehingga ia tidak bisa memberikan pernyataan terkait arti dari istilah politik dua kaki. (nhh/dan/erp/syl/len/sut/wal)



Kolom Komentar

Share this article