Berita Kampus

Salah Paham, DPM FISIP dan BEM Hukum Keroyok Wapres BEM KM Unmul

Aksi pemukulan DPM Fisip dan BEM Hukum di halaman Auditorium hari ini (22/08)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  – Aksi premanisme kembali terjadi di Unmul. Parahnya, kali ini dilakukan oleh sesama mahasiswa. Kisahnya berawal dari salah paham, Dimas Ronggo Gumilar Prabandaru, Wakil Presiden (Wapres) BEM KM Unmul hampir jadi bulan-bulanan aksi pengeroyokan yang dilakukan mahasiswa dari DPM FISIP dan BEM Hukum.

Ketua DPM FISIP, Redi Irawan yang dikonfirmasi terkait upaya pengeroyokan itu memaparkan, perkelahian terjadi sekitar pukul 11.00 Wita di posko BEM KM Unmul yang berdiri di halaman Auditorium. Dia menyebut, upaya pemukulan atas Dimas tak terelakkan karena DPM FISIP dan BEM Hukum merasa ditantang berkelahi untuk menyelesaikan cekcok mulut yang terjadi sebelumnya. Cekcok bermula dari protes anggota DPM FISIP atas berdirinya posko pendaftaran PAMB 2016 di lokasi posko BEM KM Unmul.

Bersama sejumlah anggota dari DPM FISIP dan BEM Hukum, Redi mengaku, mendatangi posko BEM KM Unmul untuk meminta klarifikasi. Menurutnya, hal tersebut tidak boleh dilakukan. Sebab, kepanitian PAMB 2016 diemban oleh seluruh UKM tingkat universitas, bukan lagi BEM KM Unmul seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

“Maksud kedatangan kami hanya untuk meminta klarifikasi. Tapi, Dimas malah berkata-kata dengan nada menantang. Akibatnya, upaya pemukulan pun tak terelakkan,” terang Redi.

Bagi dia, berdirinya posko tersebut merupakan pelanggaran atas komitmen yang telah disepakati. Pihaknya amat kecewa atas sikap BEM KM Unmul. “Kami tidak permasalahkan poskonya. Yang jadi masalah, mereka melayani pendaftaran PAMB 2016. Berdirinya bersebelahan dengan posko info Maba yang seharusnya juga dijalankan oleh panitia PAMB 2016," pungkasnya.

Anggota DPM FISIP lainnya, Muhammad Akbar, mengungkapkan, protes penentuan lokasi pendaftaran sepihak yang dilakukan BEM KM Unmul juga disampaikan BEM Hukum. Upaya pengeroyokan di posko BEM KM Unmul kepada Dimas itu, dikatakannya, sebagai peringatan keras kepada BEM KM Unmul. Dia bersyukur, Muhammad Teguh Satria, Presiden BEM KM Unmul akhirnya memberikan klarifikasi. “Teguh bilang posko itu akan segera ditutup,” tuturnya.

Terpisah, Ketua Panitia PAMB 2016 Al Randy Khayuris mengatakan, adanya keputusan BEM KM Unmul dalam mengambil alih pendaftaran PAMB terjadi tanpa sepengetahuan dirinya. "Saya merasa dilangkahi dan tidak dianggap. Saya sama sekali tidak tahu posko itu ada. Mereka benar-benar tidak menghargai kepanitiaan,” tutur Randy kecewa.

Sementara itu, Hardjuno yang disebut-sebut melakukan upaya pemukulan atas Dimas masih enggan memberikan konfirmasi. “Nanti saja itu dibahas, aku masih ada kesibukan,” ujarnya saat dihubungi Sketsa melalui sambungan telepon.

Sementara itu, saksi mata di lokasi perkelahian, Ruth Santi Annisa, kepada media ini menceritakan, percobaan pemukulan yang dilakukan gerombolan mahasiswa dari DPM FISIP dan BEM Hukum kepada Dimas Ronggo bermula dari cekcok mulut tentang pendaftaran PAMB di posko milik BEM KM Unmul. Padahal, sebelumnya pendaftaran tersebut sudah disepakati oleh panitia PAMB. Yang mana panitianya merupakan mayoritas perwakilan dari UKM tingkat universitas.

"Mereka tiba-tiba datang dan merobek pengumuman pendaftaran PAMB yang sudah diberhentikan sementara. Karena ingin cari masalah pengumuman pendaftaran Kuliah Super dari BEM KM Unmul juga robek. Ditegur baik-baik malah marah. Ngajak kelahi dan coba pukul Pak Dimas. Ya meskipun tidak kena," kisahnya.

Sementara itu, Presiden BEM KM Unmul Teguh Satria mengatakan, meski sempat terjadi keributan dan percobaan pemukulan atas Dimas, namun permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara baik-baik. "Hanya salah paham. Sekarang sudah selesai. Sementara posko pendaftaran PAMB 2016 di BEM KM Unmul kami tutup. Masalah tadi (pemukulan) siang tidak perlu diperpanjang. Sudah damai," tuturnya singkat. (aml/im/e2)






Kolom Komentar

Share this article