Berita Kampus

Samarinda PPKM Level 3, Satgas Covid-19: Akan Kembali Luring dengan Penyesuaian

Unmul berencana mengadakan kuliah luring dengan sistem selang-seling, ketika PPKM Samarinda berada di level tiga.

Sumber Gambar: unmul.ac.id

SKETSA - Rabu, 2 Februari 2022 kemarin, Unmul terapkan kuliah luring usai pandemi yang membatasi kegiatan civitas academica. Meski dengan protokol kesehatan dan teknis kembali pada tiap fakultas, Unmul kembali dihadapkan dengan naiknya kasus Covid-19, sehingga sistem perkuliahan kembali daring.

(Baca: Edaran Pembelajaran Luring Dikeluarkan, Mustofa: Disesuaikan dengan Kondisi Tiap Fakultas)

Melalui Surat Edaran Rektor Nomor 1085 Tahun 2022, pembelajaran akhirnya diputuskan kembali daring hingga Senin, 6 Maret mendatang. Ini dengan pertimbangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Samarinda yang berada di level tiga.

Pada Senin (21/2), Sketsa menghubungi Mustofa Agung, Wakil Rektor Bidang Akademik. Disampaikan olehnya kenaikan kasus Covid-19 di Unmul umumnya tak berasal dari proses belajar mengajar (PBM). Melainkan dari perjalanan luar daerah yang dilakukan tenaga kependidikan, pun mahasiswa kala kembali beraktivitas di Samarinda.

Lebih lanjut ketika disinggung mengenai proses pembelajaran yang kembali daring, Mustofa menyatakan bahwa keputusan tersebut sudah seharusnya ditempuh mengingat keselamatan civitas academica adalah hal yang utama. Namun, PBM secara luring tetap diperlukan sebagai proses adaptasi.

“Luring juga dibutuhkan dalam relaksasi agar kita bisa beradaptasi dengan New Normal, karena kasus positif akan selalu dijumpai ke depan, seiring dengan mutasi virus Covid-19,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Nataniel Tandirogang selaku Ketua Satgas Covid-19 di Unmul juga diminta keterangannya oleh Sketsa. Pada Selasa (22/2) lalu, Nataniel juga membenarkan bahwa kenaikan kasus positif Covid-19 di Unmul tidak semata-mata atas faktor kuliah luring.

Fakta ini ia sampaikan sebab, pada pemeriksaan antigen maupun PCR sebelum perkuliahan luring beberapa waktu lalu berlangsung. Hasilnya tunjukkan beberapa mahasiswa telah positif Covid-19 sebelum pembelajaran tatap muka di kampus.

“Jadi, kita kurang lebih periksa lebih dari pada 1000, yang positif kurang lebih 30-an, atau kalau saya hitung positive rate-nya itu kurang lebih 5,3%,” jelasnya melalui sambungan telepon Whatsapp.

Apabila menjejaki 6 Maret mendatang PPKM Samarinda meningkat menjadi level empat, perkuliahan tetap berlangsung secara daring. Sebaliknya jika kondisi stagnan, PPKM Samarinda di level tiga, Unmul bermaksud melakukan peralihan pembelajaran secara luring.

Secara teknis, itu dimaksudkan agar perkuliahan dilangsungkan secara bergantian. Dua minggu PBM berlangsung luring, dengan dua minggu berikutnya berlangsung daring. Pola yang sama dilakukan hingga status level PPKM Samarinda menunjukkan penurunan.

“Kalau misalnya ternyata PPKM level 3 tetap, kita akan masuk luring dengan selang waktu per 2 minggu. Namun, kalau PPKM Samarinda naik menjadi level 4, tentu kita akan tetap pada posisi daring.”

Adapun Zefany Brilian mahasiswi FF angkatan 2020 yang berkesempatan merasakan perkuliahan secara tatap muka pada periode tersebut juga turut membagikan pengalamannya pada Sketsa.

Menurutnya meski ruang kelas sudah diatur sedemikian rupa, fasilitas ruangan yang sempit juga jadi kendala. Hal ini diperparah pula dengan banyaknya mahasiswa yang kurang menaati Prokes seperti menggunakan masker yang tidak sesuai standar, berkerumun, sampai tidak mencuci tangan sesudah berkegiatan.

“Pokoknya tuh enggak ketat-ketat amat, masih ada yang memakai masker tipis. Untuk kelasnya itu dibagi-bagi namun jumlah orang dengan kondisi kelasnya itu sangat-sangat kecil sehingga tidak sesuai (dengan) yang diinginkan,” jelasnya melalui pesan Whatsapp Selasa (22/2). 

Berkenaan dengan prosedur pengecekan suhu badan sebelum kegiatan perkuliahan dimulai, Zefany mengaku hal tersebut tidak dilakukan setiap saat. “Kalo soal check-in suhu iya, tapi kadang-kadang. Kalau sudah kepepet waktu jam masuk kadang asdos itu lupa ngecek. Kalo nge-scan pakai Pedulilindungi itu enggak ada sih setahuku,” tutupnya. (ahn/ems/jla/nkh)



Kolom Komentar

Share this article