Berita Kampus

Prahara Aksi Tolak Uang Pangkal Unnes

Aksi mahasiswa Unnes yang menolak uang pangkal Kamis (7/6) pekan lalu berakhir ricuh. (sumber foto: Semarangpos)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Aksi mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang menolak uang pangkal pada Kamis (7/6) pekan lalu berakhir ricuh. Disinyalir mobil yang dikendarai Rektor Unnes, Fathur Rokhman, menabrak dan melukai beberapa mahasiswa yang berunjuk rasa ketika hendak keluar dari halaman rektorat. Tak pelak, kejadian tersebut menjadi viral di media sosial. 

Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan Semarangpos, Fathur membenarkan bahwa ialah yang mengendarai mobil tersebut dan ada aksi penghadangan. Namun, ia membantah jika ada mahasiswa yang ditabrak. Fathur enggan bertemu dengan massa aksi karena mendapat ancaman verbal dan fisik. 

Di sisi lain, Fathur merasa cara penyampaian tuntutan massa aksi tidak akademis dan terkesan memaksakan kehendak. Fathur menduga sebagian dari mahasiswa hanya melakukan aksi simbolis dengan merebahkan tubuh di depan mobilnya agar terlihat tertabrak. Dia menduga aksi tersebut ditunggangi oleh oknum luar. 

Terkait penetapan uang pangkal, Fathur menyatakan keputusan tersebut sudah sesuai dengan Permenristekdikti No. 39/2017, yang menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berhak memungut uang pangkal dari mahasiswa jalur seleksi mandiri. 

Berdasarkan kronologis yang tersebar di media sosial, dijelaskan bahwa mobil Rektor Unnes yang hendak keluar menolak tuntutan mahasiswa dan menerabas massa aksi yang menghadang. Dalam keterangan yang diterima Tempo, hal tersebut dibenarkan oleh Julio Harianja, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam barisan aksi. 

Julio menyayangkan arogansi pihak kampusnya dan aparat keamanan. Ia dan mahasiswa lainnya merasa kesal karena terus-terusan dikelabui banyak mobil yang keluar dari halaman gedung rektorat. Ia bahkan mengakui salah satu temannya menjadi korban tabrakan terluka parah. Julio bahkan melihat ada oknum keamanan yang mendorong mahasiswi dengan tidak senonoh.

"Kami sudah memperingatkan, uang pangkal adalah pemicu konflik. Dalam Permenristek disebut tidak ada kewajiban memberlakukan uang pangkalan. Kami akan terus mengkampanyekan soal itu," tegas Julio. 

Menanggapi hal tersebut, BEM KM Unmul mengadakan Aksi Jumatan pada (8/6) sebagai bentuk solidaritas terhadap kejadian yang menimpa mahasiswa Unnes. Aksi Jumatan dilaksanakan di depan gerbang Unmul. Adapun pernyataan yang disampaikan BEM KM Unmul adalah mendukung aksi yang dilakukan mahasiswa Unnes, menolak tindakan represif kampus, serta menuntut pihak birokrat Unnes untuk berdialog dengan mahasiswa Unnes sebagai bentuk transparansi kebijakan.(pil/els)



Kolom Komentar

Share this article