Berita Kampus

Pemira 2019: Ancaman Pembubaran Hingga Kekosongan TPS

Suasana Pemira BEM KM Unmul, di FKIP Gunung Kelua.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Fernanda Fadhila

SKETSA – Pemira BEM KM Unmul yang diselenggarakan Jumat (20/12) sepi peminat. Ketua KPPR Unmul, Rahmad Maulana Nasution menyebutkan jumlah suara yang masuk ke sistem sebesar 1659 suara sah. Selain itu, Pemira juga tidak lepas dari berbagai kendala, salah satunya ancaman pembubaran TPS di beberapa fakultas.

DPM Fakultas Ilmu Budaya (FIB) salah satu yang menentang adanya TPS. Alasannya, DPM FIB meminta surat dari birokrat serta meminta surat yang menurut mereka harus ada diberikan. Sedangkan menurut Tion, hal itu tidak diperlukan karena surat hanya ditujukan ke birokrat fakultas.

“Mereka mengancam untuk mengangkut TPS,” ujar Tion, saat di wawancara via pesan daring, Sabtu (21/12).

Dikatakan Tion, sebelumnya ia telah berusaha menemui DPM FIB dan menjelasnya perihal Pemira yang diterima dengan baik oleh pihak fakultas. Tion lalu dipanggil kembali perihal ancaman pembubaran, ia menemui Wakil Dekan III FIB dan mendapat saran untuk membicarakan kembali dengan DPM FIB.

“Walaupun sudah disampaikan oleh WD III, ancaman itu tetap ada oleh wakil DPM FIB. Ancamannya via chat,” ungkap Tion.

Hal yang sama terjadi di DPM Fakultas Pertanian (Faperta), yang meminta petugas untuk menunjukkan surat perizinan dari birokrat fakultas, yang kemudian berujung habisnya waktu pengambilan suara.

“Kami tidak memberikan karena suratnya di birokrat, mereka minta ke kami, agak sedikit aneh tapi yaudah,” jelasnya.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) turut diancam oleh beberapa mahasiswa untuk dibubarkan. Namun hingga TPS tutup, pembubaran itu tidak terealisasi.

Tidak Ada TPS

Terlepas dari ancaman pembubaran, kendala lain yang dihadapi KPPR ialah tidak dibukanya TPS di tiga fakultas. Yakni, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Kedokteran (FK). Terkait hal ini, Tion membeberkan akan mengeluarkan rilis resmi. Meski begitu, ia tetap menyampaikan alasan singkatnya.

Dikatakan Tion, kosongnya TPS di FISIP merupakan antisipasi KPPR akan diadakannya boikot TPS oleh DPM FISIP. Bukannya tanpa alasan, sejak diadakan konsolidasi DPM se-Unmul, DPM FISIP terang-terangan mengatakan untuk memboikot TPS.

“Kita ragu kalau buka posko di sana bakal aman. Kami enggak mau ambil sikap yang nantinya akan merugikan kami. Selain itu, fasilitas yang kami pinjam itu milik orang lain, bukan milik pribadi. Jadi di FISIP kami alihkan ke TPS terdekat,” terangnya.

Sementara itu, kekosongan TPS di FT terjadi karena tidak adanya konfirmasi dari birokrat kampus terkait perizinan kegiatan.

“Kalau di FT, surat sudah kami masukkan ke birokrat fakultas h-2. Tapi tidak ada respons dibolehkan atau enggak. Kalau enggak ada izin kami juga khawatir buka posko di sana,” jelas mahasiswa FPIK semester 5 ini.

Sedangkan di FK, Tion mengakui adanya kesalahan dari tim KPPR, yang bermula dari kurangnya SDM. Sebenarnya, penanggung jawab TPS di FK telah ditentukan. Namun, hingga pelaksanaan petugas justru saling tunjuk dan berujung tidak sempatnya diantar bilik TPS.

“Kami ingin maksimal, tapi karena SDM dan kondisi waktu yang memberatkan kami, maka ini yang bisa kami maksimalkan,” pungkasnya. (ann/wil)



Kolom Komentar

Share this article